Ketika saya sedang berbaring di pinggir jalan
Menatap ke langit luas
Lalu berguling menuju sudut yang lebih gelap
Orang tak melihat
Sedang saya memerhatikan titik-titik putih itu
Mana pula saya mengerti apa itu bintang
Saya tahunya itu titik-titik putih yang indah
Anehnya, seperti kumpulan ketombe
Di baju yang lapuk ini
Sebelum bintang-bintang berdatangan
Panggung langit dibuka dengan acara awan
Gumpalan putih yang terlihat empuk
Seperti kapas beterbangan di ruang atas sana
Berbagai bentuk bisa terjadi
Tergantung angin yang meniup dan membentuknya
Saya di bawah kolong ini
Hanya menikmati yang di atas
Tak layaknya awan yang bergerak ditiup angin
Bintang cenderung diam
Setiap berganti malam, berganti tempat
Setiap saya lihat, tetap pada tempatnya
Saya bertanya selalu
Setiap siang mereka ke mana?
Berlatihkah untuk acara setiap malamnya?
Seperti manusia yang di bawah ini
Sewaktu siang bekerja layak budak uang
Maka bintang layak budak matahari
Saya hanya pemerhati
Penonton dari sudut jalanan yang kotor
Tempat orang meludah dan buang air
Sama sekali tidak lebih baik dari siapapun
Tapi sekali malam tetap malam
Dan itu semua saya punya
Pinggiran jalan yang hina
Dengan layar lebar di atas sana
Kita semua tahu malam itu gelap
Jarang kali ada yang bisa melihat dalam gelap
Saya bisa lihat tembus ke malam yang gelap
Ke hati manusia yang gelap
Menemukan titik-titik putih
Harap-harap jadi besar
Agar sedikit bisa berbisik
Saya ada di sudut kotor
Memerhatikanmu selama ini
Dan kita tidak berbeda
Biar malam yang gelap menudungi kelemahan kita semua
Sebelum sinar surya menghukum kita dengan kejam
KAMU SEDANG MEMBACA
Setidaknya Kita Bahagia
PoetryIni tentang aku, kamu, dan dunia nyata yang ada di luar kita. Tidak semua orang kaya, tidak semua orang cerdas, tidak semua orang beruntung. Kata-kata mungkin tidak cukup menjelaskan. Rasanya kurang kalau hanya bilang. Biarlah. Setidaknya, kita baha...