Sekolah ini memang sekolah taraf nasional biasa, bukan sekolah internasional dengan murid-murid yang bisa dengan entengnya keluar masuk sekolah menggunakan mobil ataupun motor ninja.
Namun dengan perlahan tapi pasti, sekolah ini mulai menjarah mendali dan tropi dan setiap kejuaraan yang mereka ikuti. Membuat sekolah ini lambat laun berkembang begitu cepat dan juga pesat.
Sekolah negeri terfavorit dengan anak-anak emas didalamnya mulai mengantisipasi sekolah ini, memasukannya dalam dafat blacklist sekolah yang harus 'disingkirkan'.
Sedangkan sekolah-sekolah bertaraf internasional sendiri mulai keder dengan keunggulan yang semakin lama semakin menyusutkan sekolah-sekolah internasional itu. Karena yang jelas, sekolah bertaraf internasional hanyalah berisi segerombolan anak dengan gaya glamour-nya dan sikap mem-bully mereka pada kalangan bawah. Entah apa isi kepala dari anak-anak pejabat itu. Kalaupun ada yang berprestasi, mereka hanyalah dijadikan hiasan untuk setidaknya memberi kesan kepada orang-orang jika sekolah itupun juga punya prestasi. Ya, walaupun tidak semua sekolah bertaraf internasional begitu sih.
Sekolah ini pun tidak bisa dibilang yang terbaik, tapi dengan kemajuan yang signifikan mungkin 2-3 tahun lagi sekolah ini akan menyambar gelar tersebut.
Didalam sekolah ini juga pasti ada yang nama startifikasi sosial, pembully-an walaupun tidak berlebihan (paling cuma sekedar gertakan atau aksi jambak-jambakan antar cewe), dan hal-hal normal sampai tidak normal lainnya yang biasa terjadi disekolah menengah keatas pada umumnya.
Tapi bukan suatu hal aneh, jika setiap sekolah mempunyai sesutu hal yang special bukan. Seperti sekolah ini, walaupun mereka hanyalah sekolah nasional biasa tetapi mereka punya 2 monster yang bisa membunuh siapapun bagi mereka yang mempunyai ambisi dan kesenangan didalam hatinya.
Satu-satunya jalan agar selamat dari 2 monster ini adalah, jangan menampakan apapun yang bisa membuat 2 monster ini menarik sebelah bibirnya keatas. Karena itu berarti semuanya sudah menjadi 'start' bagi mereka, dan 'end' bagimu.
^^
''Oi denger semua! Ada anak baru kelas 10 yang baru aja mbuat salah satu guru di keluarin dari sekolah!'' murid laki-laki itu berteriak dengan hebohnya. Tapi yang membuat hal itu tambah heboh bukan lagi dari nada suaranya yang kelewat kencang mengalahkan suara toak, melainkan kabar itu.
'seorang anak kelas 10 membuat salah seorang guru yang sudah mengajar hampir 12 tahun lamanya disekolah ini keluar, terlebih lagi dia merupakan anak transferan tahun ini. Luar biasa.'
''Jun, kamu gak tertarik pa sama anak baru itu ? dia bisa jadi saingan baru kamu loh'' ujar salah seorang gadis yang bersikap centil dihadapan Juna. Percakapan itupun sebenarnya hanya basa-basi agar si gadis bisa mengobrol atau sekedar berbicara dengan 'seorang Juna'. Tapi entah kenapa Juna malah menanggapi pertanyaan dari gadis itu.
''Heee.. kalau itu cuma buat iseng-iseng aku mah gak masalah jadi patnernya, kecuali—''
Juna mengantung kalimatnya, sembari menatap tajam lawan bicaranya yang malah dengan bodohnya menunjukan wajah yang sudah merah padam karena malu ditatap seperti itu.
Bodoh memang
Ujar Juna dalam hati, kemudian melanjutkan kalimat yang tadi digantungnya dengan nada seorang bocah yang hendak bermain-main.
