1 - Cowok minang.

139 5 0
                                    

Hari ini, hari pertama masuk sekolah semester Genap. Tak terasa sebentar lagi aku akan naik tingkatan ke SMA. Seragam putih biru ini akan berganti menjadi seragam putih abu-abu. Aku tidak sabar dan sangat menantikan hal tersebut. Tapi dalam mencapai hal itu semua, aku harus berjuang mati-matian sekarang untuk nilai rapotku dan persiapan matang untuk UN. Astaga aku bakal benar sibuk!

Aku melangkahkan kakiku menuju kelas IX-1. Mengingat hari ini first day sekolah, semua kelas pasti kosong tidak ada guru. Yakali baru masuk udah langsung belajar, baru juga otak refreshing sudah ditambah beban belajar lagi hm.

Aku pun meletakkan tas dan duduk dikursiku. Semua temanku sibuk dengan kegiatannya. Sedangkan yg bisa kulakukan saat ini hanya membaca buku. Selembar demi selembar kubuka dan membacanya dgn santai.

"Hai Anis, udah datang?" sahut Artha yg menyamperi dan duduk disebelahku.

"Barusan aja sih" balasku tanpa menolehnya karena aku masih fokus dengan buku yg kubaca.

"Eh Nis kesana yuk liat mereka" ajak Artha yg menunjuk segerombolan murid sedang berkumpul melihat sesuatu.

"Emang lagi lihat apa mereka?"

"Gak tau, makanya kesana ayukk"

"Gak ah lu aja tha, nanti gue kalo dah bosen baca kesana deh"

Artha pun pergi meninggalkanku dan bergegas mendatangi segerombolan murid tsb. Aku kembali membaca bukuku lagi. Tapi ntah kenapa kelamaan aku bosan. Aku pun menutup bukuku dan menyamperi mereka yg bergrombol itu. Aku penasaran apa yg mereka lihat.

Hah nonton film toh kirain apaan.

Karena aku tidak tertarik untuk bergabung dgn mereka, aku memilih untuk menyamperi temanku satu lagi yg sedang duduk dipojok sendirian sambil mendengarkan lagu.

"Sendirian aja mblo" ucapku yg duduk disampingnya. Dia pun menolehku dengan sinis.

"Lu apa gak jomblo Nis?"

Njirr dikatain balik.

"Fine. Gue juga jomblo."

Amel hanya tertawa kecil dan kembali menatap hpnya tsb.

"Heh kelen dua kok gak gabung sama mereka tuh yg rame-rame?" seseorang tiba-tiba bertanya pada kami dua.

"Mereka liat apa?" tanya Amel penasaran.

"Liat aja sendiri"

Amel pun beranjak dari kursinya dan pergi menghampiri mereka. Yah aku ditinggal Amel hiks. Aku pun kembali melihat hpku dan menscrolling home Instagramku.

"Main instagram mulu" ucap anak cowok yg bertanya tadi. Dia mengatakan itu disebelah telinga kananku secara dekat. Spontan aku langsung kaget.

"Anjir ngagetin tau gak" omelku padanya.

Dia pun mendekatkan wajahnya ke layar hpku berusaha melihat apa yg sedang ku lihat.

"Awas ih fik kepala lu ngalangin" omel gue kedua kalinya ke dia.

"Gue juga mau liat" balasnya.

Aku pun melanjutkan scrollingku dan Fikri ikut melihat isi home Ig-ku.

"Eh tunggu stop! Yg tadi naikkin lagi ke atas"

"Ah apaan sih aku mau scroll ke bawah ngapain keatas lagi?"

"Tadi gue belum lihat"

Fikri pun merebut hp dari tanganku dan menscroll keatas lagi.

"HEH HP GUE BALIKKIN!" bentak gue ke dia. Aku berusaha mengambil dari tangannya, tapi sulit untuk kujangkau karena dia terus melayangkan hpku ke segala sisi sehingga membuatku sulit menggapainya.

"Yaudah bawa pulang aja hp gue" jawab gue sok-sok pasrah padahal kalo beneran dibawa pulang sama dia gue bakal mewek. Dia pun mengabaikan perkataan gue.

Anjir gak direspon.

Aku melihat didepan kelas rame sekali. Aku bertanya-tanya ada apa.

"Fik ada apa tuh?" tanya gue ke Fikri yg kebetulan cuman dia org yg disekitar situ dekat dgn gue sedangkan lain pada kedepan semua.

"Oh itu sih Iky mau nembak cewek dari kelas IX-12." jawab dia yg masih melihat hp gue.

"Wah serius? Berarti ntar 4 serangkai yg Jomblo cuman lo doang dong hahaha" balas gue sambil ketawa ngeledek dia karena Jomblo.

"Ya gpp lagian ngapain pacaran, ntar juga ujungnya putus terus musuhan. Mending sekolah dulu, kuliah, kerja, terus nikah baru pacarannya pas nikah." jelas dia panjang lebar.

"Iya betul itu gue setuju. Sekolah abis itu nikah."

"Lah gak kuliah dulu lu? Gak kerja?"

Diam. Seketika gue mengingat lagi apa yg gue katain barusan ke dia.

"EH IYA KULIAH JUGA SAMA KERJA JUGALAH" jawab gue panik.

"Oh ga lanjut SMA?" tanya dia lagi.

"LANJUT LAH MASA ENGGAK SIH."

Fikri hanya senyum-senyum melihat gue. Gue jadi ngerasa canggung didekatnya. Mana tadi panik kayak orang gila depannya. Pantes dia kayak mau ketawa.

Bego banget si Nis, ngomong dipikir-pikir dulu maunya jangan asal sebut.

"Oya Nis, Lo kalo mau cari cowok, orang Minang aja." ucapnya yg masih terpaku dengan hpku.

"Hah emang kenapa mesti Minang?" tanya gue penasaran.

"Iyalah orang Minang tuh ganteng-ganteng. Contohnya kayak Bapakku."

"Masa sih?"

"Yah ga percaya. Buktinya Mamaku terpikat sama Bapakku karena ganteng."

Apa yg dibilangnya mau buat gue ketawa. Tapi maksud Fikri ngomong gitu apa? Kenapa dia-

"Nih Nis hp lu, makasih yah" ucap Fikri dgn menyerahkan hpku lalu pergi meninggalkanku menuju tempat temannya.

Aku ga ngerti ucapan dia sama sekali.

Tunggu..




Aku baru ngerti sekarang.








Bapaknya.









Mamanya suka sama Bapaknya orang Minang.







Itu berarti..







Dia juga Minang. Terus..









Dia ngepromosiin dirinya ke aku karena orang Minang ganteng?!

--

Hai sayank que, kangen aku gak? :-) *plaakk

Yak ini cerita gue yg ketiga! YEY PROOK PROOK. *padahal cerita sebelumnya belum selesai udah buat baru :v

Hehe gue dah gatel mau nulis yg baru soalnya. Hm sorry yah gue baru active lagi kasihan wattpadku sudah berlumut :v *alayzz

Dah gue ga tau mau ngomong apalagi, jangan lupa vote & comments ya guys! Mwah.

AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang