Not Truth or Yes Dare!

60 16 3
                                    


Beruntungnya hari ini aku nggak telat lagi, malahan aku berada di barisan kedua dilapangan yang megah ini. Aku tersenyum menatap gedung yang menjulang tinggi dihadapanku, setidaknya aku bisa masuk perkuliahan ini dengan hasil kerja kerasku sendiri.

Aku melirik jam dilenganku, disana menunjukan pukul 08:00. Haaah setidaknya aku tak telat seperti kemarin. Itu membuatku malu.
Omong-omong kemana gadis koplak Naya? Sedari tadi mataku menjelajah satu persatu anak mahasiswi tak ada dia. Atau dia telat lagi? Haha.

"Ariniiiiilllll..." teriak seorang gadis dari jauh.

Dari teriakannya aku sudah paham betul siapa pemilik suaranya.

Anaya.

Panjang umur sekali dia.

Aku mengumpat pada kedua tanganku saat semua pandangan mahasiswa/i teralih menatapku. Sialan Naya, lo bikin gue malu!.

Barisan samping kananku mentoel toel pundakku, aku memberanikan diri menatap nya.
Dia manatapku ragu, "itu temen lo?"

Aku menggeleng menahan malu, "Bukan.. gue ga kenal"

"Ariniiiiiiilllll gue kangen sama lo.."ucap naya tiba tiba sudah disampingku, dia memelukku erat sekali. Membuatku sesak nafas.

Kamvret!

"Nay.. lep..hass.. gh..uee gakhh..bishhaa naphhaas.." aku mencoba melepas pelukannya tapi tenaga Naya lebih kuat.

".. ga mau, ditinggal sama lo bikin gue meriang."

"Meriang? Maksud lo?"

"Merindukan Kasih sayaang, eak eakkk."

"Sarap lo!" Dengan sekali dorongan tubuhnya sudah lepas dari tubuhku.

"Test.. testt.."

Mendengar suara speaker dari arah depan dengan segera aku menengadah kearah depan. Terlihat 5-7 orang kakak mentor berdiri disana. Namun mata hitamku berpusat pada satu objek didepan sana, gadis itu..

"Oke, gue Enita Revarda dari jurusan Akademik.. gue mau bikin peraturan, selama kalian Ldks berlangsung, ga boleh telat, ga boleh pedekate sama kk mentor, gaboleh dandan ga boleh ngebantah dan ga boleh berisik.."

.. jadi gadis itu namanya Enita.

"Nil, lo inget kan tuh cewe?" Tanya Naya tiba-tiba dari arah belakang, tentunya dengan berbisik.

Aku mengangguk setuju, "iya gue masih apal Nay".

"Lo tau ga Nil, tuh cewe rambut nya persis mirip mie burung dara.."

Aku menatap detail Enita, dia memiliki tubuh ramping dengan rambut kriting berwarna kemerahan.

"Bhaha iyaa Nay, kek gini kan.. mie burung dara.. enaknyaaa nyambung terusss.. "

"Bhahahahahahaha Nil, gila lo kocak bat dahhh" tanpa sadar, Naya tertawa kencang dan sedikit berteriak. Membuat semua mahasiswa menatap kami tanpa terkecuali kakak mentor didepan sana.. terutama gadis itu..

".. dan gue bilang ga boleh berisik!! Sini lo bedua!" Ucapnya tajam kearah kami.

"Nayaaaa kamvret lo!!" desisku

Aku dan Naya berdiri tepat dihadapan semua mahasiswa. Dari sini aku bisa melihat ratusan pasang mata menatap kami. Kaki ku rasanya lemas, sudah berapa kali aku harus menanggung malu disini? Terutama bersama Naya.. dia selalu saja ..

"Kalian harus dihukum.." ucap salah satu kakak mentor.
Aku langsung menatap kesamping Naya. Apa? Pria itu lagi.. dia menatap kami sinis terutama padaku. Hell, memangnya gue salah apaan sama tuh cowok? . Aku menatap name tag yang tertera di samping dada kanannya, Andri K. Wijaya.
Jadi namanya Andry? Kok rasanya aku nggak asing sama nama itu..

Arinil ANDRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang