Baper - 04

1.7K 120 7
                                    

🎵 Gummy - You Are My Everything [OST

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎵 Gummy - You Are My Everything [OST. Descendants of the Sun]

|•|•|•|

Namakamu POV

Hari ini pelajaran IPA, bersama guru yang sangat killer, dia nggak akan kasih ampun kalo anak didiknya gak ngerjain tugas yang dikasihnya.

Pak Killer. Itulah sebutan dari kami untuk guru itu.

Kepala botak, jenggot baplang, tatapan sinis, senyuman iblis, kekehan jahat, dan penggaris keramat.

Penggaris itu sudah dia bawa sejak dia menjadi guru di SMU Harapan Bangsa, dan para mantan siswa/i di SMU ini sudah mengetahuinya.

Tapi, kata anak-anak, pak Killer sangat menganak emaskanku. Tapi, aku tak merasakannya. Aku sama kok diperlakukan seperti siswa/i yang lain.

Tapi, kata teman-teman kelasku nggak. Katanya, aku sangat dianak emaskan oleh pak Killer.

Ah sudahlah, lagian itu pasti perasaan mereka saja.

Pelajaran sudah berlangsung ketika pak killer datang. Beliau menyuruh kami mengerjakan soal Pilihan ganda plus Uraian halaman 205-207.

Kami mengerjakan dengan seksama. Sepanjang pelajaran pak Killer mengitari seluruh meja kami untuk memastikan bahwa kami tidak menyontek.

2 jam pelaran IPA pun berlalu. Saat ini, kami semua sedang beristirahat mengisi perut kami yang kosong.

🌞🌞🌞

"(Nam), tadi pelajaran apa?" tanya Ari padaku.

Saat ini kamu berdua sedang ada dibalkon kamar masing-masing. Cuaca malam ini sangat mendukung dengan taburan bintang dan cahaya bulan diatasnya.

"Tadi pelajaran IPA, Emang kenapa?" aku mengerutkan keningku sambil memakan permen lollipop warna-warni.

"Enggak. (Nam), bantuin gue dong!" pinta Ari.

"Selagi gue bisa, gue bakal bantuin lo. Emang, lo perlu bantuan apa?" tanyaku padanya.

"Gue mau nembak Aisyah. Gue mau nyatain perasaan ke dia. Gue udah lama suka sama dia, (Nam)," jelasnya.

Deg.

udah keduga bakalan kaya gini sih akhirnya Batinku.

"Ohh, bagus dong. Lo harus tembak dia, kalo nggak nanti di ambil orang" kayak aku.

"Tapi gimana (Nam)? Gue takut ditolak."

"Ri, kegagalan adalah proses menuju kesuksesan. Lo tau kan peribahasa itu?" tanyaku.

"Iya sih, tapi ---" ucapannya kupotong.

"Nggak ada tapi-tapian! Pokoknya besok siang lo harus ke rumah gue, kan besok sabtu, jadi kita bisa susun rencana," jelasku. Dia hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Makasih, (Nam). Lo emang sahabat terbaik, gue," ucapnya sambil tersenyum lebar dan tulus.

Aku hanya mengangguk. Rasanya aku ingin menumpahkan air mataku saat ini. Tapi, segera kutahan karena tidak mungkin aku menangis didepan Ari.

Gimana gue gak bisa nolak coba, Ri? Gue bahagia asalkan lo bahagia. Gue seneng kalo lo seneng. Karena kebahagiaan gue ada pada lo. Ya walaupun gue harus nahan rasa sakit ini. Batinku.

"Ri, udah malem. Gue mau tidur dulu ya. Jangan lupa besok datang ke rumah. Good night, bye, Ri," ucapku. Lalu kulangkahkan kakiku memasuki kamarku.

Aku tak mendengar balasan dari Ari. Aki langsung menenggelamkan wajahku di bantal dan berteriak sekeras-kerasnya.

Kenapa ini begitu sakit?

Kenapa ini begitu sesak?

Kenala ini begitu menyakitkan, sampai-sampai aku mengeluarkan air mataku?

Kenapa aku begitu terpukul mendengar berita ini?

Harusnya aku senang, tapi, kenapa aku malah bersedih?

Karena aku mencintai Ari.

Aku mencintainya.

Tapi, aku tak bisa mendapat balasan darinya.

Aisyah adalah orang yang tepat untuknya.

🌞🌞🌞

Hari ini hari Sabtu. Hari dimana aku akan membuat rencana untuk Ari karena ia akan menembak Aisyah.

Ya ku akui aku sangat sakit hati, tapi mau bagaimana lagi? Toh, Ari memang tidak mencintaiku.

Aku akan melakukan apapun yang membuatnya bahagia. Dan mungkin akau akan mengorbankan perasaanku untuk kebahagiaannya

Disini lah aku, duduk manis di ruang keluarga dengan mata memandang kosong kedepan.

Bunda dan Ayah sudah pulang semalam. Aku tidak bisa menyambutnya karena aku sudah tertidur.

Suara ketukan pintu menyadarkanku, aku langsung membuka pintu ternyata itu Ari.

"Hai, Ri. Masuk," ajakku. Dia mengangguk.

"Mau minum? Atau camilan? Bentar gue ambilin dulu."

Aku sudah mengambil dua gelas orange juice dan beberapa camilan basah dan kering.

"Oke, jadi gini, Ri. Lo mau nembak dimana? Di sekolah apa di cafe?" tanyaku terlebih dahulu.

"Gue sih pengennya di Sekolah, biar anak-anak tau," ucapnya. Aku hanya mengangguk.

"Berarti, rencana ini bakalan di lakuin hari senin kan? Jadi, gini rencananya ---"

🌞🌞🌞

Hayoh, digantung! Kagak enakkan? Apalagi digantungin sama Gebetan or DOI kite. Hiks :'(

Kek jemuran aja ya? Digantungin kagak diangkat, diambil orang aja marah-marah -_-

Jangan Lupa VOTE and COMMENT gengges, karena satu comment dan vote dri kalian sangat berarti bagi kami yang membutuhkan-eh?

#SAVEVOMMENT!
#BUDAYAKANVOMMENT!
#AYOVOMMENT
#BUTUHVOMMENT

[P.s maaf cerita semakin absurd, orang yang nulisnya aja absurd 😂😂]

28 - Oktober - 2016

Arham (Remaja Absurd)

[1] Anti Baper • AriirhammTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang