Puisi 6

488 4 0
                                    

Kepada Paman


Paman, ingatkah kau kala itu

Ayah dan ibuku mendukungmu

Bak kerbau dungu kan turut si pemandu

Mereka menyerukan namamu

Katanya agar kau jadi orang nomor satu


Paman, kini ayahku rela mengais tetesan mimpi

Sebab asa yang kau gantung jauh dari jangkauan kami

Sebab pasokan tenaga kau kuras habis untuk mengganjal perekonomian negeri

Lalu akankah kami seperti kisah cinta di televisi?


Paman, setiap pagi ibu kami merangkak demi remah-remah

Agar kami dapat menenangkan cacing yang dipelihara di serambi rumah

Sebab subsidi kau pangkas habis

Konon karena inflasi bisnis


Paman, bibiku rela menunggu di serambi

Supaya kau pulang lekas berseri

Sebab kau tlah setuju pada satu janji

Janji untuk kami anak-anak mentari


Paman, kamboja di depan rumah menari-nari

Mengingatkan kami masa tuk kembali

Mengubur segala derap langkah kami

Memenuhi ruang kosong yang tak bertepi


Paman,  jangan bangunkan kami dari tidur panjang

Agar kami dapat meniti masa depan

Meski itu lebih mengerikan dari tajamnya belati

Meski kaki kami tlah kau kaitkan dengan bara api


Paman, lanjutkan rencana terakhirmu

Supaya drama di televisi tak menuntut bukti


#AH

Sajak JinggaWhere stories live. Discover now