9 - Terungkap.

28 4 0
                                    

Aku hanya menopangkan daguku. Menatapi papan tulis sambil menulis di buku. Ah tak kenapa aku tidak mood hari ini untuk belajar.

Teeettttt!

Bel istirahat berbunyi. Mempertandakan pelajaran Prakarya sudah berakhir. Guru pun segera keluar dari kelas. Aku pun langsung menenggelamkan kepalaku pada meja. Memikirkan respon Fikri selanjutnya soal chat kemarin. Aku benar-benar kacau!

"Nis" seseorang memanggil sepenggal namaku sambil menggoyangkan badanku. Aku pun mendongakkan kepalaku melihat orang tersebut. Ternyata Artha.

"Jajan yuk udah istirahat." ajak Artha sambil menyusun barang-barangnya dan meletakkannya di laci meja.

Aku pun mengangguk dan menyusul kepergian Artha dari meja.

Setelah selesai jajan, aku dan Artha kembali ke kelas. Untungnya Artha tidak sama sekali tahu apa yg terjadi padaku dan tidak bertanya 'kenapa' padaku. Aku melihat Fikri sedang duduk dibelakang dan bercerita dengan temannya. Sesekali dia terkekeh mendengar perkataan temannya itu. Aku melihatnya sebentar dan langsung memalingkan wajahku sebelum dia sadar akan aku yg menatapinya.

Kemudian dia bangkit dari kursinya dan berjalan ke depan kelas melewatiku. Dia sekilas melihatku dan tersenyum. Lalu berlari ke luar.

Hahh ada apa dengan dia? Sepertinya dia tampak biasa saja.

***

Aku pergi ke kamarku setelah selesai makan malam. Karena besok tidak ada pr sama sekali, aku memutuskan untuk fangirling sebentar.

Drrtt. Hpku bergetar. Tampak dilayar handphoneku tiba-tiba muncul balon obrolan. Tak lain tak bukan itu Fikri. Sudah ku duga. Aku pun langsung membuka obrolan tsb. Semoga saja Fikri tidak membahas soal chatku kemarin.

Muhammad A. Fikri
sedang aktif

:Yoo

:Yoo too. U call yohana? Or me?

:Kalau manggil Yohana, I'll use Yo, with one 'o'.

:Bisa ajakan kedouble tbtb o nya :v
:Ok forget it, what happen?

:What do you mean about "what happen"? Are you kinda busy?

:Because you say "Yoo'"to me. So i ask "What happen"
:Hm yes! I don't know what I'll do in saturday night

:Well, I want to ask you something..

:Okay, what is that?

:No, I mean I just wanna chat with you...
:It's about someone that you like..

Aku pun terbelalak kaget saat membaca pesan keduanya. Tentang seseorang yg ku suka? Jantungku tiba-tiba saja berdegup kencang. Sepertinya dia tahu dan menyadarinya.

:Really? Thats good. Because i don't have friends chat huhuh
:Someone what i like? So?

:Yes, you have described him..
:Now I'm really curious. I was thinking "is that me?"

Diam. Aku mengatup bibirku rapat-rapat. Membaca ulang kembali pesan yg dikirim Fikri.

Dia..



Sudah tahu dan menyadarinya.

:You think is that u? Hmm.
:Maybe yes or no.
:Oh i don't wanna tell you

:Well, you don't wanna tell me?
:I just wanna keep your fellings..
:You must be know, if someone that you like trying to get notice by someone that he/she like, that will hurt you, doesn't it?

:Well, i don't wanna say to siapapun sebenernya. Just my heart and God know. Tapi dirimu sudah tau. So i said yes someone who i like is u.
:Mungkin aku terlalu mendeskripsikannya kelihatan banget

:Oke, berarti saat di mana aku goda-godain Artha itu, kuwe sakit hati lah ya?

Artha. Sahabatku. Aku baru saja kenal dia dikelas 3 SMP ini. Kami berteman baik sampai sekarang. Karena hubungan kami selalu baik, aku sudah mengganggap dia sahabatku. Namun nyatanya, Fikri lebih tertarik dengan Artha pada saat itu ketimbang ke aku. Memang, si Fikri senang gangguin Artha sampe kadang Artha kesal atau gak suka dengan kehadiran Fikri. Ntahlah mungkin aku kalo ada di posisi Fikri merasa sakit hati karena gak merasa dihargai oleh Artha.

:Sebenernya aku coba menyembunyikannya sendiri, ga ada yg tau soal perasaanku sekarang cuman si Amel doang. Karena Amel jago jaga rahasia dan cuman dia tempat curhatku selama ini. Aku ga berani cerita ke Artha karena aku tau selama ini Artha dekat juga samamu. Jadi aku ga mau cerita. Biar dia tau sendiri.
:Enggak sih Fik biasa aja, malah aku tau maksudmu godain Artha karena enak aja gangguin dia kan? Ya lagian setelah kau bilang ke Artha cuman nyari sensasi dan riuh IX-1 doang udah biasa aja.

:Well..
:Sebenarnya aku dulu godain Artha karena aku dulu suka sama dia sih..

Deg!

Sudah kuduga. Dia menyimpan perasaan ke Artha. Sulit aku percayai. Disaat dia tau aku menyukainya, dia mengatakan semuanya. Aku tidak mengerti. Mungkin Fikri masih menyimpan rasa sama Artha, tapi bagaimana dengan aku? Setelah dia tau aku suka dengannya, apa mungkin dia dapat melupakan perasaannya begitu saja dengan Artha? Yang benar saja.

:Fik, udah ya chatnya, aku mau tidur udah ngantuk. Please forget it about all we chat in this tonight. Just keep this secret from everyone okay. And about my feeling hm idk just keep secret too. Gue harap sih ya kita tetep temenan ya fik jangan jauh gitu setelah gue bilang tentang perasaan gue ini.

Tanpa melanjutkan pembahasan kami makin jauh, aku segera membalasnya dengan alasan ingin bergegas tidur. Aku hanya takut saja Fikri akan mengatakan semuanya lebih jauh.  Aku langsung menslide balon obrolan Fikri ke tanda silang, lalu mematikan hpku.

Aku menatapi langit-langit dikamarku. Memikirkan apa yg terjadi lagi besok setelah aku mengutarakan perasaanku? Mungkin dia tersenyum menatapku seperti tadi di sekolah atau menjauhi diluar dugaan. Ntahla hanya takdir yg akan tau terjadi besok.

---

Halooo sekarang lagi di sekolah dan masih sempet update :D

Asique bangett gak ada guru dari les 1 sampe sekarang, jadi daripada bengong mending nulis cerita dan untungnya ini bawa laptop hehe.

Seperti biasa, jangan lupa vommentsnya yah! <3

[1 Des 2016]

AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang