Maaf ya readers, author baru publish new part nya karna emang beneran baru sempet, di sekolah banyak tugas beserta lomba-lomba yang harus dijalani.
Oke cukup curcol nya, happy reading fellas♡~
[ Marlene on the media above ]Dear Diary, hari ini aku bertemu dengan seorang pria, ia menolongku saat aku hampir terjatuh. Pria itu tampan sekali mengenakan kaos putih polos dan blue jeans-nya, ditambah mata hazelnut-nya yang sungguh membuat ku terpana.
Tapi, mengapa ia tidak memperkenalkan dirinya kepadaku? Aku ingin sekali mengetahui namanya, hanya namanya saja, dengan begitu aku bisa mengabadikan namanya di memori-ku.
Sepertinya aku mengalami 'love at the first sight', cinta yang ku anggap bodoh dah konyol. Mana ada cinta yang tumbuh saat kita baru pertama kali bertemu dengan pria itu, apa itu tidak bodoh?
Dan ternyata, aku termakan oleh omongan ku sendiri. Aku mencintainya. Oh bukan bukan. Aku menyukainya. Yah seperti itulah. Dan ternyata itu indah, tidak seperti yang ku bayangkan. Sayangnya, aku belum mengetahui setitik informasi pun tentangnya.
Tuhan...
Biarkan aku bertemu dengannya lagi.
Aku ingin mengenalnya lebih jauh.
Aku ingin tahu namanya, dimana ia tinggal, dan sebenarnya siapa dia sehingga Cat tertawa saat aku bertanya tentangnya?
It's confusing enough for me, God.Sebenarnya ada apa?
Dan mengapa aku tidak tahu?
Ini sungguh aneh bagi ku, apa karna ini efek dari jatuh cinta?
Aku tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya.
Bisa dibilang pria itu adalah Cinta Pertamaku.Aku berharap bisa bertemu dengannya lagi.
Amen♡Seperti itulah kalimat-kalimat hati Marlene yang ia curahkan di buku Diary-nya. Setelah itu Marlene meletakan Diarynya kembali ke asalnya yaitu di dalam lemarinya.
~~~~~
Pagi ini Marlene terlihat sangat bersemangat sekali, salah satu efek dari jatuh cinta? Mungkin.
Padahal biasanya ia akan malas-malasan untuk pergi ke sekolah, tetapi kali ini? Pria misterius itu benar-benar mengubah jalan pikirannya.Pak Ben, sopir pribadi keluarga Vellice sudah siap menunggu di depan ditemani Trailblazer putih milik keluarga Vellice. Tak berlama-lama, Marlene segera berangkat sesudah sarapan. Tak lama pun Marlene sampai high school nya yang megah itu.
St. Monica High School, sekolah SMA sederajat yang cukup terkenal dengan akreditasinya yang baik. Selain itu, sekolah tersebut juga terjamin kelulusannya. Universitas mana pun dengan sigap akan menerima lulusan dari sekolah tersebut, bahkan beberapa Universitas sudah mengajukan beasiswa kepada anak-anak yang cerdasnya di atas rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He?
Teen FictionMarlene Stan Vellice. Seorang gadis yang sangat hobi menari balet. Ibunya menentang hobinya itu karna menurutnya, Marlene tidak mempunyai bakat dalam menari balet. Semuanya berjalan seperti biasa sampai Marlene bertemu dengan seorang pria yang bisa...