-Rencana-

26 1 0
                                    

   Ku memandang langit yang biru cerah di atas ku. Aku ingin meraihnya... tetapi itu memang tidak akan berhasil... Hembusan angin pagi yang menerpa wajah sangat sejuk... Dan embun embun dari pepohonan sangat tercium baunya. Pagi ini sangat cerah, Dan aku tidak bisa sia-siakan pagi yang cerah seperti ini. Aku membalikkan badan dan berjalan ke lemari senjata ku. Aku ambil panah dan busur ku dan menargetkan ke target di luar jendela ruangan kantorku. Aku bernafas dengan tenang... Dan mulai menghitung. Satu. Dua. Tiga... *Syuut!*

   Targetnya terkena oleh panahku. Aku tersenyum dengan bangga dan menaruh panahku di dalam lemari senjata. Dengan seketika.... Aku melihat kotak musik yang masih bisa dimainkan.. Dan itu adalah pemberian Temanku yang sangat baik... Dia sekarang menjadi Kapten kemiliteran CROWS dari Wilayah Merah. Sekarang apa yang bisa aku lakukan? Temanku yang satu itu sangatlah berharga... Namanya adalah Tony. Mungkin dia usil... tapi dia sangat perhatian.

   Aku hanya ingin mencoba... jika aku bisa memutarbalikkan waktu.... maka aku akan menghadang dia untuk tinggal di wilayah merah... Dan juga saat menjadi kapten CROWS. Aku... tak tahu harus bagaimana. Tony... Kapan kau akan kembali lagi? Dan... Sudah bertahun - tahun aku menunggu untuk bertemu denganmu lagi... Dan pada akhirnya aku harus melawanmu, Tony.

   Aku cepat cepat menyambar kotak musik itu.. Dan aku membukanya... Lagu yang sampai sekarang masih aku ingat.... Dan pada penutup kotak bagian dalam tersimpan fotoku dan Tony sedang memakai rangkaian bunga bunga yang kita taruh di kepala kita. "Bagaimana aku bisa melupakan masa masa indah seperti ini?" kataku secara pelan. Akupun melihat ke kotak musik itu... Tony.. Entah kenapa dulu aku selalu mengingat wajahmu... Sekarang semuanya samar samar di mataku. Kenapa hidupku harus seperti ini?

   Mataku pun mulai berkaca kaca.. Sebuah tetesan air sudah mengalir ke bawah pipiku yang merona. Aku pun mengamati seluruh kotak itu... Semua yang paling berharga sudah hilang ditelan oleh waktu. Aku pun cepat cepat mengelap air mataku dengan lengan bajuku dan juga telapak tanganku. Itu artinya aku harus merencanakan semua hal untuk membuat Tony kembali.

   Lalu aku mengambil sebuah kertas yang biasanya para kapten gunakan untuk menulis surat kepada kapten musuh. Lalu aku menulis sebuah surat yang mungkin aku bisa bilang 'non-resmi' yah... untuk Tony... sahabat kecilku.... teman lama ku. Aku menulis dengan pena yang berwarna merah. Entah kenapa... Aku benar benar ingin bertemu Tony.

   Selesai aku menulis surat... Aku memasukkan kertas tersebut ke dalam amplop dan aku menyegel tutup amplop itu dengan segel biru. Memang aku pemimpin dari seluruh wilayah Biru... tetapi aku tetap membagi wilayah Biru untuk diperintah masing masing. Aku berada di wilayah Biru utama, Sektor 1, Zona 'S'.

   Aku memanggil Leo dari bel pemanggilan. Dengan beberapa menit... dia sudah datang ke ruangan ku. "Permisi, ada perlu apa kapten?" Tanya Leo. "Leo, tolong antar surat ini ke Wilayah Merah dengan kurir antar Wilayah Musuh" Jelas ku. Leo menatap ku kebingungan dan segera mengambil surat yang kuberikan. "Mohon izin untuk mengantar surat kapten!" Leo memberikan hormat akupun melakukannya kembali. Lalu Leo meninggalkan ruangan kantor ku.

