Chapter 3: New Life

23 4 0
                                    

Tok tok tok
Dengan seksama kuperhatikan Cansy yang sedang mengetuk pintu bercat coklat di hadapanku ini. Tak lama kemudian, terdengar suara berat khas bapak-bapak yang menyuruh kami masuk. Cansy mulai berjalan di depanku dan mengisyaratkanku untuk mengikutinya.

Setelah sampai didalam, kuperhatikan setiap penjuru ruangan ini dan aku membaca sebuah tulisan diatas meja yang bertuliskan 'Anton'. Kutaikkan pandanganku dan aku langsung tersentak melihat wajah sangar Pak Anton dihadapanku. Ia terlihat sedang mengintimidasiku melalui tatapan matanya.

"Jadi?! Siapa gadis cantik yang kau bawa ini Cansy?!" tanya Pak Anton, matanya masih saja melihatku dari atas ke bawah membuatku sangat risih. Aku hanya bisa menundukkan wajahku.

"Ayah! Berhenti menatapnya seperti itu! Kau membuatnya tak nyaman" ucap Cansy membuat ayahnya langsung menghentikan acara tatap-menatapku itu, dan aku merasa sedikit lega.

"Oh! Baiklah!"

"Ayah, perkenalkan ini.. Emh, maaf aku lupa menanyakan namam-" ucapan Cansy langsung kupotong.

"Angel" ucapku menyebutkan namaku.

"Hah?!"

"Angel! Namaku Angel!"

"Oh.. Nah ayah! Namanya Angel, apa boleh ia tinggal disini? Emh.. Maksudku di asrama ini," ujar Cansy sedikit gugup.

Bagaimana jika Ayahnya Cansy tidak mengizinkanku tinggal disini? Apa aku benar-benar akan jadi gelandangan?

"Ya! Tentu saja! Kenapa tidak! Kau boleh langsung istirahat sekarang! Aku akan meminta bawahanku untuk mengantarkan seragam sekolahmu besok! Cansy, antarkan dia ke kamarnya!" jawab Pak Antin membuatku lega, ternyata ia orang yang baik. Aku salah menilainya tadi.

"Uh-uhh bbe-benarkah? Aku boleh tiggal disini?" tanyaku tak percaya.

"Ya! Aku tidak pernah bercanda dalam perkataanku, jadi pergilah ikuti Cansy, ia akan mengantarmu ke kamar barumu.

"Baiklah! Terimakasih banyak, kau baik sekali!!"

"Ah tidak masalah!"

Dengan cepat ku ikuti langkah besar Cansy.

Aku berjalan sambil melamun, namun tiba-tiba saja Cansy menghentikan langkahnya, membuatku menabraknya dari belakang. Alhasil aku tersadar dalam lamunanku.

"Nah! Ini dia kamarmu! Kau akan sekamar dengan Zirasmi, ia gadis yang baik. Kau akan mudah berteman dengannya. Jadi, selama disini kumohon bersikap baiklah!!" ucapnya dengan wajah memelas. Seketika aku tertegun, wajah nemelasnya itu sungguh terlihat lucu di mataku.

"Kenapa kau diam saja? Masuklah! Sekarang sudah sangat larut malam. Kau pasti lelah, istirahatlah!" lanjut Cansy.

"Baiklah, terimakasih"

Setelah itu kulihat Cansy berjalan menjauh dariku.

Ckek
Dengan pelan kubuka pintu itu, dan kulangkahkan kakiku masuk. Sejenak mataku beredar melihat seisi kamar. Sampai akhirnya pandanganku berhenti pada suatu gundukan diatas ranjang. Kamar ini tidak terlalu luas hanya ada satu ranjang tingkat dan satu lemari kayu. Cat dindingnya sudah memudar, dan tisu bertebaran dimana-mana. Ukh! Jangan bilang aku akan satu kamar dengan orang yang jorok!

