Aku seperti pernah melihatnya?

83 15 2
                                    

2 Tahun Kemudian...

Arinil

Aku berlari sekuat tenaga, entah sudah berapa kali ku lirik jam di lenganku. Sampai pada lirikan terakhir aku tercengang,

08:21

"Mampus gue!"

Hari ini adalah hari pertama aku resmi menjadi Mahasiswa. Tapi naasnya aku malah telat, ini mungkin karna jam wakerku yang sudah habis masa waktunya(?) . Beruntung aku nge kost dekat kampus jadi tak butuh waktu lama untuk kesana.
Aku menambah kecepatan berlari, peluh keringatku sudah meluncur becucuran bak pelari maraton. Sekitar seratus meter mata hitamku menangkap gedung tinggi nan megah,

Universitas Tarumanegara.

Aku tersenyum,"Sedikit lagi, Nil. Kemoon lo pasti bisa!"

Saat kakiku tepat didepan gerbang kampus, gerbangnya sudah dikunci.
Aku berdecak kesal,
"Gimana caranya gue masuk nih?"

Aku celingukan mencari bala bantuan, siapa tahu ada yang mau membantuku?. Tapi..
"Gue kan mahasiswa baru? Emang ada yang kenal gue?!"

Aku mengintip pada celah pagar. Hampir berpuluh puluh mungkin hampir seratus orang berkumpul dilapangan dan itu semua anak mahasiswa baru. Aku meringis melihat seorang gadis remaja di suruh jalan dengan berjongkok. Aku membayangkan jika aku disana dan..

"Mampus gue kan telat!"

Puk..

"Setan monyong"

Seseorang menepuk bahuku, karna refleks aku pun berkata seperti itu. Huftt, sudah kebiasaan sejak kecil aku seperti itu.
Aku menengok kearah belakang, ternyata seorang gadis manis dengan gayanya yang tetap manis walau memakai atribut gila ini. Oh ya aku sampai lupa, kalian tahu kan hari pertama menjadi anak baru? Ya ya pakai atribut menyebalkan itu dimana nanti kita, anak maba menjadi bahan bully-an. Huft sangat menyebalkan.

"Woii gue bukan setan monyong juga kali sampe lo jadi mendadak bengong gitu" guyonnya sembari menatapku datar. Tak lama ia tersenyum sembari mengulurkan tangannya.",Kenalin.. gue, Anaya Azahra. Panggil aja Naya."

aku balas tersenyum dan menjabat tangannya. "Gue Arinil Geofany, panggil aja Nil."

"Ihh lucuu nama lo.. gue panggil nil nil? eh jangan nila? Eh udah kayak vanila haha aduh apa yaa, gue bingung.."

"Gue ralat ucapan gue yang bilang kalo nih anak Manis! Suer ga ada manis manis nya, nyebelin iya dah"

"Ekhem.. udah jam berapa ini?" Ucap seorang pria dari arah belakangku.

Aku yang membelakangi pagar hanya bisa bertelepati pada Naya. Raut wajah Naya seperti berkata, mampus-dibelakang-lo-ada-mentor-. Aku tegang seketika.


"Haahh..Haaahh.. gila ya emang tuh abang kang bakso masa kita disuruh jalan jongkok gini?" Dumelku berjalan sembari berjongkok. Aku menatap ke arah belakang, Naya juga turut melakukan hal yang sama.

Saat si Kakak mentor tadi di depan gerbang dia menyeret kami ditengah lapangan. membawa kami di depan semua mahasiswa/i. Mereka menatap kami prihatin. Sialan, membuat ku malu. Ini semua gegara jam waker yang membuatku telat 21 menit. Parahnya si kakak mentor ini menghukum kami berjalan dengan jongkok, hell. Aku jadi teringat gadis malang tadi saat diBully kakak mentor. Tapi.. aku sendiri juga kena, huftt.

"Pstt jangan berisik lo Nil, ntar kalo tuh abang kang bakso denger gimana? Eh tapi kalo abang kang bakso ganteng kek gitu mending gue pacarin aja deh buahaha."ucap Naya.

Arinil ANDRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang