03.

60 10 4
                                    

Sudah 3 minggu berlalu. Namun, tetap saja sulit untuk Amira melupakan Devan—laki-laki pujaannya. Terakhir kali Amira melihat Devan adalah 3 hari yang lalu, setelah itu Devan tidak pernah terlihat batang hidungnya disekolah. Entah dia sakit atau apa, Amira tidak tahu. Dulu, sebelum hubungannya dengan Devan kandas, Amira selalu mengetahui apa saja yang Devan sedang alami, tapi sekarang tidak lagi. Kenyataan itu cukup membuat Amira terpukul. Amira sangat mengkhawatirkan Devan. Dia takut sesuatu hal yang buruk sedang dialami Devan.

"Woi ngelamun aja lo," tepukan di punggung Amira sukses membangunkan Amira dari lamunannya. "Najis lo ngagetin aja," sahut Amira dengan wajah kesal. "Ye lagian ngelamun aja. Udahlah Ra, udah 3 minggu lo kayak gini, mau sampe kapan Ra? Toh Devan juga ga perduli kan." Perkataan Farah sukses menohok hati Amira. "Apasih lo ngaco," Amira pergi meninggalkan Farah begitu saja.

Bukan karena Amira marah kepada Farah. Bukan. Tapi karena Amira tersadarkan oleh perkataan Farah tadi. Farah benar, sangat amat benar. Semua kesedihan Amira untuk Devan tidak akan ada manfaatnya. Toh Devan juga tidak memperdulikannya.

---

Bel tanda pelajaran hari ini telah usai berdering 2 menit yang lalu. Seluruh siswa sekolah berlalu lalang di setiap koridor menuju pintu gerbang sekolah. Amira berjalan menyusuri koridor kelas sebelas seorang diri, dikarenakan Farah ada sedikit urusan dengan Bu Ati—guru matematikanya.

"Hai." Amira memberhentikan langkahnya sebab seorang laki-laki berbadan kurus dan tinggi menghalanginya. Laki-laki itu sangat tinggi, bahkan Amira harus mendongakan kepalanya agar dapat melihat sosok laki-laki itu. Laki-laki itu tersenyum manis ke arah Amira. "Sorry gue mau lewat, jadi apa lo bisa minggir?" Sahut Amira ketus. "Gue Cio." Laki-laki itu menjulurkan tangannya. "Sorry gue ga peduli," Amira memutuskan untuk meninggalkan laki-laki itu sendirian. Amira akui, memang sikapnya amat menjengkelkan karena dia tidak dalam mood yang bagus.

"Wait," Laki-laki itu mengejar Amira sampai koridor lantai satu. "Lo ngapainsih, rajin banget ngejar gue sampe sini," Sahut Amira jengkel. "Ya karna gue mau kenalan sama lo." Laki-laki itu tersenyum manis lagi ke arah Amira. Amira akui, laki-laki itu cukup tampan dengan badan yang tinggi, kurus, dan tatanan rambut yang menurut Amira keren. "Bisa ga lo stop senyum kaya gitu ke gue?" Merasa terintimidasi oleh senyuman itu Amira meminta Cio—nama laki-laki itu untuk berhenti tersenyum. "Kenapa? Lo takut suka sama gue karena gue senyum kaya gitu?" Bukannya berhenti tersenyum, Cio malah melebarkan senyumannya, membuat Amira semakin tidak nyaman. "Sakit lo." Amira menggelengkan kepalanya dan pergi meninggalkan Cio. Amira berjalan sangat cepat. Karena ia berfikir Cio akan kembali mengejarnya, tapi dugaannya salah. Cio tidak lagi mengejarnya.

---

Setibanya dirumah, Amira membuka ponselnya dan mengetikan pesan untuk Farah.

Ananda Amira: Far, sumpah ya kesel bgt gue hari ini.

Farah Shakila: Kesel karena ga pulang bareng gue yakan?

Ananda Amira: Pede bgt lo njs.

Farah Shakila: Ytrs knp dong?

Ananda Amira: Tau ah gue ngantuk. Mau bobo, bye.

Setelah mengetikan pesan terkahir untuk Farah, Amira membaringkan badannya diatas kasur kamarnya. Menatap ke langit-langit kamarnya, Amira memutarkan kejadian sepulang sekolah tadi dikepalanya.

'dia siapa ya, kok gue gapernah liat dia disekolah.'

Ponsel Amira berdering menandakan sebuah pesan telah masuk ke ponselnya. Amira meraih ponselnya untuk mengetahui siapa yang mengirim pesan untuknya. Amira terkejut melihat nama si pengirim pesan.

Accio R: Hai amira :)

Amira sangat bingung. Sebenernya apa yang di inginkan laki-laki itu darinya. Mengapa laki-laki itu tiba-tiba saja hadir dihidupnya. Amira membuka pesan itu dan segera membalasnya.

Ananda Amira: Dpt drmn line gue?

Accio R: Hrs bgt tau emgnya?

Ananda Amira: Iyalah, lancang bgt tu org nyebar2 line gue

Accio R: Widih galak bgt ye

Merasa kesal, Amira hanya membaca pesan terakhir dari Cio. Amira sangat kesal kepada orang yang telah memberikan Line miliknya kepada Cio. Amira berfikir hidupnya akan lebih berantakan mulai sekarang karena munculnya Cio dihidupnya.

---

hei im sorry bc slow update bgt2an :(
semoga suka ya new part nya hehe
jangan lupa leave vomments!

– masa depan draco malfoi

UnexpectedWhere stories live. Discover now