04.

64 8 4
                                    

Amira menata dirinya didepan cermin, bersiap untuk memulai hari barunya. Entah apa yang akan terjadi hari ini, tapi yang pasti Amira berharap tidak akan ada hal buruk yang menimpanya.

Setelah memastikan semuanya siap, Amira meraih tas abu-abu miliknya, lalu meletakannya dipunggungnya. Amira keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga satu per satu. Setibanya di ruang makan, Amira duduk di kursi kosong yang berhadapan dengan adiknya—Rio. Amira mengambil sehelai roti dan mengoleskan sedikit selai cokelat diatasnya. "Kak, cepet sedikit ya makannya, Ayah harus cepet-cepet ke kantor," Perintah Adrian kepada Amira. "Yah, aku ke mobil duluan ya," Ucap Rio seraya pergi meninggalkan ruang makan. Amira sedikit mempercepat kunyahannya agar roti yang dimakannya cepat habis.

Setelah menghabiskan roti miliknya dan menegak habis susu yang dibuatkan oleh Bundanya, Amira berpamitan oleh Bundanya dan menyusul Ayah dan Adiknya yang telah menunggunya di dalam mobil. "Lama amat tuan puteri," Celetuk Rio saat Amira baru saja menutup pintu mobil. "Bawel." Sahut Amira.

Jalanan pagi ini tidak terlalu ramai, jadi bisa dipastikan kalau Amira tidak akan terlambat ke sekolah. Adrian memberhentikan mobilnya pada saat lampu berwarna merah menyala. Amira sibuk memperhatikan kendaraan yang berhenti di lampu merah. Tiba-tiba saja pandangannya terkunci pada sebuah motor ninja berwarna hitam. Bukan karena dia mengagumi motor itu, melainkan dia mengenal sosok laki-laki yang berada diatas motor itu. Laki-laki yang tidak ada dalam pandangannya selama 3 hari. Amira sangat merindukan laki-laki itu. Amira merindukan semua yang ada pada diri laki-laki itu.

Lampu berwarna hijau pun menyala, menandakan waktunya kendaraan yang berhenti tadi untuk melanjutkan perjalanannya. Motor ninja hitam itu pun lenyap dari pandangan Amira. Amira sangat tidak sabar ingin bertemu laki-laki itu di sekolah.

---

Amira tiba disekolah 15 menit sebelum bel tanda pelajaran dimulai berdering. Amira duduk di kursi kesayangannya selama beberapa bulan masuk kelas 11. Selama menunggu bel berdering Amira sibuk membaca buku pelajaran pada jam pertama. Amira bukan seorang yang malas seperti kebanyakan anak SMA lainnya, Ia sangat memperhatikan semua nilai pelajarannya.

"Pelajaran siapa sekarang?" Farah menepuk bahu Amira lembut. "Anjir, kaget gue." Sahut Amira terkejut. "Lah goblok gue nanya malah kaget," Amira menghiraukan Farah dengan melanjutkan membaca buku yang sedari tadi Ia pegang. "Anjir gue nanya ga diwaro," Sahut Farah kesal. Yang diajak bicara hanya melirik sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya.

Selama pelajaran berlangsung seluruh siswa—kebanyakan memperhatikan materi yang dijelaskan Bu Suci—guru sejarah. Pada pertengahan pelajaran seluruh siswa sangat gelisah. Mereka tidak lagi memperhatikan materi yang dijelaskan oleh Bu Suci, meskipun masih ada yang bertahan. Sejarah memang pelajaran yang sangat membosankan. Pelajaran yang membuat kita sulit untuk move on, karena kita harus mengingat-ingat tentang masa lalu, right?

90 menit pun berlalu. Wajah penghuni kelas XI IPA 2 berubah menjadi bahagia. 90 menit bersama pelajaran membosankan cukup membuat mengantuk. Namun, penyiksaan belum selesai. Selanjutnya kelas XI IPA 2 mendapatkan pelajaran Fisika. Bu Santi—guru fisika pun memasuki ruang kelas.

Pelajaran telah berlangsung selama 30 menit. Tiba-tiba pintu kelas diketuk 2 kali oleh seseorang, setelah mengetuk pintu orang tersebut membuka pintu dan masuk ke ruang kelas.

"Permisi bu, saya kesini ditugaskan oleh Bapak Tio untuk memanggil siswi yang bernama Ananda Amira ke ruang musik," Seorang anak yang mengetuk pintu tadi berbicara dengan sopan kepada Bu Santi. Mendengar namanya disebutkan, Amira menoleh ke sumber suara. Amira terkejut setelah mengetahui siapa yang sedang dia pandang. Seorang laki-laki yang selama ini Ia rindukan sedang berada dalam pendangannya.

"Ananda Amira kamu diizinkan meninggalkan pelajaran." Bu Santi mempersilakan Amira untuk keluar. Amira bersama Devan pun meninggalkan ruang kelas. Mereka berjalan menyusuri koridor menuju ruang musik. Tidak ada suara yang keluar selama perjalanan menuju ruang musik. Bahkan untuk melirik Devan saja Amira tidak sanggup. Amira cukup bahagia hari ini, karena Ia bisa menghirup aroma tubuh laki-laki ini lagi. Amira sangat merindukan aroma ini. Aroma yang dapat membuat dirinya ingin terus berada didekat Devan.

"Gue anter sampe sini aja ya, gue masih ada urusan," Yang berbicara pergi begitu saja meninggalkan seseorang yang diajak bicara di depan ruang perpustakaan. Amira terdiam seribu bahasa. Untuk pertama kalinya setelah kejadian malam itu Devan mengajaknya berbicara, meskipun laki-laki itu langsung pergi begitu saja tanpa mau menunggu jawaban dari Amira. Lalu Amira pun melanjutkan perjalanan menuju ruang musik.

"Ada apa pak?" Amira menanyakan maksud dari dirinya dipanggil oleh Pak Tio. "Oh iya Amira, kamu saya pilih untuk mengikuti lomba akustik antar sekolah," Pak Tio menjelaskan maksud dari dirinya memanggil Amira. "Tapi saya gabisa main gitar pak," Sahut Amira. "Tenang aja, nanti yang main gitar itu Devan. Jadi kalian berdua yang dipilih untuk mewakili sekolah di perlombaan tersebut." Jelas Pak Tio.

"HAH?" Amira amat sangat terkejut mendengar penjelasan dari Pak Tio.

Amira sangat tidak menyangka jika Ia akan berpasangan dengan Devan dalam sebuah perlombaan. Tapi, kenyataan itu cukup membuat Amira bahagia. Itu tandanya Ia dan Devan akan lebih sering bertemu, setidaknya hanya untuk latihan. Amira berharap dengan ini hubungannya dengan Devan dapat membaik, tidak apa jika Ia dan Devan tidak kembali bersama. Menjadi teman baik sudah cukup untuk Amira.

"Kamu bisa mulai latihan sepulang sekolah nanti," Perintah Pak Tio. Amira mengangguk dan pergi meninggalkan ruang musik. Selama pelajaran menuju kelas, senyum di bibirnya tidak pernah luntur. Amira sangat bahagia hari ini. Ia tidak sabar menunggu bel pulang sekolah berbunyi. Dia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi selama Ia dan Devan latihan bersama. Apakah Devan sama bahagianya dengan dirinya?

---

ntah kenapa gue lg mood buat nulis sepanjang ini.
so pls vomments yang banyak hehe

UnexpectedWhere stories live. Discover now