   Dengan itu.. Aku sudah merasa lega. Tetapi aku takut... jika dia langsung menyerang tanpa ku ketahui. Akupun bersandar pada kursiku dan menghela nafas. 'Tapi.. jika Tony ingin bertemu... Aku tak tahu apa yang akan terjadi.. tapi dengan begitupun, aku sudah merasa bahagia.. karena setelah sekian lamanya.. akhirnya kita bertemu' Pikirku. Aku memegang kalung hati pemberian Ayahku. 'Jika saja ayah tidak terbunuh oleh pembunuh adikku waktu itu... maka.. Aku masih bisa merasakan kehangatan.. Aku tidak sendirian' kataku di dalam benakku.

Kemudian dari Kemiliteran CROWS, Wilayah Merah utama, Sektor 1, Zona 'D'

-Tony-

   *Tok Tok Tok* seseorang mengetok pintu kantorku dengan hati hati. "Masuklah!" Kataku dengan lantang. Lalu pintunya terbuka dan asistenku, Harry datang membawa surat.. dari amplop tersebut aku bisa katakan.. itu dari Wilayah Musuh. Akupun bersandar dan bertanya. "Apa itu surat dari Wilayah Musuh?" Kataku dengan basa-basi yang padahal aku mengetahuinya.

   "Kapten Tony, ini... benar surat dari Wilayah Musuh.. tepatnya wilayah Biru" Jelasnya. "Sini.. berikan aku suratnya dan silahkan meninggalkan kantorku" Kataku. "Siap, Kapten!" Dia memberi hormat dan aku tetap duduk sekaligus memberi hormat. Dan Harry pun keluar dari kantorku. Aku mengamati surat yang telah dikirimkan dari Wilayah Biru.. 'hmm... Kapten dari Wilayah Biru... Zona 'S' ' benakku berkata. Akupun membuka segelnya dan membuka lipatan surat tersebut...

   ' Untuk Kapten CROWS, Tony. Apa kau masih ingat aku?'
I.. ingat?! Apa dia....
   'Yah... jika tidak... mari ku perkenalkan diriku lagi. Aku Zal, Teman lamamu'
Z... Zal?! I.. ini benar benar Zal?!

  ' Aku memang tahu tentang kau menjadi kapten kemiliteran CROWS, juga kapten Wilayah Merah. Aku pun begitu... kau mungkin hanya mengenalku sebagai Kapten TECHNO dari Wilayah Biru... juga Kapten wilayah Biru'
Zal... ternyata ini benar kau... kenapa kau tak bilang sejak awal? Ternyata kau sama denganku.

   ' Pada akhirnya... kenapa kau ingin berperang? Aku baru saja bisa mengetahuimu... Dan... bisa kau hentikan? Ini demi kebaikan para kemiliteran... Aku tahu kau ingin merajalela Wilayahku... Dan untuk beberapa saat.. Aku ingin tahu jika kita bisa bertemu lagi.... '
Ah.... sebenarnya aku bisa... tapi aku tak tahu harus bagaimana...

  'Aku memang sedang merencanakan sesuatu... tapi.. mungkin.. Aku akan menunda itu... Aku hanya ingin... kau bisa menghentikan perang ini... Dan kita kembali menjadi Teman lagi... Like good ol' times, y'know... Sampai jumpa! Dan jika ingin menghubungi ku.. ini nomornya! 08xxxxxxxxxxx

                            Kapten Zal, Kemiliteran TECHNO, Wilayah Biru'

   Aku tertawa saat membaca suratnya... Lalu aku peluk kertas tersebut sangat erat.. Aku segara mengambil ponselku dan menelpon Zal.

Tuuut. Tuuut.

"Ha... halo?"
"Hi... Søte Hjerte..."
"T.. Tony?! K.. kau sudah membaca suratnya?"
"Tentu saja, Zal... kan.. jika aku belum membacanya... Aku takkan bisa menelpon..."
"I.. iya juga sih"
"Jadi... mau bertemu, besok?"
"Te... Tentu... Dan.. dimana?"
"Padang pertempuran.... Dan aku akan mengajakmu jalan jalan keliling.."
"Oh... Tentu aku bisa, Tony.."
"Yah.. jadi... sampai bertemu besok?"
"Hehe... ya.. sampai bertemu Besok...."
"Jadii... God Natt, Elskling"
"Hmmm.... Natt, søte hjerte~"

Tuut.....

Hari ini cukup menyenangkan....

Beyond The ArmyWhere stories live. Discover now