2. The Last Time

58 8 0
                                    


A story by; evtria

----------------

"Masih suka hujan, heh?" ucap seseorang yang sudah sangat familiar ditelingaku. Aku mendongak dan mendapatinya sedang tersenyum ke arahku.

"Kadang hal-hal kecil itu gak berubah, Ras,"

"I know," jawabnya kemudian duduk di sebelahku.

"Sudah berapa lama sih, Cal? Lima tahun, ya?" tanyanya sambil menyeruput kopi panasnya yang aku yakin baru dia beli di sturbucks. Dia masih menyukai kopi.

"More or less,"

"Gimana Daffa?"

"Baik-baik aja."

Dia tidak berbicara lagi setelah itu. Mugkin bingung, karena aku hanya menjawab seaadanya.

"Jadi, lo lagi nungguin siapa?" tanyanya lagi. Kami memang ada di halte bus dekat tempatku mengajar les, dan siapa yang menyangka kalau ternyata kantor Rasya ternyata bersebelahan dengan tempatku mengajar.

"Nunggu ujanya reda," jawabku masih seadanya.

Terdiam lagi. Aku tahu, ini membuatnya tak nyaman. Tapi, aku juga tidak tahu apa yang harus aku katakan. Rasanya... kosong. Entah kenapa aku merasa hampa ketika mengetahui kenyataan kalau orang yang di sampingku ini, orang yang sengaja aku hindari dalam lima tahun ini, benar-benar tidak bisa kuraih lagi.

"Lo dateng kan ke nikahan gue bulan depan? Gue udah kasih undangannya ke rumah lo."

Inilah topik yang sebenarnya ingin ku hindari. Aku tidak tahu apakah aku akan sanggup melihat dia bersanding dengan perempuan lain. Dalam lima tahun ini, perasaanku tidak berubah untuknya. Walaupun Daffa banyak membantuku untuk melupakan Rasya, tapi itu tidak mudah.

"Gue usahain."

"Kok gitu sih, Cal? Masa lo gak dateng ke nikahan sahabat lo sendiri, sih? Kita kan udah janji kalo salah-satu dari kita nikah, kita bakal dateng dengan kostum yang ditentuin,"

Suaranya terdengar kecewa. Aku jahat, ya? Tapi bagaimana lagi? Aku hanya takut tidak kuat melihat dia bersama Alika.

"Kalo gue mati gimana, Ras? Masa iya gue datengin lo, si? Entar pada mabur lagi," jawabku asal.

Dia tertawa dan menepuk bahuku pelan, "Lo ini ya, tetep aja sering asal ngomong."

"Gue gak asal kali, Ras."

Dia menatapku tak percaya, "Kalo gitu lo tetep harus dateng. Gak peduli dalam wujud apapun, dan gue pengen lo pake baju ini ya," ucapnya dan memberikan sebuah kantong kertas. Sejak kapan dia bawa ini? Perasaan tadi aku hanya melihatnya membawa kopi saja.

Aku menerimanya dan mengeluarkan isinya. Kebaya yang sama dengan yang akan di pakai keluarga Rasya dan Alika. Keningku mengerut. Heran kenapa aku harus memakai kebaya ini.

"Ini kan kostum dua keluarga, ngapain juga gue pake ini?"

Dia melingkarkan tanganya di bahuku dan merangkulku erat. "Lo kan udah gue anggep keluarga gue sendiri, lo udah kayak adek gue sendiri, makanya gue ama Alika sepakat buat nyamain kebaya lo ama kebaya keluarga."

"Gimana kalo ukuranya gak cukup?"

"Gue minjem kebaya yang lo pake waktu peragaan busana lo di Sidney dari Daffa. Jadi pasti cukup."

Mulutku ber-oh. Darimana Daffa mendapatkan kebaya ku? Yaaah... mengingat kalau dia seorang Daffa, gak ada yang gak mungkin buat dia.

"Lo mau pulang bareng gue? Ujannya kayaknya masih lama."

Dan gue bakal tambah sedih. Bagus banget lo Rasya, nawarin gue tumpangan.

"Enggak, deh. Gue mau disini dulu."

"Ini udah mulai sore Calissa."

"Entar gue hubungin Daffa. Kalo enggak gue naik bis. Gampang, kan?"

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti. "Lo masiiih aja keras kepala, ya udah kalo gitu, gue duluan," ucapnya dan pergi meninggalkanku.

Aku tersenyum kecut, gak ada yang berubah dari gue, Ras. Gue masih sama kayak dulu, orang yang bakal selalu mencintai lo. Batinku.

Aku merogoh ponsel dari tas ku dan mulai menghubungi satu-satunya orang yang bisa mendengarkanku.

"Halo, Cal?"

"Daff..." aku tidak tahu kenapa suaraku tercekat. Dan aku tahu Daffa menyadari itu.

"Cal? Lo kenapa? Lo dimana sekarang?"

"Di halte deket tempat ngajar," jawabku dan tangisku mulai pecah.

"Tunggu gue," ucap Daffa dan menutup sambungan. Aku menutup mulutku dan mulai menangis sejadi-sejadinya. Kenapa rasanya bisa sesakit ini?

*** Sabtu, 06 Juni 2015

END

The Winner Of Event II & OpmemWo Geschichten leben. Entdecke jetzt