Puisi 14

417 10 0
                                    

Sajak untuk Pak Menteri

Kita berdiri pada garis yang sama
Membujur tak kenal lelah demi masa depan bangsa
Si dekil dan si rapi adalah saudara
Nyatanya itu hanya angan belaka

Mereka yang berdasi merah sudah tau apa itu cinta
Nyanyian mereka bukan dua tambah dua juga sayang ayah
Tapi satu dua tiga sayang semuanya
Sayangku pada guru menjelma sayangku pada kawan sebangku

Mereka yang berdasi biru sibuk menutup malu
Karna sudah telat dua minggu
Dinding bisu menjadi tempat beradu
Karna kawan bisa menjadi benalu

Mereka yang berdasi abu-abu tak lagi sibuk cari ilmu
Mereka malah sibuk palak sini situ
Bukan karna tak tau malu, katanya mumpung belum beli susu
Satu dua malah ada yang cari sekutu asal serbu
Biar dikenal jadi jagoan nomor satu
Lalu aku bertanya, itu jagoan apa sampah?
Ternyata hanya butiran remah-remah tak punya arah

Mereka yang berjas biru, abu-abu, dan warna apapun itu
Membujur jadi satu menuntut inflasi konon demi anak cucu
Aku tak paham, mereka bahkan masih minta kelon ibu
Berkelakar angkuh bak pecundang kalah adu

Mereka yang bangun pagi, bahkan tak sempat nanak nasi tuk suami
Dihujat sana sini, karna jewer anak pak direktur
Konon, si anak tak mau diatur
Karna yang berduit yang bisa mengatur
Kuli tinta tinggal bungkam dengan sapuan Soekarno-Hatta
Biar selesai segala perkara

Mereka yang di tepi rimba, anak-anak tak tau nama presidennya
Ingin mengenal anda semua, biar bisa naik burung bersayap mahkota
Mengejar asa, dari rimba menuju kota
Beralaskan kapal bernama asa

Ini bukan kisah lama antara si miskin dan si kaya
Bukan kisah si babu dan si penguasa
Tapi kisah lama anak-anak bangsa
Entah akan dibawa kemana oleh si empunya

Ini wajah baru masa depan negriku
Yang tak tau satu tambah satu
Bukan aku sayang ibu
Namun aku ingin disayang guru

Pak mentri yang konon suka blusukan ke pelosok negri
Ups, kami bukan menghina apalagi mengkritisi
Kami ingin pendidikan jadi tumpuan mereka yang ingin hidup mandiri
Bukan hidup sendiri lantas bisa suruh itu ini
Tapi mereka yang ingin mengubah negri ini bak negri di atas pelangi

Pak mentri yang konon suka berrevolusi
Maaf, kami ingin sampaikan sekelelumit resah
Atas fenomena anak muda yang putus sekolah
Bukankah biaya telah dijamin pemerintah?
Tapi mengapa mereka tetap mengiba recehan di perempatan sebelah?

Pak mentri yang konon baik hati,
Ubahlah paradikma negri ini
supaya mereka, sang pahlawan tanpa tanda jasa
Bukan untuk dihina atau dicela
Tapi diberi hak yang mulia
Karna Anda ada berkat mereka
Supaya para remaja mendapatkan kodratnya
Supaya pendidikan ada tumpuannya
Agar Indonesia punya jati diri
Bukan hanya asal mencaci
Tapi juga punya aksi

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sajak JinggaWhere stories live. Discover now