Pagi begitu cerah, gadis itu membuka korden dan jedelanya. Ia mengambil ponsel miliknya dan membuka pesan kakao miliknya.
"Selamat pagi sayang. Aku mencintai mu" ia mengetik tombol send, dan pesan itu telah terkirim. Namun wanita itu menekan copy-paste pada tulisanya tadi dan kembali mengirimkan pesannya lagi pada orang yang sama dan itu ia lakukan sebanyak tiga kali berturut-turut.
Jangan heran, itu hanya semacam ritual yang harus ia lakukan. Dia bukan seseorang yang overprotective hanya saja dia ingin memastikan jika kekasihnya akan membaca pesannya dengan baik. Tidak masalah bukan ?.
Gadis muda cantik itu bernama Park Shin Hye, seorang wanita keturunan Korea-Jerman yang begitu sangat amat cantik, jadi tidak heran jika ia mempunyai mata yang lebih besar dari orang Korea kebanyakan.
"Ok. Kita lakukan sekarang" pekiknya senang. Ia memakai masker, mengenakan sendal yang tertutup dan juga sarung tangan karetnya lalu bergerak mengambil sapu dan pel. Ia membersihkan setiap sudut apartemennya tanpa meninggalkan satu celah sedikitpun. Ia tidak ingin, noda sekecil apapun menyelip diapartemennya. Itu akan membuatnya bersin dan flu. Dan Shin Hye tidak suka jika dia harus sakit.
Shin Hye menyipitkan matanya, saat ia lihat ada bagian celah yang masih tertempel debu. Dia kembali mengenakan maskernya, mengambil kain basah dan melap bagian kotor itu.
Ia menatap sekelilingnya dengan riang. Sebelum akhirnya ia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
***
Hampir satu setengah jam lamanya, gadis itu baru keluar dari kamar mandinya. Wajahnya bahkan sudah pusat pasi, bibirnya mengering dan jari-jarinya sudah mengembang. Tapi Shin Hye tidak menghiraukan keadaan itu, yang terpenting untuknya sekarang adalah, dia bersih.
Setelah mengenakan kemeja kebesaran milik kekasihnya, ia melompat keatas kasurnya, mencek ponselnya dan tersenyum saat ada satu pemberitahuan. Ia membuka pesan kakao-nya, membaca pesan itu dan kemudian mengulangnya kembali sebanyak tiga kali. Semua itu ia lakukan tanpa sebab, semua seperti, telah menjadi kebiasaan untuknya. Mengulangi segala hal minimal tiga kali dan maksimum ? Tak terhingga. Shin Hye hanya ingin menjadi seorang yang teliti agar tidak mengecewakan. Itu saja.
"Aku akan kesana sebentar lagi" eja Shin Hye membaca ulang pesan kekasihnya. Ia memekik girang dan beranjak pergi kemeja riasnya.
***
Seorang laki-laki dengan celana jins hitam, kaos polo putih yang hanya dilapisi jaket kulit itu masuk tanpa permisi. Ia menghapal kode pintu apartemen kekasihnya dengan baik. Dan dia juga bebas keluar masuk apartemen itu sesuka hatinya. Ia menyapu pandangannya keseluruh sudut apartemen, namun tidak menemukan kekasihnya sama sekali.
"Shin Hye sayang !!! Aku datang !!!" teriak laki-laki itu. Ia berjalan ke dapur dan mencuci tangannya dengan sabun. Ini juga salah satu kebiasaan yang Shin Hye terapkan padanya. Selalu mencuci tangan sebelum tangan pria itu menyentuh tubuhnya. Dan pria itu sangat mengerti.
"Yong Hwa !!! kamu sudah datang ? Ok. Tunggu sebentar" pria yang dipanggil Yong Hwa itu hanya menggeleng tak mau pusing. Ini juga kebiasaan Shin Hye, selalu membuatnya menunggu. Dan Yong Hwa sangat tau jika wanita itu sedang mengaplikasikan make-up kewajahnya dan berulang-ulang wanita itu akan bercermin mencari kesalahan diwajahnya. Jika ia sudah merasa puas, ia baru akan menemui Yong Hwa. Yong Hwa sangat tau itu. Padahal tanpa perlu polesan bedak atau apapun itu kekasihnya akan selalu cantik dimatanya.
***
Benar saja perkiraan Yong Hwa, Shin Hye masih berada didepan cerminnya sejak tiga puluh menit yang lalu. Padahal dia cuma memberikan bedak dan lipstick diwajahnya. Dia tersenyum centil didepan cermin dan keluar dari kamarnya.