3.Laut sang saksi

145 51 8
                                    

Siang itu di bawah teriknya matahari dan juga keadaan diantara Sandi dan Aria yang semakin canggung.

"Lo ko diem aja?Gue ulang lagi ya. Lo gatakut sendiri?Sini gue temenin. Jalan yuk?." Aria mengulangi ajakannya itu. Sandi yang daritadi hanya menunduk akhirnya mengangguk tanpa sedikit pun kata keluar dari mulutnya.

Apa yang terjadi sama gue?Kenapa gue jadi canggung gini.

Untuk yang pertama kalinya, hati Sandi bergetar ketika mendengar suara seorang cowo yang tiba-tiba mengajak dia jalan. Rasanya dia menemukan kembali sebutir cahaya yang akan tumbuh lagi.

Perasaannya tidak bisa dibohongi,cowo itu tidak bisa hilang dari pikirannya, Kata-kata yang cowo itu ucapkan kepadanya selalu ada di pikirannya dan susah untuk dilupakan. Karna Sandi tidak percaya bahwa cowo se nakal, se nyebelin dan se mesum itu bisa jinak dan menurut dia, ajakan Aria yang tadi mengubah pandangannya sebagai cowo cuek menjadi cowo yang perhatian.

"Lo ko ga bersuara sih?Biasanya bawel marah-marah kaya orang gila."
Sandi tercengang mendengar itu, mood nya berubah jadi emosi dan menginjak kaki Aria.

"Ih lo tuh apaan sih!Udah maksa ngajak, komen mulu lagi! Meningan tadi gue nolak ajakan lo dah!."
Aria yang tawanya sudah ingin meledak, mengurungkan niatnya untuk tertawa.

"Terus kenapa lo mau gue ajak?Kenapa lo lama mikirnya?Oh!Gue tau,lo... baper yaaaa?" Aria melangkah mendekati badannya ke Sandi yang membuat Sandi merasa tidak nyaman dan geli.

"Ngaco banget da lu! Ngapain gue baper sama lo. Kaya gaada cowo lain aja iwh. Dah gue mau balik,nyesel gue ikut sama lo." Sandi melangkahkan kakinya bergegas pergi meninggalkan Aria namun Aria terus menerus mengejarnya. Malah mereka seperti tom and jerry yang jadinya kejar-kejar an memutari pantai. Tapi rasa sakit di jaitan kaki Sandi tak terasa, walaupun luka jahitan itu kini sudah mengeluarkan darah.

"Stopp!!! Gue cape sumpah dikejar lo!" Sandi ngos-ngos an, mencoba mengatur nafasnya yang tidak beraturan.

"Lagian lo sihh gue bilang berhenti ehh malah mancing gue buat ngejar lo."
Saat Aria berbicara, tubuh Sandi tiba-tiba terjatuh ke hamparan pasir.

Keadaan itu membuat Aria kaget dan refleks membantu Sandi bangun dan niat untuk menggendong nya.

"Ehhh San! Lo kenapa!! Bangun San!!." Aria mengguncang-guncang tubuh Sandi yang terjatuh. Sudah beberapa menit Aria berusaha membangunkan Sandi tapi tetap saja sama hasilnya,sia-sia.

"Cieee khawatir ya gue pingsan." Aria terbelalak mendengar suara itu, Sandi ternyata tidak pingsan dia hanya mengerjai Aria. Aria berdiri dan menjitak kepala Sandi.

"Aww!"

"Lo apa apaan sih galucu tau! Kalo gitu mening gue tinggalin lo disini, bodo amat lo mau kebawa sama arus laut juga." Aria berjalan meninggalkan Sandi yang masih duduk di pasir.

"Tungguin gue dong main pergi-pergi aja lo."

"Lagian lo harusnya ga ngerjain gue dong." Aria terus berjalan tanpa melihat ke belakang.

"Ya salah lo juga lah, harusnya lo ga main kejar kejaran gini. Gue kan jadi cape, untung asma gue ga kambuh." Sandi membalas dengan omelannya.

"Lah ko jadi gue sih?!Kan lo juga yang mancing gue kenapa jadi gue yang salah!." Aria membalikkan badannya sambil menggeram kesal.

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang