Perahu pecah; dan hatiku menangis
Menangis aku penuh dendam,
pada batu yang menenggelamkan
buat sirna harapan
sesak dada tanpa udaraKakiku menggelitik; ataukah itu perutku
menggigil sunyi, dan
mengapung di atas yang rapuh
pun tak dapat lagi bertanya kenapaUjung-ujung jemariku putus rasanya
beku dingin,
darahku melambat,
namun kuyakin jantungku masih berdetak
walau hanya dalam bayanganMataku berat; gelap seketika
dan seringkali kulihat di layar lebar
adegan ini berakhir dengan cahaya silau
ternyataaku menunggu
aku masih menunggu
aku sabar masih menunggu
aku akan terus menunggu
aku tidak akan berhenti menunggu
aku di sini, dalam gelap, tetap menunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
Setidaknya Kita Bahagia
PoetryIni tentang aku, kamu, dan dunia nyata yang ada di luar kita. Tidak semua orang kaya, tidak semua orang cerdas, tidak semua orang beruntung. Kata-kata mungkin tidak cukup menjelaskan. Rasanya kurang kalau hanya bilang. Biarlah. Setidaknya, kita baha...