Chap 1

107 10 3
                                    

"Sh t, I'm forced to be his slave!"

.

.

Hari yang panjang bekerja di café telah berlalu. Saat jam menunjukkan pukul sembilan malam, aku memilih untuk kembali menuju apartemenku. Pulang malam adalah makanan sehari-hari ku. Aku memang seorang wanita, namun aku memiliki prinsip agar tidak bergantung pada pria.

Aku seorang yatim piatu. Setidaknya itu yang kuingat setelah bangun tidur empat belas tahun yang lalu. Aku hanya tinggal dengan samcheon Park yang telah merawatku bertahun-tahun. Dia sangat jarang membicarakan kedua orang tuaku, dia selalu mengubah topik saat aku menanyakan tentang ibu dan ayah.

Meskipun aku penasaran dengan kedua orang tuaku, aku tetap bersyukur dapat dirawat oleh orang yang sangat perhatian seperti samcheon. Yoon Park kalau kau penasaran. Dia adalah dokter bedah di Seoul Medical Center.

Kau pasti penasaran kenapa aku hidup sangat miskin seperti ini padahal pamanku adalah dokter spesialis yang pastinya memiliki bayaran tinggi. Sebenarnya dia tak keberatan membiayai kebutuhan hidupku. Namun aku yang tidak ingin merepotkannya. Aku yang memintanya untuk berhenti mengirimiku uang dan berpisah darinya.

Dia hanya bisa mendukung keinginanku dan saat chuseok, samcheon mengirimiku uang untuk membeli beberapa kebutuhan. Aku hanya menerima pemberian uang itu saat chuseok, tidak lebih.

Saat aku berjalan pulang, aku merasa ada yang membuntutiku. Aku terus berpikir untuk mengabaikannya dan pulang ke rumah lebih cepat.

Detik demi detik, langkahku makin ku cepatkan. Pada akhirnya aku sampai di depan pintu rumahku. Tanpa pikir panjang aku masuk ke dalam dan mulai bersiap diri untuk beristirahat.

Di sisi lain, Author POV

"Hyung, sepertinya aku menemukan gadis yang telah kau cari selama ini," ujar seorang pria dengan pakaian serba hitam melalui earphone bluetooth yang menempel di telinga kanannya.

"...."

"Ye ... aku mengerti. Aku akan segera kembali ke asrama."

○○○○○○○

"Jadi, kau yakin dengan gadis yang satu ini?" Tanya seorang pria dengan rambut hitam.

Pria yang ada di hadapannya memasukkan tangan kirinya kedalam kantong celananya. "Hyung, aku sudah mengintainya selama beberapa hari, dan aku seratus persen yakin jika dia adalah seseorang yang telah kau cari," jawabnya dengan nada percaya diri.

"Kalau sampai salah tangkap, apa yang akan kau korbankan?"

"Pekerjaan ini." Jawabnya santai.

Pria yang diketahui bernama Min Yoongi itu mengembangkan senyum sinisnya, "Kalau begitu, jalankan misi itu besok atau kapanpun kau siap. Untuk kali ini kuperbolehkan membuat rencanamu sendiri, Park Jimin."

"Waah ... tumben sekali Hyung memperbolehkanku membuat rencana? Baiklah, aku akan benar-benar membawanya kesini besok." Jimin kemudian meninggalkan Yoongi sendirian dalam ruangannya.

○○○○○

Seperti biasa, Hyungi pulang dari tempat kerjanya dengan waktu yang cukup larut. Café hari ini sedikit lebih ramai, jadinya para pegawai sedikit lembur malam ini.

Jimin dan teman-temannya bersiap untuk menyergap Hyungi di dekat komplek rumahnya. Mereka telah berjaga di posisi masing-masing, dengan total anggota tiga orang.

Tiga pria sudah lebih dari cukup untuk menyergap seorang wanita tanpa kekuatan beladiri apapun. Saat Hyungi lengah, mereka bertiga menahan Hyungi lalu menyuntikkan obat bius melalui leher Hyungi. Setelah Hyungi tak sadarkan diri, Jimin membawa gadis itu menuju mobil mereka yang berada di ujung jalan sepi itu.

Dosis bius itu agaknya sedikit terlalu banyak. Buktinya Hyungi telah tertidur dua hari lamanya. Kim Namjoon, seorang hacker yang telah ditugasi Yoongi untuk mengawasi keadaan gadis yang terikat di sebuah kursi di ruangan kosong itu kini sedang menunggu perintah lain sambil bermain League of Legend di komputernya.

"Hyung, sepertinya gadis itu telah bangun." Sebuah kalimat menginterupsi permainan online-nya. Namjoon pun melihat ke monitor di sebelahnya lalu beralih menuju interkom.

"Hyung, Yoon Hyungi sadar," ucap Namjoon singkat lalu kembali menuju permainannya.

Orang yang baru saja diberi tahu Namjoon tentang keadaan Hyungi --Yoongi-- segera bergegas menuju ruangan tempat Hyungi disekap.

Hyungi masih sedikit pusing akibat efek tidur terlalu lama. Sampai akhirnya ia sadar bahwa sudah ada orang yang telah menunggunya. Hyungi tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang yang berdiri di hadapannya dengan jelas karena penerangan yang minim.

"Dimana aku? Kau siapa? Apa maumu?"

"Kau ada di sebuah ruangan, aku adalah orang, dan aku ingin kau bekerja untukku. Jika tidak, pamanmu akan kubunuh."

"Kau jangan bercanda, memangnya kau siapa sampai bisa berbicara seperti itu? Lebih baik lepaskan aku sekarang juga."

"Geurae? Kau sepertinya belum kenal padaku ya?" Pria yang sedari tadi beriri di ujung ruangan kini berjalan mendekat menuju Hyungi.

Hyungi terkejut dan panik saat ia sedang menghadapi orang paling berpengaruh dengan ketentraman Seoul. Dia tidak berulah, justru membantu kepolisian melalui aksesnya dengan berbagai mafia lainnya. Namun jika sesuatu tak berjalan sesuai keinginannya, dia tak akan segan menghancurkan seisi kota. Dia Min Yoongi, seorang anak dari mafia terbesar di Korea Selatan. Ditambah ia memiliki anak buah yang telah dipilih dan dilatih secara khusus untuk menjalankan perintahnya.

Tidak ada yang dapat menghentikan aksinya. Namun bukan tidak mungkin untuk memaksanya berhenti.

"Kau sepertinya tahu siapa diriku sekarang. Masih ingin menolak?"

"Aku akan bekerja dengamu, jangan lupa untuk membayarku."

"Hei, aku bukan orang yang tidak tahu diri seperti itu. Kau dibayar sesuai dengan tingkat kepuasan yang kuterima. Semakin mulus pekerjaanmu, semakin tinggi bayaranmu."

"Lalu pekerjaanku ...?"

"Simple, membunuh seorang targetku."

'Damn! Pekerjaanku makin tak karuan.'

.

.

.

.

Battle Royale

Battle Royale [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang