Bagian II

4 0 0
                                    

Easteria tahun 509. Bulan Pertama

Saat kami semua tengah dalam pelatihan, aku dan beberapa prajurit yang baru saja di rekrut bersama-sama menjalani pelatihan ini. Entah kenapa semuanya bisa jadi begini? Kehidupanku yang dulunya ku jalani sebagai warga biasa kini sudah tiada lagi.  Saat ini aku hanyalah prajurit pelatihan yang baru saja belajar untuk maju ke medan perang. Haaahh, Ini semua terjadi secara tiba-tiba saat Lena mengajakku ke istana

Seminggu yang lalu....

''Tu-tunggu dulu Lena, apa kau benar-benar yakin dengan ucapanmu itu?'' Tanyaku sedikit kaget.

''Umm, aku ingin mengajakmu ke istana dan bekerja di bawah pelatihanku. Ya...bisa dibilang aku ingin kau menjadi pengawal khususku.

''Ta-tapi...'' Bukannya aku disini sedang sibuk, atau apa. Tapi aku hanya tidak siap jika harus ke istana secara tiba-tiba apalagi disana adalah tempatnya para bangsawan dan orang-orang terhormat. Jika mereka melihat orang sepertiku ada disana, entah apa yang akan mereka katakan. Aku tak ingin menjadi beban buat Lena dan aku tak ingin menghancurkan harga dirinya karena telah berada di sampingnya.

''Tidak perlu pikir panjang, ikut saja. Lagi pula kau tak punya kesibukan disini.'' Ajak Lena lagi.

''Tapi Nona! Bagaimana bisa anda membawa orang i-''

''Morda! Pastikan kau menyebet namanya.'' Potong Lena sebelum Louise menyelesaikan kalimatnya.

''Ha! Maaf atas kelancangannya.'' Ucap Louise terdengar selayaknya seorang prajurit. ''Nona yakin ingin membawa tuan Morda ke istana?''

''Tentu, aku akan melatihnya disana, dan secara khusus aku sendiri yang akan memberikannya latihan itu.'' Balas Lena

''Saya tidak yakin ini adalah kabar baik bagi orang-orang yang ada di istana khususnya para kaum bangsawan itu. Tapi jika ini adalah keinginan anda, kami akan menurutinya.'' Ucap Louise.

''Kalau begitu biarkan aku juga ikut'' Heh..kenapa? Tiba-tiba Eren bicara dan ingin ke istana juga.

''Tapi Eren, sebaiknya kau tetap tinggal di desa saja, bukankah kau masih memiliki ibumu, sebaiknya kau tetap bersamanya.'' Saranku padanya.

''Aku yakin saat aku meninggalkan desa ini pasti akan tiba dan kurasa inilah saatnya. Ibuku pasti akan mengerti itu.'' Balas Eren

Lena yang saat itu mendengarnya, mulai memperhatikan Eren dengan seksama ''Umm..sepertinya kau mempunyai bentuk tubuh yang cukup terlatih, kurasa tidak masalah jika harus membawa satu orang lagi ke istana, benarkan Louise? Felix?'' Tanya Lena setelah bergumam sendiri dan kedua prajurit itu pun mengangguk pelan seraya mereka menyetujuinya. ''Kalau begitu besok aku akan menjemput kalian berdua disini. Saat ini aku harus pergi membicarakan sesuatu dengan mereka''

Lena dan kedua prajuritnya pun pergi meninggalkan halaman rumah. Aku yang tidak tahu mau berkata apalagi hanya bisa menerimanya meski saat ini aku masih dalam keadaan bingung.

''Eren.,Bagaimana dengan rumahku? Maksudku siapa yang akan menjaganya terlebih lagi tanaman-tanaman peninggalan ibuku?.'' Tanya ku yang mulai cemas.

''Tidak apa-apa, esok adik perempuanku sudah kembali dari kota, aku akan menyuruh dia untuk mengurus mereka. Aku yakin dia pasti akan setuju.''

Dan...esok
paginya kami mulai berangkat menuju istana...

Saat ini, di istana...

Dan beginilah jadinya, saat ini aku dan Eren sedang berlatih munggunakan senjata dengan baik. Setelah kami berdua tahu bagaimana caranya mengayunkan padang dengan benar dan menembakkan anak panah, saat itulah Lena yang akan melatih kami, begituah katanya.

Ore no StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang