Bagian keempat

19 3 2
                                    

"Are you trying to fool me?" Lanjut bagas lagi, ia bersiap melayangkan pemukul tongkat bassball dan ..

Bugh

Satu pukulan mengenai kepala salah seorang dari ketiganya. Muntahan darah tercecer ke lantai marmer tidak membuat hati nurani Bagas tergerak untuk mengakhirinya.

"Uhuk..Uhuk..Tidak tuan, kami bersungguh-sungguh tidak berbohong." Sahut lelaki yang tadi terkena pukulan Bagas pada dadanya memohon sembari memegangi dada bagian kiri yang terasa remuk dan sulit bernafas.

Kemudian seorang bodyguard masuk lalu membisikan sesuatu ke Bagas.

"Well, then. If i figure out that you are lying, i will find you once again." Kata Bagas sebelum berlalu pergi.



❦❦❦



Myungsei Hospital

Erika yang sudah sadar langsung dipindahkan kekamar rawat VIP. Begitu Bagas sampai ke kamar rawat adiknya telah tidur . Ia lalu menghubungi Irie megabarkan soal perkembangan Erika. Hubungan keduanya menjadi dekat entah sejak kapan mengingat mereka baru kenal sekitar sebulan.

Keesokan harinya Irie datang seorang diri kerumah sakit membawa sebuket bunga mawar merah dan sekeranjang buah-buahan. Jam menjukkan pukul tiga sore wajar saja jika hanya dua bodyguard yang menjaga Erika saat ini, Bagas pasti sedang bekerja.Pikirnya.

Diambilnya sebuah vas diatas meja didekat sepasang sofa tak jauh dari ranjang Erika dengan telaten ia memasukan satu-persatu hingga kesepuluh tangkai mawar yang tadinya dalam bungkusan buket ke dalam sebuah vas kaca yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit. Ia hendak meletakan vas bunga tepat diatas nakas disebelah ranjang namun gerak tangannya terhenti ketika mendengar lenguhan parau Erika.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oni-san."

Erika membuka matanya perlahan-lahan dilihatnya sekeliling ruangan sosok yang ia cari tak ada melainkan mentornya yang ada disini.

"Bagas-ssi sedang tidak ada disini, apa kau butuh sesuatu katakan saja."

Jujur saja ia kaget bagaimana bisa Irie Naoki yang notabene mentor yang terkenal dingin dan cuek bisa ada disisinya sekarang.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanyanya parau.

"Menjagamu."

"Hee??"

Andai saja jika ia sedang sehat saat ini pasti kedua alisnya pasti sudah berkerut dan berteriak. Jangankan mengerutkan alis menggerakkan rongga mulutnya saja terasa sulit sekali. Pipinya lebam dan bengkak dengan ujung bibir yang tergores ukurannya tidak panjang namun bisa membuatmu meringis kala menggerakkanya.

STUCK IN SEOUL [ Editing progres - Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang