.2

14K 1.5K 68
                                    

sudah seminggu baekhyun tinggal di apartemen chanyeol. semua dibagi menjadi dua, bukan main pengeluaran yang tadinya normal-normal saja jadi sedikit melunjak. habis sudah tabungan.

baekhyun sendiri mulai dapat mengeja banyak kata, tidak seperti sebelumnya.
chanyeol membeli buku alfabet anak pekan lalu, mungkin sang kasir toko bertanya didalam benak perihal ayah muda yang kebingungan mengajari anaknya membaca.
tapi hei, baekhyun lebih cerdas dari yang chanyeol pikirkan. ia merapal kalimat lalu mengingatnya diluar kepala secepat kilat.

"yeolie" panggil baekhyun sambil menarik ujung kaos chanyeol. sang pemuda mencoba membangunkan chanyeol yang tertidur di kursi kerja, menggunakan kedua lengan sebagai topangan kepala. secarik bolpoin tergenggam pada salah satu jari, juga kertas yang berserakan sana-sini.

"hm? ada apa?" chanyeol mengerjap, berusaha meraih kesadaran secara utuh.

"baekhyun... baekhyun ingin makan" balas si lawan bicara, sedikit malu-malu tapi mau. kedua tangan menepuk-nepuk kecil perut, berharap bisa meringankan rasa laparnya.
kepalanya pun ikut menunduk, takut mengganggu tidur siang chanyeol yang terlewat lelap.
entahlah, namun pemuda park begitu lelah hari ini.

chanyeol tersenyum ringan. rasa ingin menerkam baekhyun sangat tinggi—gemas, gemas, gemas.

"baiklah, ayo kita pesan makanan."

.

chanyeol memutuskan untuk take-away seluruh makanan yang ia pesan. cukup banyak, mungkin ini porsi satu keluarga—namun seperti yang biasa mahasiswa lakukan; disimpan dalam kulkas untuk beberapa hari kedepan.

"itu apa... yeolie?" tanya baekhyun penasaran saat matanya bertemu pada mie cup instan yang dibuat chanyeol. ini rasa kari ayam, favorit baginya.

chanyeol menggeleng, paham pasti rasa penasaran baekhyun terhadap makanan adalah tipu daya. "ini sangat pedas, baekhyun tidak boleh mencobanya." ia berterus terang, lalu, tanpa peduli lagi dirinya menyeruput kuah mie.

baekhyun merengus, pout lucu kembali hadir dibibirnya. kesal terasa saat chanyeol makin menggoda dirinya, "baekhyun juga mau" ia merengek, tangannya meraih lengan chanyeol seperti anak kucing.

chanyeol memincing, sengaja. "ini bisa membakar lidah baekhyun" sahutnya mudah, mencoba abai terhadap raut wajah yang lebih pendek.

baekhyun terdiam sejenak. alisnya mengkerut, satu tangannya terkepal diatas meja. serius, tangannya kelihatan mungil seperti bakpao coklat. chanyeol mengamati, berharap pria manis ini tidak cari-cari kerjaan, yah mungkin seperti; memintanya mengantarkan ke kamar mandi, atau menuntut tidur lebih awal, dan mungkin masih banyak lagi.

"baekhyun... ingin permen yeolie."

kan.

baekhyun merengek kembali. kalau tidak dapat mie, maka manisan harus diberikan!

chanyeol pura-pura tidak tau, berkutat pada ponsel kotak tanpa menggubris baekhyun.
notifikasi sehun memenuhi layar, hanya berisi kumpulan shitpost tidak jelas dari akun stranger.

"sebentar ya? yeol sedang sibuk." sembari jarinya bergerak malas scrolling di linamasa.

baekhyun geram, ia tidak suka diabaikan—terlagi oleh chanyeol. atensi chanyeol hanya miliknya! kotak sialan itu kerap menjadi penghalang nomor satu bagi baekhyun.

"huh! baekhyun mau! mau permen! mau manis!" dirinya merengut namun jarinya kini malah bermain pada piercing chanyeol.
baekhyun selalu mengingat gambar gajah di buku alfabet dasar yang ia pelajari, telinga mereka benar-benar mirip milik chanyeol!

balik lagi. chanyeol akhirnya menoleh kearah baekhyun. berseringai jelas,

"bibirku manis, mau mencobanya?"

keduanya terhenti, baekhyun pun tidak mengerti. matanya berbinar polos, "memangnya bibir yeolie... boleh... boleh makan?"

"haha bukan begitu sayang, mau tau rasanya?" chanyeol mengusap poni baekhyun yang jatuh menutupi matanya.

"yeolie... yeolie kata rasanya manis."

chanyeol mengangguk, "iya manis. mau?"

baekhyun berfikir sejenak, "tapi yeolie... habis makan pedas!" baekhyun berucap, kelewat polos.

"lucu sialan."

pemuda park terkekeh, "sudahlah, cuman bercanda." ujarnya seraya mengais gelas yang cukup jauh dari jangkauan.

satu tegukan air didalam gelas ludes sudah, meninggalkan jejak kecapan chanyeol pada permukaan.
awalnya mau memfokuskan kembali pada baekhyun, namun dirinya malah ditubruk oleh badan gembul itu.

chup

baekhyun berani betul mengecup bibir pemuda park lebih dahulu. meninggalkan chanyeol tertegun singkat.
seperti puppy kecil dirinya; menjilat-jilat ranum chanyeol yang sedari tadi tak berkutik. diakhir gigitan 'mini' karna rasa gemas. ia pikir bibir chanyeol memang sebuah permen, karna mungkin warnanya yang merah merekah seperti stroberi segar.

poor baek, itu semua ulah bumbu mie.

chanyeol masih terpaku. jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. ia memastikan barangkali baekhyun juga mampu mendengarnya.

"kenapa bibir yeolie... tidak bisa... tidak bisa memakan."

"baek, lihat. ini bukan makanan." chanyeol menunjuk bibir mereka bergantian, mengibas-ibaskan diudara kosong. "jangan melakukan hal seperti itu lagi ya?"

baekhyun meringis, sesaat matanya berkaca. "ma-maaf yeolie... baekhyun salah?"

lantas dirinya bergeleng, "tidak, tidak salah tapi jangan ya?"

chanyeol berusaha menjaga image yang sudah ia tata dihadapan siapa pun, dirinya tidak boleh runtuh begitu saja.

termasuk baekhyun.

mana mungkin dirinya bakal blak-blakan terhadap hatinya yang kini berdesir hebat oleh perlakuan barusan, aneh dibilang.

disisi lain, baekhyun tak mampu lagi membendung air matanya. atmosfirnya dikerubungi rasa bersalah, ia tidak tau harus apa.

"hei kenapa menangis? hei, yeol juga minta maaf mengerti?" ia menarik dagu baekhyun, memotong jarak diantara mereka.

"baek, jangan menangis. baekhyun tidak salah." maka dari itu ia memberikan keyakinan diri untuk menyatukan bibir mereka kembali. kali ini lebih halus, mengulumnya dengan lembut seakan baekhyun begitu rapuh.
chanyeol mampu merasakan manis pada kedua bilah bibir baekhyun, seperti jackpot tersendiri untuknya.

ia melapaskan tautan itu, tersenyum hangat saat menatap baekhyun beserta pipinya yang lembab. "manis." lalu mengusak surai madu lawan bicaranya dengan sayang.

well begitulah ciuman pertama untuk mereka, bisa dipastikan malam itu keduanya kesulitan tidur oleh perasaan masing-masing yang membentang tinggi sampai ke angkasa.

baekhyun! +chanbaek [on construction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang