- this old town

30 11 1
                                    

    Setelah mengirim pesan singkat kepada Lou sang manajer. Niall pun memasukan ponsel pintarnya kedalam saku jaket biru yang ia kenakan itu. Berpamitan kepada Keluarga Horan, Niall keluar dari rumah untuk pergi menikmati suasana Mullingar yang amat ia rindukan. Niall berencana untuk pergi kebeberapa tempat yang saat dulu sering ia kunjungi semasa remaja.

Pria berambut pirang itu masuk kedalam mobil sedan hitam milik Eve yang sudah ia pinjam. Menarik nafas dalam-dalam kini Niall pun mulai mengoperasikan mobil itu dan bersiap untuk bernolstagia.

Baru melewati beberapa blok. Terdapat sebuah taman bermain yang tidak asing baginya. Ayunan, jungkat-jungkit serta komidi putar masih terlihat sama hanya catnya saja yang diperbaharui.

Niall tampak begitu merindukan masa kecilnya disini.

"Ayo kejar aku." Niall kecil sudah kelelahan mengejar Cassie kecil yang masih begitu bugar dan bersemangat. "Kau ini payah."

"Cassie aku lelah. Bagaimana jika kita membeli es limun disana? aku yang traktir."

Cassie kecil melipat kedua tangannya didepan dada. "Kau ini payah. Aku kan masih ingin bermain, tapi berhubung kau ingin membelikanku es limun... aku terima tawaranmu."

Niall kecil tersenyum kemudian berjalan bersamaan dengan Cassie kecil kearah selatan Taman yang terdapat sebuah toko kecil yang menjual es limun dan kudapan.

Niall tersadar dari lamunannya kemudian melebarkan pandangannya kesebelah selatan Taman tersebut. Ia sedikit sedih menyadari bahwa sang toko kecil yang menjual es limun itu sudah tidak ada.

Melanjutkan perjalanannya. Melewati sebuah perbukitan kecil yang kini sudah tidak terlalu hijau lagi. Niall kembali berhenti dan memandangi bukit itu dari dalam mobil. Ia ingat hari pertama ia dan Cassie pergi kesini dan ia ingat kapan kali terakhir ia datang kesini.

Senin pagi yang cerah dimana embun pagi masih begitu terasa serta sang matahari yang masih malu-malu keluar dua orang remaja sedang mengayuh sepeda mereka masing-masing. Seorang pria berambut pirang dan seorang gadis berambut coklat nakal yang membolos dari sekolah karena mereka belum mengerjakan tugas fisika mereka.

"Aku lelah. Kurasa kita harus mencari tempat untuk bersembunyi dan beristirahat."  Ucap gadis berambut coklat yang tengah menghapus peluh dikeningnya itu.

Pria berambut pirang itu mengangguk seraya setuju. "Baiklah Cassie. Ayo kita berjalan kearah sana sepertinya lebih aman. Aku tidak mau ada petugas keamanan yang menangkap kita karena membolos sekolah." Mereka pun berjalan menuntun sepeda mereka berjalan bersamaan.

"Niall lihat!" Cassie menjatuhkan sepeda miliknya dan berlari kearah sebuah bukit yang ada didepan matanya. "Ini indah sekali!"

Niall tersenyum senang. "Luar biasa." Niall pun turut menjatuhkan sepedanya dan berlari menghampiri Cassie dan menaiki bukit itu. Mereka nampak begitu senang menemukan bukit kecil yang indah dan memiliki pemandangan kota Mulligar yang luar biasa.

Mulai dari hari itu mereka sering datang kebukit ini setiap harinya, bersama-sama.

    "Kira-kira dia kemana sekarang?" Niall pun melanjutkan perjalanannya kearah blok rumah Cassie. Terlihat kediamannya tidak ada kehidupan seperti tidak ada siapapun didalam sana.

Niall mengumpulkan kekuatan dan nyali dan akhirnya memutuskan untuk turun dan menghampiri kediaman Keluarga McKenzie. Pintu tunggal berwarna putih dengan ornamen bunga ditengahnya itu diketuk olehnya sebanyak tiga kali tetapi tidak ada jawaban. Mengetuknya kembali dan masih tidak ada jawaban.

Niall hampir putus asa...

Memutar balik tumitnya. Pria pirang yang terlihat hampir putus asa itu memilih untuk masuk kemobil dan kembali lagi kerumah. Dan, kembali kesini beberapa jam lagi entahlah mungkin dimalam hari.

To be continued! Don't forget to give some comments and votes💯

This Town | Short🏙Where stories live. Discover now