Dengan jijik, ku berjalan menjinjit menghindari tisu-tisu itu. Aku berusaha berjalan mendekati ranjang. Gundukan itu.. Uh! Maksudku orang itu tidur diranjang atas, ahhh terpaksa aku harus tidur di bawah. Sebenarnya aku sangat tidak suka tidur di bawah sini, tapi mau bagaimana lagi. Perlahan ku baringkan tubuh lelahku pada ranjang ini. Kasurnya agak keras dan bau apek. Sepertinya sudah lama tidak dipakai. Tapi sudahlah, aku tidur saja.

Puk
Apa ini?! Sesuatu baru saja menimpa wajahku dari atas, mataku masih terpejam. Aku tidak berani membuka mataku. Tapi kenapa terasa bergerak-gerak ya? Sebenarnya apa yang menimpa wajahku ini. Perlahan kubuka mataku dan..

"Aaahhhh!!! Siapapun tolong aku!!! Kumohon tolong aku!!"

"Ya ampun! Apa yang terjadi?!" teriak seseorang dibelakangku. Sepertinya ia terbangun karena teriakanku.

"Ii-itu tolong akh.. Disana ada-"

"Ada apa?! Bicaralah yang jelas! Kau sungguh mengganggu tidurku! Cepat katakan!" bentak orang itu membuatku tak berkutik.

"Itu! Tadi ada itu jatuh ke wajahku! Hah! Itu dia disana!" tunjukku pada bantal diatas ranjang itu.

Entah penglihatanku saja, atau memang wajahnya berubah datar saat aku mengatakan itu.

"Ukh yang benar saja, itu hanya meriana kesayanganku! Dan kau berteriak membangunkanku hanya karena itu?!"

Apa? Tunggu, apa aku salah dengar? Apa maksud perkataannya barusan.

"Meriana kesayanganmu?! Maksudnya? Aku sedang membicarakan kecoa, kenapa jadi Mer-"

"Dia peliharaanku"

"Apa?!"

"Meriana itu hewan peliharaanku!"

"Heh! Kau, bercanda? Ini tidak mungkin. Kau memelihara seekor kecoa menjijikkan?!" tanyaku tak percaya.

"Apa kau bilang?! Menjijikkan? Jangan pernah bilang Meriana itu menjijikkan. Apa kau tidak lihat? Dia itu sangat cantik!" marahnya sambil berjalan mendekati ranjangku. Ia mengambil kecoa itu dan mendekapnya di dada, seakan kecoa itu adalah kucing kesayangannya. Ukh, itu sangat menggelikan.

"Cih! Cantik dari mananya, namanya kecoa tentu saja menjijikkan" decihku pelan.

"Berhenti mengatakan Meriana menjijikkan! Atau kubunuh kau!!" ancamnya garang. Ia melototiku.

"Eh, ngomong-ngomong.. Kau siapa?! Kenapa juga kau ada dikamarku?" tanyanya keheranan. Posisi kami masih sama, kami berdiri berhadap-hadapan.

"Aku teman sekamarmu! Mm-maksudku mulai sekarang aku akan tidur di kamar ini juga bersamamu! Jadi kumohon, bisakah Meriana dikandangi saja! Aku tidak akan bisa tidur dengannya disekitarku. Kumohon nengertilah!!" pintaku memelas. Ayolah ini sudah malam, aku lelah dan ingin tidur.

"Baiklah, aku akan menidurkan Meriana di Rumahnya"

"Ya sud- Apa?!"

"Apalagi?"

"Kk-kau bilang rumah? Meriana punya rumah?"

"Ya tentu saja, bukankah semua hewan peliharaan punya rumah? Kenapa Meriana tidak?"

Rasanya aku ingin menimpuknya dengan bantal. Sepertinya ia memang sudah gila. Ku pikir, saat aku bilang Meriana dikandangi saja.. Ia akan menbawa toples dan meletakkan kecoa itu disana. Tapi ternyata kandang Meriana jauh lebih bagus dari kamarnya sendiri.

"Terserah kau saja, aku mau tidur!" ucapku ketus dan ku ambil sapu lidi di sudut kamar, lalu ku sapukan kasurku. Barulah setelah itu aku tidur.

TBC

JANGAN LUPA VOMENT NYA YA 😉

Elcarim De AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang