Bagian satu

67 4 0
                                    

"Mah, Nala berangkat, ya?", teriak Nala sembari berlari keluar rumahnya menuju mobil Ghea. Ya, Ghea menjemput Nala hari ini karena mobil Nala masuk bengkel. Tenang, Nala hanya tidak sengaja menabrak pohon karena 'seekor monyet' membuatnya hilang kendali.

"Lesu amat muke lo.", ejek Ghea sembari fokus menyetir. Nala hanya menghela napasnya kemudian memejamkan matanya. Lumayan, lima belas menit bisa ia manfaatkan, "ye. Malah tidur lagi, kutil onta."

Lima belas menit berlalu, mereka berdua sampai di sekolah dengan selamat. Ya, mereka berdua sudah bersahabat sejak mereka masih TK. Selain karena rumah mereka yang dekat, Nala adalah orang yang supel dan senang sekali menggaet orang lain untuk menjadi temannya. Ya, walau kadang ia bersikap sangat dingin pada orang yang ia tidak sukai sifatnya.

"Heh upil kuda!", seru Ghea saat Nala berlari meninggalkannya. Menyebalkan. Bagaimana ia memiliki teman dengan nilai sopan santun yang rendah seperti itu?

Nala berlari menyeberangi main street tanpa menengok ke kanan dan kiri. Ia hanya ingin cepat sampai ke kelasnya. Tapi naasnya, motor sport menyerempetnya dan membuatnya terjatuh. Pengendara itu tentu saja murid SMA Hades juga. Ia menggunakan helm fullface. Membuat Nala tidak bisa melihat wajah pria itu.

Semua orang menonton kejadian itu dengan terkejut. Beberapa menolong Nala termasuk Ghea yang langsung panik. Dan Nala? Ia menatap pria itu nyalang penuh dengan umpatan yang akan ia keluarkan secara lantang setelah ini. Si brengsek itu tidak mau berhenti. Hanya menengok kemudian melajukan motornya ke parkiran khusus motor sport.

"Wah sialan bener tuh orang.", kesal Nala mengabaikan pertanyaan teman-temannya yang menanyai keadaannya, "gue bogem tau rasa lo.", dengus Nala.

"Apaan sih lo pake lari-lari segala? Kek anak kecil tauk! Sekarang liat! Lutut lo berdarah tuh!", kesal Ghea.

Lutut gue? Berdarah? Serius?

Nala langsung melihat ke arah lututnya yang mengeluarkan darah cukup banyak. Nala menatap lututnya ngeri. Ia benci darah. Dan ini memebuatnya mendadak pusing. Pandangannya mengabur dan ia tidak sadarkan diri.

...

Nala mengerjapkan matanya berulang-ulang saat ia merasakan pening di kepalanya. Ruangan kuning. UKS. Nala langsung bangkit untuk duduk. Membuat seseorang yang menunggunya terkejut.

"Dah bangun, Nal? Kaget gue.", desis pria itu. Nala menengok. Mendapati Farrel tengah duduk di samping ranjangnya. Nala mengkerutkan keningnya bingung.

Kok bisa dia yang ada disini? Terus Ghea mana?

"Lo tadi kenapa sih kok pingsan? Disana ga ada yang kuat gendong lo. Untung aja gue liat lo yang dikerubungin cewe-cewe. Yaudah, Ghea nyuruh gue nganterin lo ke UKS dan disuruh jagain lo.", jelas Farrel panjang lebar, "udah mendingan belom?", tanya Farrel.

Nala menatap lututnya yang sudah diberi kain perban. Kemudian menggeleng. Sialan. Bagaimana si Ghea sialan itu menyuruh Farrel untuk menjaganya? Bencana besar. Ia tidak bisa mengontrol jantungnya dengan baik jika begini.

Seharusnya Ghea tahu, ia tidak boleh membuat Nala kembali jatuh cinta lagi pada Farrel. Tapi lagi-lagi si brengsek Ghea itu memang bodoh. Nala akan menjadi canggung jika hanya berdua dengan Farrel begini.

"Oh iya. Gue tidur di ranjang sebelah ya. Masih ngantuk... Ntar kalo lo butuh sesuatu, lo bangunin gue aja.", ucap Farrel sembari pergi ke ranjang kosong sebelah Nala yang hanya disekat oleh gordyn biru laut. Nala hanya mengangguk lemah.

Oh God. Siapa sih sialan yang nyrempet gue itu? Ngeselin banget. Gue gabakal tinggal diam. Siapapun lo. Jangan harap lo bisa lolos dari gue!

...

Nala memicingkan matanya pada Ghea, Natasya, dan Raisa yang duduk di bangku depan kantor TU. Kenapa sih sahabatnya itu duduk di situ? Nala berjalan terseok bersama Farrel yang ada di sebelahnya. Sebenarnya, Farrel sudah menawarkan untuk merangkul dan menuntun Nala. Tapi, tentu saja Nala menolak dengan tegas.

"Nala! Ya ampun my gurl! Lo udah sembuh?", tanya Raisa. Nala hanya memutar bola mata. Dan tatapan Raisa jatuh pada Farrel yang hanya bersikap sok cool seperti biasanya.

"Wih! Rell! Lo perhatian banget sama Nala.", ejek Natasya. Dan Nala hanya bisa mendesis. Farrel tersenyum miring.

"Dia kasian banget tadi. Jadi, ya gue tolongin lah. Lagian, selama ini dia mulu yang perhatian sama gue, masa gue gaboleh bales perhatian dia.", ujar Farrel sembari menunjuk Nala dengan dagunya. Nala hanya mengulum senyumannya. Beruntungnya ia sedang membelakangi Farrel, "udah deh. Gue masuk kelas dulu. Mau nyamperin my baby Alfa... Lo istirahat dulu deh, Nal.", ujar Farrel sembari menepuk puncak kepala Nala.

Dan sorakan itu datang dari mulut-mulut penuh dosa milik teman Nala. Nala sejak tadi hanya diam merasakan pipinya memerah. Tanpa ia dan temannya sadari, seseorang sedang menatapnya dengan tatapan datar dari lantai 2 di seberangnya.

**

Chapter satu nih 😁

Hayoloh kira-kira yang natap datar tuh siapa ya? Terus hubungan Nala sama Farrel apa?

Jangan lupa voment ya 💕💕 Thank you

You are My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang