Chapter 4

656 18 16
                                    

Prologue

"Benalkah?" kata Xusan dengan suara cadelnya.

Kakaknya, Dynald yang berumur 8 tahun, tiga tahun lebih tua dari Xusan, tertawa. "Iya, benar kok."

Xusan berseri-seri. "Jadi kakak juga mempunyai kekuatan cepeltiku?"

"Eh, tidak juga sih," jawab Dynald. "Kalau kekuatanmu kan bisa melihat masa depan, sedangkan aku bisa melihat masa lalu."

Ibu kedua anak ini tersenyum melihat kelakuan mereka, kemudian menggendong Xusan yang bergayut manja.

"Ibu tau nggak kenapa kami punya kekuatan seperti ini," tanya Dynald.

"Kurang lebih begitu." Ibunya masih saja tersenyum. "Kalian berdua adalah para pembuat senjata Raw-heist. Jadi wajar kalau kalian mempunyai kekuatan seperti itu."

Xusan meleletkan lidahnya. "Law-heist itu apa, Bu?"

"Raw-heist ya?" Sang ibu berhenti tersenyum. "Mereka adalah pelindung dunia, dari kekacauan besar yang akan terjadi... suatu hari... nanti."

Chapter 4 : Kebenaran

Dynald menarik Yusha yang terakhir naik ke gua yang ternyata sangat tinggi. Sementara itu Suga dan Hein berhadapan dengan sebuah pintu besi yang tertutup rapat. Mendadak Suga menjerit histeris. Hein terkejut dan terlonjak beberapa langkah ke belakang. "A-ada apa?" tanyanya.

Suga meringis dan secara drastis kembali panik. "Gawat aku lupa passwordnya. Aduh... kita bakal gagal pergi ke Hovwant."

Yusha tertawa sinis, "Memangnya siapa yang mengharapmu mengingatnya?" Tangannya meraba permukaan pintu yang memantulkan sinar matahari. "Kalian sudah siap?"

Hein dan Dynald mengangguk bersamaan.

"Siap apanya?" tukas Suga.

Ketiga teman seperjalanannya berpandangan, kemudian Hein berkata, "Kami membagi tiga passwordnya untuk dihapal masing-masing."

"Hei curang!" teriak Suga. "Kenapa kalian tidak mengajakku menghapalnya!?"

Sebagai jawaban, ketiganya melotot pada Suga. Ini mujarab karena Suga langsung bungkam seribu bahasa.

"Oke, kita mulai saja," kata Dynald. "Biar aku duluan, THOUVINISUM."

Hein yang tampak belum siap, menggerundel dalam hati, "METOPHONUS," katanya.

Sebaliknya, Yusha yang sedikit kaget menjadi terlalu cepat mengucapkan, "KURIBAYATOR." Hasilnya? Pintu itu tetap tertutup. Tak bergeming sedikitpun.

Tawa Suga meledak. Tubuhnya membungkuk dan kedua tangannya memegangi perut.

Wajah Dynald seketika merah padam. Hein berlagak tetap tenang. Dan Yusha melirik Suga dengan sebal.

"Eng... kurasa kita harus mengucapkannya tanpa terputus," saran Dynald. "Aku mulai ya?"

Suga meleletkan lidahnya.

Dynald memberi isyarat, "THOUVINISUM."

"METOPHONUS."

"KURIBAYATOR."

Bush...

Tiba-tiba dari celah pintu keluar asap tebal. Selanjutnya pintu tadi membuka perlahan dengan deritan keras yang menunjukkan bahwa karat telah menguasainya. Dan...

"Pazzword diterima. Zilahkan mazuk."

Suga tersentak, "Su-suara siapa itu?"

"Aku adalah komputer utama lift bawah tanah ini. Zekali lagi. Zilahkan mazuk."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raw-HeistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang