Agatha berjalan ceria sembari berjingkrak di koridor sekolah. Dia terkenal gadis yang selalu ramah dan banyak teman di sekolahannya. Namun juga tak sedikit yang merasa iri karena prestasinya di sekolah, bahkan ada geng cewek yang satu tingkat dengannya, selalu mengusik ketenangan dia. Agatha tak pernah merasa takut kepada mereka, karena dia tidak merasa bersalah bahkan dia tidak pernah merasa mengusik ketenangan orang lain.
"Agatha!!!" panggil seseorang yang selalu menghancurkan mood Agatha setiap pagi.
Agatha menoleh sekilas, lantas dia mempercepat berjalannya, namun orang itu berlari mengejarnya dan menahan Agatha saat ingin menaiki tangga menuju ke kelasnya.
"Iiiihhhh... lo apaan sih Andra???! Bikin gue kesel mulu! Lo nggak ada kerjaan ya, selain ngejar-ngejar gue? Nggak bosen apa, sudah gue tolak juga," geram Agatha kesal karena Andra telah menghadang jalannya.
Andra adalah remaja yang selalu mengejar cinta Agatha. Sudah berulang kali Andra menyatakan cintanya, namun Agatha masih saja selalu menolaknya, dengan berbagai alasan dari kejujurannya yang tidak memiliki perasaan kepada Andra, bahkan dia pernah berbohong jika belum memiliki izin berpacaran dari orangtuanya. Padahal, Ali dan Prilly tidak pernah membatasi anak-anaknya untuk bergaul, jika itu masih dalam batas wajar, bahkan jika anak-anak mereka berpacaran pun, mereka tak melarangnya.
"Nggak akan pernah bosan Queen! Gue ditakdirkan buat selalu mengejar lo, Queen," seru Andra penuh percaya diri.
Queen adalah panggilan sayang Andra untuk Agatha, karena memang mereka adalah pasangan King dan Queen di sekolahan ini. Namun kenyataannya, mereka justru seperti kartun Tom and Jerry.
"Astaga Andra? Gue udah bilang sama lo berapa kali sih? Daripada lo sibuk ngejar gue dan nggak bakalan berujung mendapatkan balasan cinta dari gue, lebih baik lo urusin tuh si mak lampir Chelsea CS yang selalu mengganggu kenyamanan gue di sekolahan ini karena gara-gara lo," sergah Agatha kesal yang hanya ditanggapi Andra cebikan bibir tak acuh.
"Chelsea CS bukan urusan gue, urusan gue cuma satu, yaitu lo. Bodoh amat, mau lo nolak gue hingga 1000 kali pun, gue akan tetep ngejar lo, sampai dapat. Mau lo lari ke ujung langit pun, gue akan selalu nemuin lo. Karena gue udah pasang GPS di hati lo yang akan selalu tersambung sama hati gue," rayuan maut Andra yang mempan membuat Agatha melting, namun dia masih terlalu gengsi untuk mengakuinya.
Sudah biasa bagi Agatha jika mendengar Andra selalu memujinya setinggi langit bahkan merayunya hingga tebang ke awan, namun Agatha masih terlalu gengsi untuk mengakui jika Andra adalah lelaki yang tak mudah menyerah. Dia selalu gencar dan selalu berusaha meyakinkan Agatha, bahwa perasaan cintanya itu serius, bukanlah main-main seperti remaja pada umumnya.
"Basi banget sih gombalan lo. Nggak mempan," dusta Agatha, padahal di dalam hatinya sudah tersanjung oleh kata-kata Andra tadi, bahkan hatinya selalu dibuat Andra melting meski hanya dengan ucapan manis dari bibir merahnya.
"Halah! Basi-basi begitu, tapi kamu suka 'kan?" goda Andra mencolek dagu Agatha genit.
Agatha mengusap-usap dagunya, bekas colekan tangan Andra. Bibirnya mencebik membuat Andra gemas dan tak tahan, akhirnya dia menarik bibir Agatha dengan jari-jari tangannya.
"Gemes gue lihat bibir lo monyong gitu, minta dicium banget sih!" seloroh Andra membuat Agatha semakin kesal hingga menghentakkan kedua kakinya merengek manja sembari memukul-mukul kecil lengan Andra.
"Iiiiiih... lo nyebelin banget sih jadi cowok? Gue makin benci sama lo!" gertak Agatha justru membuat Andra tertawa bahagia.
"Alhamdulillah, akhirnya cinta gue terbalas. Benci, benar-benar cinta 'kan ya?" terang Andra percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENERASI (Sudah Terbit)
FanfictionCover by @idaagustinaf Di cerita ini aku akan mengajak kalian untuk mengkhayal lebih jauh tentang kehidupan orangtua yang gaul dan bisa menjadi seorang teman bagi anak-anaknya. Di mana mereka bisa menempatkan diri untuk buah hati mereka. Papa Ali da...