Easteria tahun 509.
''Haaahh..Selesai, selesai'' Ucapku Lega. Akhirnya latihan kami hari ini selesai dan kami pun mengembalikan peralatan yang telah kami pakai untuk berlatih.
''Eren! Bagaimana denganmu?'' Tanyaku.
''Apanya?'' Jawab Eren singkat.
''Itu...mengenai keterampilan memanahmu?''
''Oh..rasanya..tidak jauh berbeda, tapi kurasa mungkin aku telah mengembangkan beberapa trik baru?'' Jelasnya selalu dengan nada yang terdengar santai.
''Waah..hebat, lalu seperti apa itu?'' Tanyaku penasaran.
''Tidak sehebat itu, baru-baru ini aku belajar untuk menembakkan dua sampai tiga anak panah secara bersamaan.''
''Apanya yang tidak, itu sangat luar biasa. Baru seminggu latihan dan ternyata kau sudah sampai sejauh itu. Beda denganku...rasanya tidak ada yang berubah, malah pedang yang kugunakan rasanya semakin ringan.'' Kataku sedikit kecewa.
Eren pun menepuk pundakku lalu berkata ''Bukankah itu bagus. Setiap hari kau selalu berlatih begitu keras, tapi sebaiknya kau jangan terlalu memaksakan diri, kadang kau harus sedikit istirahat.'' Jelasnya terdengar menasihatiku. Mendengar itu aku tak bisa membalasnya, jadi aku hanya bisa tertawa kecil dan tersenyum lebar. Petang itu kami berjalan sebentar untuk menikmati suasana setelah selesai mengembalikan peralatan ke gudang kami pun berjalan menuju kamar sambil bercerita.
Esok harinya. Di siang hari saat aku dan Eren sedang beristirahat aku tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan yang cukup membuatku kaget. Selama ini aku tak tahu apa-apa ku rasa begitu juga Eren. Aku bertanya-tanya, apakah Lena sengaja merahasiakan ini dari kami. Sejak ketiga jenderal itu pergi mendadak tiga hari yang lalu, kami hanya berlatih dengan petunjuk yang Lena berikan lalu ia meninggalkan kami begitu saja. Aku sama sekali tak peduli, mungkin dia memiliki banyak kesibukan karena ku tahu dia adalah teman dan ksatria bagi Ratu tapi, ternyata ada sesuatu yang lain yang coba dia sembunyikan khususnya dari aku dan Eren.
Aku yang kaget mendengar berita itu, langsung berlari menuju ruangan Sang Ratu dimana dia biasa duduk di atas tahtanya. Eren berusaha mencegahku namun tak bisa, aku tak bisa berhenti setelah mendengar itu. Aku hanya ingin mendengar penjelasan Lena dan juga alasannya menyembunyikan semua itu.
Saat sampai di depan pintu yang cukup besar beberapa prajurit yang berjaga menghadangku dengan senjata mereka. Mereka menghalangi pintu itu lalu bertanya ''Siapa kau? Saat ini Ratu sedang tidak ingin diganggu, jadi pergilah!'' Tegasnya.
''Biarkan aku bertemu dengan Lena, Matsumoto Lena.'' Seruku. Eren yang berdiri di belakangku memegang salah satu pundakku lalu menariknya pelan.
''Tidak, saat ini tak seorangpun yang diperbolehkan melewati pintu ini tanpa izin Ratu.'' Tegas mereka lagi.
Aku tahu bahwa mustahil bagi ku memasuki ruangan itu tapi dalam keadaan yang penuh kemarahan dan juga kekhawatiran, aku tidak mempedulikan hal itu. ''Ku mohon, biarkan aku lewat, ada hal penting yang ingin ku bicarakan dengannya.'' Pintaku lagi.
''Sudahlah Gorda, sebaiknya kau jangan gegabah seperti itu.'' Bujuk Eren.
''Kembalilah atau kau akan kami masukkan ke dalam penjara.'' Balas mereka mengancamku. Tapi itu sama sekali tidak mengubah pendirianku. Aku pun memaksa masuk degan menyingkirkan penjaga-penjaga itu.
Saat pintu terbuka, aku melihat wajah seorang wanita yang begitu cantik nan anggun, aku berpikir mungkin dialah Sang Ratu itu.
''Tu-tunggu'' Tahan penjaga itu. Mereka bersikeras menahanku menggunakan tubuh mereka dan lagi aku menyingkirkan mereka. Ratu yang berdiri di hadapanku tampak cemas dan kaget. Ku rasa aku tahu dia kaget karena apa tapi wajah itu...apa yang dia cemaskan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ore no Story
FantasyIni hanyalah kisah kecilku. Berawal dari sebuah desa yang kecil dan terpencil aku mengukir semuanya. Hanya setelah seorang gadis datang, semuanya tiba-tiba berubah. Aku yang hidup sebagai seorang pandai besi tiba-tiba dibawa ke Ibukota untuk dilatih...