PROLOG

18 0 0
                                    


"Sial!" Rhea mengumpati gaun hitam yang dikenakannya. Mungkin lain kali ia harus berpikir dua kali untuk menyetujui perintah dadakan kapten elite intelegensi. Chip yang diincar penjahat kelas kakap ini ada di tangannya. Entah apa isinya, Rhea tidak terlalu mengerti yang pasti isinya sangat berharga hingga ia dikejar-kejar.

Rhea kembali mengumpati kebodohannya, harusnya tadi ia memutuskan untuk ganti baju dulu. Bukannya menerobos pesta prom night lalu pergi dengan gaun hitam yang kelewat ribet. Gaun ini sama sekali tak membantunya, tidak ada tempat untuk menyimpan pistol, atau barangkali handphone.

Mata Rhea mencari jalan, ia harus bersembunyi. Gerombolan yang di duganya berada dibawah naungan Demonic, penjahat ilegal kelas kakap yang bahkan kejahataannya tak pernah terendus pihak keamanan. Sungguh satu-satunya bukti kejahatan Demonic adalah chip yang kini berada di genggaman Rhea. Gerombolan itu semakin memperkecil jaraknya dengan Rhea.

'Agent 010'

Rhea lupa. Dia masih bisa menghubungi markas dengan alat yang kini menyangkut ditelinganya.

'Ujung jalan ferlum'

Rhea menjawab singkat. Ia hanya harus mempercepat langkahnya. Rhea tersenyum miring, segera saja ia menghampiri lamborghini merah yang terparkir manis diujung jalan Ferlum sana.

''Go!''

Rhea memerintahkan Theo, agent 009 sekaligus patnernya, melajukan mobil mewah itu meninggalkan daerah sana dan orang-orang suruhan Demonic.

"Lo dapetkan chip-nya?" Theo bertanya tanpa melirik Rhea sedikitpun.

"Sialan! Gue udah mau mati disana tahu gak? Dan seenak udelnya aja lo nanya gitu? Fuck!"

"Iya, Iya maap kek!" Theo melirik Rhea yang menatap sebal kearahnya.

''Hish...dapet kok!" jawab Rhea akhirnya.

Hening cukup lama menemani suasana mobil lamborghini merah menawan itu. Theo sesekali melirik patnernya yang nampak kesal sekali. Theo berdehem membuat Rhea memandangnya bertanya.

"Lo kesel banget ya?"

"Ya iyalah!" Rhea menjawab ketus.

Theo diam. Rhea menarik-hembuskan nafasnya, "Cuti gue itu masih setahun lagi, dan... Apa-apaan lo? Seenak jidatnya aja nyuruh gue dan berlagak urgent banget lagi. Lo tahu, gue bahkan enggak ngerti apapun dengan kasus ini. Ya kesel lah!"

"Oke, oke gue janji gak bakalan ngeganggu liburan lo lagi deh!" janji Theo.

"Eits, gue gak liburan. Gue sekolah tahu!"

"Fine!"

Lamborghini itu berbelok dan memasuki sebuah gedung besar dan mewah.

*****

301016

010Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang