4 Bahagia dan takut

11 2 0
                                    

3 bulan kemudian

"wah wah, ada yang langgeng nih pacaran sampai sekarang gak mau ngomongin"
tiba tiba sandra yang langsung nimbrung di samping tempat duduk alysa dan ada juga gita di sana.

"apaan sih lo sand, gue aja gak pacaran sama dia, cuman deket doang!!" tukas alysa dengan segelas jus mangga di tangannya.

" lah berarti lo ngarepkan dia nembak lo, eh btw nih yah tuh anak tajir gak?" sandra mulai kepo dengan kenalan onlinenya alysa.

"dihhh jadi cewek jangan matre donk sand nilai orang masa dari kayanya"

"ya elah sa, hari gini nih cewek gak mikiran duit kalau lo kawin sama cowok kere lo mau makan apa sih? mau makan cinta? sayangkan muka cantik dapat cowok kere" oceh sandra yang hanya membuat gita geleng kepala dengan ceplosan dari sandra yang sudah di anggap mereka sudah biasa.

" yah sand serah lo deh! gue gak mau ikutin prinsif lo yah! gue mau jadi diri sendiri aja dan ngikutin insting gue aja" ucap alysa sambil menghela nafas kecilnya.

"ah capek deh!!" sandra mengalah
gita pun hanya bisa diam, yah karena gita memang tak banyak bicara dan cenderung menutupi rahasia asmaranya.

drrrtttt

"sa hp lo tuh ada yang telpone yah!"
ucap gita
"ah iya, lah nomor siapa ini?" alysa bingung sambil melihatkan nomor itu pada sandra dan gita.
"angkat angkat"
antusias sandra

"hallo" jawab alysa

"sa gue masih sayang sama lo, gue mau kita balikan kayak dulu lagi."

"ifan" tubuh alysa menegang
dan kedua temannya yang juga tegang melihat ekpresi dari alysa.

"lo gak usah hubungin gue lagi fan, please! gue udah lepasin lo fan! masih banyak cewek lain yang suka sama lo" jelas alysa sambil gelagapan dengan kalimat kalimatnya.

"gak gak akan, karena gue akan terus cinta sama lo"

"lo gila fan" teriak alysa

"yaa benar gue gila karena lo"
tawa ifan di seberang sana

tuuutt
alysapun langsung memutus sambungan teleponnya. mata alysa pun tak kuasa menahan air mata yang sudah tak kuat lagi di tahannya. pecah lah tangis alysa di saksikan kedua sahabatnya itu, sandra dan gita pun sudah tau cerita kelam kisah percintaan alysa dulu karena alysa sering bicara masa lalunya pada sahabatnya itu.

"sudah sudah sa, ifan gak bakalan nyakitin lo ko" gita langsung menarik tubuh alysa ke pelukan gita untuk sekedar menenangkan sahabatnya yang sedang ketakutan.

"ya sa kalau ifan ngapain lo, lo hubungin kita aja!" tambah sandra

saat jam kerja pun telah berakhir hari ini alysa kebetulan tidak membawa motornya karena sedang di pinjam oleh saudara laki lakinya untuk pergi. alysa pun menunggu taksi di sekitaran kantornya, suasana yang sudah mulai sepi di tambah lagi hari sudah petang dan awan yang nampak akan mengeluarkan deraian air membuat alysa merinding karena takut.

alysa pun sembari berjalan mencari cari taxi, tampak alysa curiga karena seperti ada yang janggal ada yang mencoba mengikuti alysa.

to gilang
gilang lo cepetan datang ke dekat gue kerja aku takut seperti ada yang ikutin aku!! send

from gilang
kamu cari orang banyak aku akan segera ke sana secepatnya

Di dekat taman
"lo keluar atau gue teriak"

tepukan tangan dari seseorang membuat alysa terkejut karena orang itu adalah ifan

"alysa sayang, ko kamu tau sih aku yang ikutin kamu"

"kamu mau apa sih fan?"

