Mikoto Point of View
1 detik, 2 detik, 3 detik...
"Menyebalkan!" erangku dalam hati. Kesal, aku berdiri dari tempat dudukku lalu menatap Rei berang.
Samar-samar bisa kulihat mata birunya mencerminkan kekhawatiran yang besar terhadapku.
"Kau ini sebenarnya siapa? Pencopet?" tanyaku ketus
"Bukan" balasnya tenang dengan wajah sedatar gilasan jemuran.
"Penjambret?"
"Bukan"
"Penodong?"
"Bukan"
"Penjudi?"
"Tentu bukan, aku ini bukan siapa-siapa" balasnya dengan datar lagi.
Lho, tadi dia bilang... Ah, dasar plin-plan!
Aku pun mendengus kesal. Super duper ultra ekstra kesal.
Rei menatapku lembut sampai akhirnya kalimat itu keluar dari mulutnya, "Mau ku antar pulang?"
Aku terdiam, mulutku terkunci rapat-rapat.
Akhirnya, ku putuskan aku akan pergi meninggalkannya. Aku malas berurusan dengan Rei si Cowok Aneh.
Baru saja ku balikkan tubuhku ke belakang, langkahku terhenti ketika melihat rombongan (?) pria necis berjas hitam. Mereka orang kantoran?
Tubuhku gemetar dan mundur selangkah. Nampaknya mereka bukan orang kantoran, jika iya kenapa di tangan mereka terdapat senjata api yang di todongkan ke arah kami-- maksudku aku dan Rei?
Aku menelan ludah tak percaya sampai kusadari Rei telah berdiri di hadapanku.
Apa-apaan ini?!! Aku tak mengerti!!!
Rei menatap kearahku dengan tatapan serius. "Pergilah" perintahnya padaku.
"T-tidak mau! Aku masih mau di sini!" teriakku agak takut karena melihat pemandangan di sekitarku.
Baru beberapa detik aku bicara begitu, baku tembak pun terjadi. Tak ada 1 pun peluru yang mengenaiku karena Rei sempat mendorong tubuhku ke samping di antara semak belukar.
Aku terbelalak kaget melihat Rei menerjang hujan peluru tersebut. Sendirian.
Dengan terampil dia menghajar orang-orang tersebut dengan tangan kosong. Aku benar-benar terkagum kagum sekarang.
Di tengah-tengah kekaguman tersebut aku menyadari sesuatu.
Mataku membulat tak percaya.
Astaga, dia tak menyadarinya sekarang! Dia tak menyadarinya! Dia dalam bahaya!
Aku berteriak teriak memperingatinya tetapi, ia sama sekali tidak mendengarnya. Suara desing peluru benar-benar sangat menggangu.
Hal yang kutakutkan akhirnya benar-benar terjadi.
Salah satu dari pria necis (?) itu mengeluarkan sebilah pisau dari kantung jasnya dan menusuk perut Rei.
Rei tidak sempat menghindar sehingga pisau itu dengan begitu mudahnya menembus perutnya.
Keadaanku langsung 'syok' begitu melihatnya. Tanpa kusadari mataku mulai berkaca-kaca.
Darah mulai membasahi kaos putih miliknya, Rei sempat menoleh ke arahku. "PERGILAH BODOH!! JANGAN MAU MATI KONYOL DENGAN KEADAAN KEPALA PECAH BEGITU SAJA!!"
Teriakkan bersuara parau itu menggetarkan hatiku. Dengan gemetaran, aku berusaha bangkit dan berlari dengan keadaan tertatih tatih.
Aku tak berani menoleh ke belakang, sama sekali. Aku berlari dalam keadaan mata yang berkaca kaca.
![](https://img.wattpad.com/cover/88387813-288-k609850.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
R.E.d
Mystery / ThrillerMakoto Rintarou adalah seorang siswa berprestasi yang bersekolah di SMU elit khusus laki-laki. Menjalani hari-harinya sebagai siswa biasa bersama Seto Kobayashi & Kano Kensuke. Makoto harus berkali-kali jungkir balik menghadapi adiknya yang tomboy...