Happy reading. Jangan lupa vote sama comentnya ya guys:*
Pantulan cahaya matahari yang menembus kaca jendela kamar olif membuat ia terbangun. Terlihat mamanya sedang membuka gorden jendelanya. Senyum manis terukir di wajah keduanya. Ia menghampiri anaknya dan mengusap lembut rambut olif.
"Ga ikut mama ke rumah sakit?"
Olif langsung bangun dan menuju kamar mandi. "Aku ikut ma. Mandi dulu,oke?tungguin olif" kata olif sangat gembira.
Lisa pun keluar kamar olif menuju dapur. Ia menyiapkan sarapan untuk mereka makan sebelum pergi.
Selesai mandi olif langsung menuju meja makan.
"Pagi ma. Pagi ka alif" sapanya lalu mencium pipi mama dan kakaknya.
Keluarga yang bahagia meskipun tak ada Riko bersama mereka. Riko albert adalah seorang dokter sekaligus pemilik rumah sakit R.Albert. meskipun sibuk riko tak lupa memberi kasih sayang dan perhatian kepada anak dan istrinya.
Selesai sarapan mereka pun berangkat. Sampai di rumah sakit alif dan olif pergi ke toko dekat rumah sakit dan lisa langsung menuju ruangan suaminya.
"Bagaimana pa?" tanya lisa
"Aku tak tahu harus berbuat apa. Penyakit itu sudah masuk stadium akhir" matanya mengeluarkan air mata dan langsung memeluk lisa."Tak apa-apa. Ini sudah takdir. Dan kau perlu berjanji satu hal untukku" lisa melepaskan pelukannya dan menatap riko.
"Janji apa lisa?"
"Jangan kau beritahu anak-anak tentang penyakitku ini. Kau boleh memberitahu mereka jika aku sudah tak tertolong lagi." ucap lisa lalu tersenyum. Senyuman tulus itu membuat riko tak bisa berkata apa lagi. Ia hanya mengangguk dan memeluk lisa erat. "Aku akan menyelamatkanmu" ucap riko dakam pelukannya.***
Satu bulan kemudian.
"Ka mama kenapa?ngapain mama diruangan ini?" menunjuk ruangan operasi "mama baik-baik aja kan ka?" tangisannya semakin keras di pelukan alif.
"Mama pasti baik-baik aja dek. Lo ga usah nangis"
"Gue takut kalo sampe mama kenapa-napa. Gue ga mau"
"Lo tenangin diri dulu. Kita tunggu papa keluar" alif menyuruh okif duduk di ruang tunggu.Beberapa menit kemudian, riko keluar dari ruang operasi. Wajahnya sangat lelah tak bersemangat. Seketika air matanya jatuh.
"Pa, mama baik-baik kan?" tanya olif masih dengan tangisnya
"Maaafin papa olif. Papa ga bisa selamatin mama kalian"
"Ga mungkin pa. Papa ga boleh bilang kayak gitu" tangisnya semakin menjadi.
"Mama kena penyakit kanker, dan penyakit itu sudah pada stadium akhir. Mama tak mau kaliam tahu dan mengkhawatirkannya. Maafin papa" mendengar perkataan riko olif tak bisa menahan tangisnya, ia merasa pusing dan seketika olif pinsan.***
Sadar dari pinsannya ia menganggapnya hanya suatu mimpi buruk saja. Ia yang tak bisa menerima kenyataan mamanya telah pergi berpikir bahwa mamanya masih bersamanya, di rumah itu bersama mereka tiap hari. Membangunkannya tidur,dan menunggunya pulang dari sekolah.
Sudah 1 tahun lebih 2 bulan ia belum bisa menerima kenyataan. Terlihat seperti orang gila yang selalu berbicara sendiri tapi Riko,alif, dan sahabat-sahabatnya yakin bahwa apa yang dirasakan olif benar-benar ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Or He(?)
Teen FictionBertemu dengan cowok aneh. Sikap berbeda. Di sekolah lain luar sekolah lain. "Kalian kok sama? Rio ada dua ya?" tanya olif seperti orang bodoh. Bertemu cowok aneh itu membuat olif merasa bodoh setiap harinya. Ia selalu berpikir apa ia sedang di bo...