''itu adalah salah satu mimpinya untuk membuat setiap guru perlahan-lahan dikeluarkan dari sekolah ini. Saat itulah aku akan bertindak sebagai rival yang baik''
Juna mengakhiri kalimatnya dengan senyum manis diwajahnya, tapi senyum itu hanya bertahan tidak kurang dari 2 detik sebelum ia melanjutkan perkataan yang akhirnya malah membuat lawan bicaranya berlari keluar karena menahan malu dan juga air mata yang mendesak keluar.
''kau juga tidak perlu bicara lagi denganku. Cukup menjijikan berbicara dengan seorang penjilat''
Kata-katanya yang datar tapi menusuk itu bukan tanpa alasan. Karena Juna melihat sendiri, bagaimana gadis tadi hanya mau bergaul dengan orang-orang dari kalangan menengah keatas. Itupun bukan karena dia juga berasal dari golongan yang sama melainkan hanya untuk memporoti uang dari teman-teman kaya bodohnya itu.
''Sadeees'' seseorang bertepuk tangan kecil disamping Juna setelah melihat adegan yang tengah membuat seorang gadis berlari keluar karena menahan malu. Membuat Juna menoleh kemudian melempar sesutu kearah pemuda yang tadi mengatainya 'sadeees' itu.
''beliin susu strawberry, 2 kotak. kembaliannya ambil aja buat beli permen''
Juna memberikan perintah seperti seorang raja memberi titah pada budaknya. Juna malah terus asyik membaca setiap kalimat pada buku yang sekarang sedang ditekuninya.
Pemuda tadi menghitung jumlah uang yang tadi dilempar oleh Juna, sebelum akhirnya mulai protes.
''Yaelah Jun, ini mah gak ada kembaliannya, kurang malah. Masa setiap lo beli susu harus gue yang nombokin kekurangan lo. Bisa rugi gue kalo gitu caranya.''
''Gak usah sok gaul, pake lo-gue segala. Eh emangnya situ gak inget kalo punya utang numpuk. Sekalian aku mau nanya, selama ini yang nampung situ siapa ya? Hidup tu gak gratis, kalo mau bicara soal kerugian, aku dah rugi dari dulu malah'' Juna membalas dengan jawaban telak, masih asyik dengan kegiatan sebelumnya.
''Jadi lo ngerasa rugi dah nampung gue?'' pemuda itu masih nyolot dengan mata yang dibuat seakan-akan mau menanggis.
''Kamu itu bisa bermanfaat kalo mau mbeliin aku susu setiap harinya. Itu juga cuma aku suruh beli kan, uangnya tetep dari aku.''
Pemuda itu hanya mengangguk-angguk pasrah. Dia meninggalkan Juna untuk melaksanakan amanat yang sudah diberikan kepadanya, yaitu membeli 2 kotak susu strawberry. Dia berjalan secara mundur sambil terus memperhatikan Juna dan mengancung-acungkan jempolnya.
''Sadiis lo emang''
Dia mengucapkannya sambil mengangguk-angguk. Tapi diwajahnya bukan raut kekesalan yang ia tampakan melainkan raut wajah yang seolah mengatakan 'ini baru bener seorang Juna'.
Sekilas tadi sebelum pemuda itu pergi keluar dia sempat melirik kearah buku yang sedang asyik di baca Juna. Dan dia hanya bisa geleng-geleng kepalah mengetahui judul dari buku itu.
1001 meningkatkan tekanan darah tinggi
Pemuda itu tahu, Juna membaca buku itu untuk membuat guru kesal padanya dan kemudian meninggalkan kelas dan membuat kelas jadi punya pelajaran kosong.
Anak ini benar-benar luar biasa.
Ujar pemuda itu dalam hati. Walaupun sebenarnya tanpa membaca buku seperti itupun Juna sudah mempunyai bakat alami untuk membuat orang-orang disekitarnya jadi kesal padanya tapi tidak pernah bisa untuk membecinya.
>.<
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaker Dream
Teen FictionDia adalah Juna, remaja laki-laki berwajah manis, tapi wajah itu hanyalah pemanis dari setiap tingkah lakunya. Tempat favoritnya adalah atap sekolah, makanan favoritnya keripik kentang, minuman favoritnya sekotak susu rasa strawberry. Dia paling suk...