Sandi
Aria membalikkan tubuhku. Dia memegang bahuku dan menatapku tajam. Hati ini rasanya sangat sakit melihat bola mata nya yang coklat mengingatkan ku kepada seseorang. Tapi di lain sisi, hati ini bergetar. Sangat nyaman hati ini saat aku dekat dengannya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan perasaan ku? Begitu labil. Tentunya Aria melihat mata ku yang bengkak menangis, air mata ku masih bercocoran saat dia membalikkan badan ku. Moment yang sangat tidak pas, Aria pasti melihat wajah ku yang menyedihkan ini.
Aria melepaskan tangannya dari bahuku dan mengangkat dagu ku,"Lo kenapa ngehindar San? Gue cuma mau nanya dan minta maaf kalo misalnya gue punya salah. "
Lo ga salah apa-apa Aria,ini salah gue please. Gue gamau masa lalu datang kembali ke pikiran gue. Please jauhin gue. Batin Sandi.
"APA-APAANSIH LO?!PERTAMA, GUE BARU KENAL SAMA LO DAN LO UDAH BUAT KAKI GUE DIJAIT KAYA GINI SAMPE-SAMPE BUAT JALAN PUN SUSAH.KEDUA, GUE DIKATAIN LO CEWE KERAS KEPALA DAN EGOIS DAN SEKARANG LO MUJI GUE? GA SALAH TUH! JANGAN KIRA GUE BAPER CUMA GARA-GARA INI, KARNA NGELIAT MUKA LO AJA GUE UDAH MUAK. DAN YANG TERAKHIR, TOLONG JAUHIN GUE!GUE BENCI SAMA LO!." Sandi membentak Aria dengan emosi yang meluap-luap.
"Lo tuh kenapa sih keras kepala banget?!Dibaikkin malah gini. Apa sahabat-sahabat lo ga muak dengan sifat keras kepala lo ini?. Dan lo gausah ngungkit-ngungkit kejadian kemarin! Gue udah tanggung jawab. Gue kira lo baik dan ternyata lo sama kaya cewe lain, egois." Aria membalikkan badannya dengan rasa penuh kecewa. Sangat kecewa.
Sandi kembali ke bis nya. Disana sudah ada Anata dan Gita yang khawatir mencari-cari Sandi.
"Yaampun San lo kemana aja sih?!Kita khawatir tau!." Gita kesal.
"L-Lo kenapa San?." Anata memegang pundak temannya itu.Sandi memeluk Anata.
"Gue benci banget sumpah sama Aria. Dan harusnya sejak awal gue ga ketemu sama dia." Tangisan Sandi berubah menjadi amarah.
"Kalo lo kesel, benci kenapa lo bisa sampe nangis gini seharian?." Pertanyaan Gita membuat ku sadar. Aku melepaskan pelukkan Anata.
"Gue benci sama dia karna sesuatu. Lo inget Davis?." Sandi menatap kedua temannya.
"Mantan lo kan?." Anata betanya kebingungan.
"Iya dan gue baru putus 3bulan itu cukup lama sih, gue manfaatin waktu itu untuk ngelupain dia dan kenangan-kenangan busuk dia sama gue." Sandi menatap keluar jendela.
"Terus apa hubungannya?." Lagi-lagi wajah kebingungan kedua temannya muncul.
"Gue pernah natap mata Aria sekali, dan saat gue natap matanya gue langsung inget sama satu cowo yaitu Davis. Sumpah matanya mirip banget. Makannya gue mau ngejauh dan benci sama Aria." Sandi menghela nafas.
Rasa penasaran Gita masih besar,"Eh emang kejadian lo sama Davis gimana sih?gue lupa. Kenapa lo bisa segitu bencinya?."
"Kalian tau kan gue udah pacaran sama Davis kurang lebih 2 Tahun an. Ya gue kira gue sama Davis bakal langgeng dan gue kira Davis cowo baik. Pas gue sama Davis setahun dia jadi berubah gitu. Lebih suka main sama cewe lain lah. Di chat juga dingin, slow respon banget . Dan Akhirnya gue frontalin kedia gue nanya ke dia kenapa berubah gitu,itu tuh 6 bulan sebelum gue putus.Dia sempet berubah.Malah gue sama dia jadi sering jalan bareng dan dia ngasih gue bunga pas anniv.
Nah pas kenaikkan kelas gue ga ketemu dia,kata temen sekelasnya dia sama ortunya dateng paling akhir. Dan gue nyobain spam berhari-hari,ngefreecall lah tapi ga di read sama sekali. Gila ga sih?! Sampe gue nanya ke temen-temen sekelasnya,gaada yang tau. Dan sebulan berlalu..." Sandi menyelesaikan cerita tentang dirinya dan Davis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Flow
Teen Fiction[H I A T U S] Logika Dan hati ga sependapat. Antara gengsi,harga diri,egois Dan rasa ingin memiliki,rasa ingin memulai duluan. Apakah aku bisa meluluhkan dia?