Chapter 3

86 7 4
                                    

Aku berjalan ke garasi rumahku. Rencananya, aku dan Tia hendak jalan-jalan ke PIM. Segera kunaiki mobilku dan pergi menjemput Tia dirumahnya.

"Ti, lo aja yang nyetir ya. Gue males," kataku.

Ia mengangguk. Lalu bertukar tempat duduk denganku. Ia mengemudikan mobilku dengan cepat. Memang, aku tak pandai menyetir seperti Tia. Di tengah perjalanan, Tia menyetel lagu All I Ask-nya Adele. Dalam sekejap, aku terbawa oleh lagu itu.

Di PIM, aku hanya menemani dan melihat ia berbelanja berpuluh-puluh pakaian.

Suntuk. Itu yang aku alami sekarang. Daritadi aku hanya diajak berkeliling dan menemani Tia berbelanja. Akhirnya, akupun pergi ke food court untuk membeli makanan -tanpa memberi tahu Tia sebelumnya-.

Ketika baru sampai di food court, Tia meneleponku. Aku pun me-reject nya. Tapi, pada akhirnya aku memberitahu Tia -lewat line- kalau aku sedang berada di food court.

***

"Ah. Lo pake acara kabur segala. Gue panik Mar ! Takutnya lo kenapa-kenapa?" Kata Tia yang menghampiriku di food court.

"Hm," jawabku singkat. Aku langsung memainkan hp ku.

"Eh, Mar !" Kata Tia

"Apalagi?"

"Liat tuh !" Ia mengarahkan tangannya ke sebuah meja, dan ternyata Nadya dan Rendy sedang asik makan disana. Nadya sedang menyuapi Rendy makanan dengan mesra. Benar-benar mesra.

Mungkin, karena aku terlalu emosi, aku meninggalkan food court itu.

***

Aku menuju ke parkiran. Aku menyalakan mobilku dan pergi ke rumah.

Jika kalian berpikir aku cemburu, itu memang benar. Bagaimana tidak, ketika aku sedang berada di tahap move on, hampir setiap hari aku melihat mantan dan pacar barunya sedang bersama. Itu menyakitkan !

Setibanya di rumah, aku langsung tidur-tiduran di kamarku. Seperti biasa, aku menyalakan AC dan segera memainkan hp ku.

Karena bosan, aku akhirnya mem-posting foto di Instagramku.

Karena bosan, aku akhirnya mem-posting foto di Instagramku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Rendy : Mar

Deg.

"Kenapa lo chat gue lagi sih ? Gue bencii" aku melempar bantal ke lantai

Margaretha : ap?

Rendy : berdamailah dengan waktu. Gue gamau lo benci sama Nadya

Margaretha : trs gue urus?

Setelah itu Rendy hanya me-read jawabanku. Mungkin ia kehabisan kata-kata untuk menyuruhku yang keras kepala ini.

"Gue benci lo Ren. Kenapa juga lo bisa se-bangsat ini ke gue?"

If Where stories live. Discover now