"tepat banget sa kamu tanya gitu,  yah aku mau kamu! kamu harus nikah sama aku segera sa"

"fan lo kenapa sekarang jadi gini"
"asal lo tau sa gue sayang banget sama lo dulu bahkan sekarang, dan masalah nia dia yang udah jebak gue, dia gak mau kita bahagia sa, sampai akhirnya nia jebak gue dia masukin gue obat perangsang di minuman gue waktu gue lagi di club bareng teman teman gue. gue gak bermaksud untuk nidurin dia sa! dan terpaksa setelah lulus sekolah gue nikahin dia tapi itu gak berlangsung lama sa setelah itu gue sangat benci sama dia bahkan gue sering buat nyakitin dia. sampai akhirnya di jadi depresi ringan dan terjadi masalah dengan kandungannya bahkan nia sa, tapi gue senang nia udah hilang dan kita akan segera bersama kayak dulu lagi sa"
jelas ifan yang semakin mendekat ke arah alysa

"gak fan, lo harus cari yang lain selain gue"

"Gue Bilang gue mau loooo!" teriak ifan menarik tangan alysa dengan kasar dan menyeretnya masuk menuju mobilnya.

bbbuuuuukkkkkk
tamparan keras melayang tiba tiba ke wajah ifan sampai ifan tersungkur ke tanah
"oww rupanya ada anjing penjaganya yah" jawab ifan sambil menyapu darah yang keluar dari bibirnya akibat pukulan dari gilang
mendengar ejekan itu gilang pun terbawa emosi sampai kembali menghajar ifan.
mereka pun saling bergulat alysa yang dari tadi menangis pun bingung hingga dia berteriak minta tolong dan untunglah warga yang sempat melintas melerai mereka berdua dan ifan pun pergi dengan amarahnya.

"kamu gak papa sa" 
tiba tiba alysa memeluk tubuh gilang membuat gilang terdorong sedikit ke belakang.
gilang pun membalas pelukannya sambil mengelus rambut alysa.
"sssttttt, udah sa jangan nangis lagi, gue akan jagain lo terus sa sampai kapan pun".

deg

terlintas di hati alysa perkataan dari gilang membuat hati alysa menjadi tenang dang tangisnyapun mulai menghilang.

"makasih gilang, gue gak tau harus kayak gimana bales semua ini sama lo" ucap alysa pada gilang

"gak sa lo gak usah bales ini, cukup lo ada di hidup gue dan lo tulus nerima gue" batin gilang berkata yang sudah seperti yakin bahwa alysa adalah wanita yang baik dan tidak seperti wanita di luaran lainnya.

"wajah kamu" alysa memegang luka lebam di pipi dan sekitar bibirnya akibat adu gulat dengan ifan tadi.

"gak papa sa, aku gak papa"

"aku" ucap heran alysa

"eh emm sorry" gilang kikuk terbata bata
sambil tersenyum alysa memegangi tangan gilang
"gak papa, aku suka ko kamu bilang gitu" peluk alysa ke tubuh gilang

"aku obatin kamu yah" tawar alysa

"emmm iya"
"ke mana kita" tanya alysa
sambil gilang menyetir alysa menatap aneh gilang.

"nih anak ko bisa berubah gini sih, pakaiannya rapi kayak orang kantoran tambah cakep nih orang, mana mobilnya keren lagi" gumam alysa do dalam hati tampak menilai

"sa aku mau ngomong sama kamu! tapi ntar yah di suatu tempat"

"ke mana gilang" tanya alysa

"rahasia donk, kamu mau tau aja sih" gilang menoel dagu alysa

"gilang ih colak colek, gak boleh tau"
alysa memanyunkan bibirnya seperti bibir khas kartun bebek.

"makasih yah gilang, sejak ada kamu aku bahagia banget dan sedikit sedih karena" gilang memotong pembicaraan alysa.

"sudah sa, gak usah di lanjutin yah"

Cinta Tak salah AlamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang