Satu (Hyoma & Sougo)

904 46 9
                                    

Hyoma menyeret langkahnya keluar dari rumah yang hangat. Demi Tuhan, apa lagi yang dilakukan oleh Sougo sampai-sampai ibunya Sougo menelponnya sepagi ini?

15 menit yang lalu, ibunya Sougo menelponnya karena tak menemukan Sougo dirumah mereka. Pergi tak pamit, telpon tak diangkat. Karena itu, ditengah kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, Ia berjalan menuju stasiun sendirian. Ia sudah hapal segala tingkah Sougo, dan jika sudah begini, Ia pasti akan menemukan Sougo di Stasiun, atau suatu tempat yang berhubungan dengan kereta. Minat Sougo akan kereta tampaknya membuatnya sedikit gila.

Tebakannya benar. Begitu sampai di stasiun, Ia dapat melihat Sougo sedang berdiri di depan kursi tunggu yang disediakan oleh pihak stasiun untuk para penumpang. Kakinya bergerak-gerak tanda tak sabar, sementara matanya melirik-lirik ke arah arloji kecil yang melingkar ditangannya.

Kereta pertama hari ini akan tiba sebentar lagi.

Begitu kereta pertama itu datang, Sougo melompat gembira. Hanya sebentar, karena setelah itu Ia langsung mengeluarkan smartphone-nya dan mengambil gambar kereta itu dari berbagai sisi yang Ia bisa. Dari jauh, Hyoma memperhatikannya sambil tersenyum kecil.

Sougo selalu tampak senang jika sudah membicarakan sesuatu mengenai kereta. Matanya berbinar, intonasinya akan naik-turun karena kehabisan napas saking senangnya menceritakan soal kereta pada orang lain. Ia akan melompat senang ketika mendapatkan sesuatu mengenai kereta dari orang lain. Pipinya yang kecil akan mengembung lucu saat Ia memperhatikan setiap detil gambar kereta yang ada pada smartphone-nya.

Ketika kereta pertama itu berlalu pergi, Ia berjalan menghampiri Sougo. Anak itu tampak kaget saat melihat Hyoma, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kesenangannya pagi itu.

"Apa yang Hyoma lakukan di stasiun sepagi ini? Kupikir Hyoma akan tidur sampai siang hari ini." Kata Sougo menyambut Hyoma. Hyoma merutuki dalam hati. Memang itu rencananya kalau saja ibumu tidak menelponku pagi-pagi!

"Ibumu menelpon tadi. Ia bilang Ia tak menemukanmu di rumah, jadi aku pergi mencarimu ke stasiun. Lain kali jangan lupa berpamitan pada ibumu, Sougo."

"Aah, maaf. Aku terlalu bersemangat sampai lupa berpamitan." Sougo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia melirik tangan Hyoma yang ada dalam kantung jaketnya. Pasti dingin harus berada di stasiun sepagi ini.

Sougo mengeluarkan kedua tangan Hyoma dari jaket, mengatupkannya, mengelusnya dengan tangannya dan meniupnya pelan. Berbagi kehangatan.

"Terima kasih sudah mau menyusulku pagi ini, Hyoma. Lain kali kupastikan aku pamit pada ibuku, janji." Sougo tersenyum manis, membuat Hyoma lupa untuk bernapas selama beberapa detik tiap kali melihat senyum manis yang ditujukan padanya itu.

"Sebagai gantinya, kutraktir sarapan pagi ini. Bagaimana?" Tawar Sougo. Ia mengubah elusan tangannya tadi menjadi genggaman. Hyoma tampak berpikir sebentar, melirik tangannya yang kini digenggam Sougo.

"Baik. Aku yang tentukan tempatnya." Kata Hyoma pada akhirnya.

"Baiklah, Tuan Hyoma..." Jawab Sougo ceria. Ia menarik tangan Hyoma keluar stasiun.

Apapun agar Ia bisa menggenggam tangan ini lebih lama. Dan bagi Hyoma, genggaman tangan ini dan sarapan pagi bersama cukup sebagai bayaran untuk mengganti tidur paginya yang berharga.

SUP★DRAbbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang