Love Yourself

82 15 3
                                    

Author View's

"Jangan becanda deh, itu punyaku Andry." Seru seorang gadis cantik menatap Andry sebal. Bibir nya mengerucut kecil, membuatnya terlihat lucu. Ia berkali kali mencoba mengambil permen kapasnya dari Andry. Tapi remaja berumur 16 tahun itu terus menjahilinya.

Andry terus mengelak, dia menjauh kan permen kapas nya dari jangkauan gadis itu. "Ini punyaku Dely, kamu beli aja sana yang baru." Ucap Andry dengan menyunggingkan senyum jailnya.

Delira Anatasya Denata. Gadis yang akrab dipanggil Dely itu mendengus sebal menatap kekasihnya. Lantaran hampir 10 menit ia berlari mengejar kekasih tampan nya itu namun tak juga mendapatkan hasilnya.
"Oke fine, aku beli aja yang baru! Sekalian sama babang nya, huh." teriak Delira dari kejauhan.

Mendengar itu Andry mengejar gadisnya. ",.Eh jangan dong sayang, nanti aku sama siapa?"

Gadis cantik itu masih menatapnya sebal. Andry mencubit hidung gadis itu gemas, dipeluknya tubuh ramping milik Delira. Membuat keduanya merasa nyaman dalam pelukan.
"Kamu jangan tinggalin aku, dy. Aku sayang kamu. Kita akan terus bersama kan?"

Andry mengelus pipi lembut gadisnya itu, disingkirkan anak rambut yang singgah di sekitar keningnya. "Always Delira. Aku bersamamu."

"Dy? Andry lo nggak apa-apa?"

Pria tampan itu terhenyak, ia menatap gadis berambut kriting dihadapannya. Mereka tengah berada di kantin kampus. Tapi pikiran pria tampan yang sekarang genap berusia 20 tahun itu tak pernah pudar akan cerita cintanya, barang sedikit. 2 tahun sudah ia berusaha melupakan gadis yang selalu mampir dalam setiap lamunannya tapi tak juga menghasilkan apa-apa. Dia masih saja memikirkan gadis itu, gadis yang telah tenang diatas sana bersama Tuhan dan para malaikat dan mungkin juga gadis itu berubah menjadi Bidadari dengan wajahnya yang cantik?.

Enita menghela napas, "lo masih inget Delira, dy?"

Pria tampan itu menatap es teh manis dihadapannya kosong sesekali mengaduknya, "sampai kapanpun gue nggak bisa lupain dia, ta. Dia.. terlalu berarti buat gue. gimanapun.. gue lah penyebab dia meninggal!"

Andry ingat kejadian dua tahun yang lalu itu, gadisnya kecelakaan setelah ia memutuskan hubungannya tepat dua jam ia meninggalkannya. Tak disangka gadis itu meninggalkannya untuk selamanya. Kejadian itu membuatnya lupa bagaimana cara dia hidup. Dia kehilangan separuh jiwanya. Menjadikan sifatnya yang semula lembut dan penuh canda berubah menjadi pria yang keras dan beku. Ia menutup hati dan pikirannya selama dua tahun. Dia menutup diri. Tak terkendali. Semuanya berubah. Hingga Enita dan Rendy sahabat baiknya datang dan Setia mengurus Andry. Merubahnya sedikit demi sedikit, walaupun belum sepenuhnya berhasil setidaknya pria itu jauh lebih baik dari dua tahun yang lalu. Hanya saja hatinya belum sepenuhnya kosong dari mantan kekasihnya itu.

Enita menggenggam jemari pria tampan itu erat mencoba memberikan ketenangan yang diberikannya. "Lo ga sendiri, dy. Masih ada gue dan Rendy. Kita selalu bersama lo, dy!. Jangan salahkan diri lo sendiri. Gimanapun.. ini udah takdirNya. Dia udah tenang disana."

Andry mengangguk mengerti, ia tersenyum tipis menatap sahabat mantan kekasihnya itu. yap, Enita adalah sahabat Delira. Dua tahun sudah ia bersama gadis dihadapannya itu. Menemani suka dukanya menjalani hidup di kota Jakarta. Keluarganya menetap di Bali karna urusan pekerjaan. Pria itu sendiri. Hidup di hiruk pikuk ibu kota. Hanya sahabat nya yang selalu bersamanya. Ia bersyukur masih ada orang baik disekitarnya.

"Rendy.."

Rendy menoleh dan menghentikan langkahnya yang akan menuju ke perpustakaan. Enita mendekati pria itu.

Arinil ANDRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang