"Rin! Tadi pas selesai upacara, lo ngelamunin apa sih?" tanya Shierly.
"Ga ada apa-apa. Udah ngadap depan gih, ntar ditegur lagi sama Bu Meri!" jawab Karin.
"Kok lo aneh gitu ya, Rin? Lo sakit?" celetuk Chika.
"Apanya yang aneh. Gue biasa aja kok!".
Kantin
"Haduhh..puyeng gue! Remedi gue kayak ga ada habisnya!" seru Chika sambil menyantap baksonya.
"Yee.. Itu lo nya aja yang bego, Chik!" ujar Shierly.
"Habis lo orangnya pemalas sih. Tanggung sendiri kan akibatnya!" seru Karin.
"Idih..kalian pandainya ngeledek doang. Kasih gue semangat kek! Kan bentar lagi ujian naik kelas. Ntar kalo nyokap gue liat nilai gue merah2, di rumah habis tuh gue kena cerocosannya kayak ibu2 pengajian yang kecepatannya 300 km/jam. Buseet, kenceng amat dah pokoknya!" cerocos Chika.
"Ya itu kan derita lo aja! Makanya belajar tuh yang bener! Contohnya kayak gue sama Karin, ya kan?" ucap Shierly sambil mengerlingkan matanya ke Karin yang hanya ditanggapi dengan senyuman jahilnya.
Emang sudah menjadi kebiasaan Shierly dan Karin untuk mengolok-olok Chika, yah semacam devil partner gitu lah yaa *eh!
"Idih, lo berdua nyebelin aja deh! Bete gue!" serunya sambil menghabiskan sisa baksonya.
Disaat Karin dkk sedang asyik menghabiskan baksonya, tiba-tiba sebuah bola basket mengenai kaki Karin.
"Eh.. Lo yang megang bola, bolanya boleh dikembaliin ga?".
Mendengar itu, lantas Karin mengangkat kepalanya, dan sontak terkejut ketika siapa yang lagi dilihatnya. Yaa siapa lagi kalau bukan Refian? Seketika Karin terdiam!
"Oy Rin! Ditungguin tuh! Balikin bolanya cepetan!" seru Chika.
"Eh? Iya iya! Nih bolanya!" seru Karin sambil menyerahkan bola tersebut kepada Refian.
"Em sorry ya, tadi temen gue ngelempar bolanya salah, jadi nyasar kesini deh! Gapapa kan?" tanyanya.
"Oh.. Iya gapapa!" jawab Karin kaku.
"Yaudah, gue cabut dulu ya!".
"Oh..iy..iya!"."Ceilee.. yang barusan diajakin ngomong sama Refiaan.." seru Shierly dengan tatapan jahilnya.
"Iya nih! Yang hatinya lagi berbunga-bunga. Sok salting lagi lo!" timpal Chika.
"Apaan sih! Buruan ntar masuk lagi!" ucapku mengalihkan pembicaraan.
Sialan kok gue jadi gini anjiirr. Please itu cuma Refian! '-'
💖💚❤
Dua minggu menjelang UKK, memang saat-saat yang menegangkan. Pasalnya, hampir seluruh siswa Garuda Bangsa, pada 'rajin' semua, apalagi siswa2 yang pemalas dan siswa yang hobinya tidur di kelas. Ya.. seperti menyelesaikan tugas² yang belum lengkap dan remedial demi mendapatkan sebuah kartu ujian. Gila kan? Sakti banget itu kartu! Pada bikin anak orang pada rajin secara tiba²!
Pemandangan koridor saat ini, lumayan ramai, karena banyak siswa yang celingukan kesana-kemari, bolak balik dari kelas ke ruang guru, atau ke perpus yang biasanya sepi mendadak jadi ramai.
Karin akhirnya memutuskan untuk ke perpustakaan. Sekedar untuk melihat-lihat novel atau buku² yang dirasanya menarik untuk dibaca. Shierly dan Chika? Dia lagi berkutat menyelesaikan tugasnya.
Karin melangkahkan kakinya menelusuri rak² yang menjulang tinggi. Matanya tiba² tertarik pada novel yang berada di rak paling atas. Tangannya menjangkau sambil berjinjit untuk mengambil novel tersebut.
"Duh, ga nyampe lagi! Kok gak dapet² ya? Apa gue nya aja yang pendek?" gumamnya.
Tepat setelah itu, sebuah tangan panjang dapat dengan mudah menjangkau novel tsb dari belakang Karin. Karin pun berbalik dan mendongakkan kepalanya, menatap siapa gerangan yang telah membantunya. Jarak mereka sangat dekat, hanya berjarak beberapa inch saja. Manik matanya saling berpandangan.
"Gue lihat, lo kesusahan ngambil novelnya. Makanya gue bantu, nih!" ucap Refian menyerahkan novel tsb kepada Karin.
"Makasih ya!" ucapnya gugup. Entahlah, mengapa atmosfer disekitar Karin berubah menjadi canggung dan kaku.
"Iya sama-sama! Em.. Lain kali, kalau mau ngambil buku di rak yang tinggi, kan ada tangganya disebelah. Kenapa mesti nginjit?".
Seketika pipi Karin memanas karena malu."Aah..aah itu ta-tadi gue kebetulan lihat novel ini, jadi ga kepikiran dulu naik tangganya" ucapnya ngeles.
Yee siapa juga yang mau dipermalukan di depan cogan.
"Yaudah, gue cabut duluan ya" ucap Refian sambil berlalu dari hadapan Karin.
"Iiihh..kok bego banget sih gue? Kan jadinya harga diri gue tu jatoh di depan Refian!" batinnya.
💖💚❤
"Van, gue mau ngomong sesuatu nih. Lo mau dengerin kan?". Refian ragu harus mengatakan ini atau tidak kepada Devan.
"Mau ngomong apaan lo? Udah ngomong aja, jangan bikin gue penasaran".
"Gue sebenernya udah lama suka sama seseorang, tapi gue belum berani deketin dia. Gue harus gimana menurut lo Van?"
"Elahhh, kirain apaan ternyata masalah cewek. Ga gentle lo ahh, ganteng² kok ga berani sih bro? Emang siapa sih cewe yang lo suka itu?" tanya Devan penasaran.
"Karna ini pertama kalinya buat gue Van. Namanya Chika, yang anak dance itu, gue udah suka sama dia sejak SMP. Temennya pacar Ilham itu"
"Chika temennya Shierly? Oh.. Gue tau kok!"
"Coba lo deketin aja temennya dulu, bukan Shierly yaa kan dia udah punya Ilham. Emm.. Namanya Ka..-Karin nah iyaa Karin Sherena. Lo deketin aja dulu sambil nyari info² tentang Chika! Abis itu baru deh lo pedekate sama Chika. Gimana Ref?" tanya Devan dengan alis yang bertautan
"Bener juga lo! Thanks bro sarannya!"
"Eits kalo uda jadian jan lupain gue, soalnya gue orang pertama yang bakal minta PJ sama lo"
"Doain aja kalo gue bisa jadian sama dia". Dan Refian pun tersenyum penuh arti.
Mereka tidak tahu bahwa semuanya berawal dari sini. Awal yang membuat seseorang merasa bahwa ia ingin menghilang dari bumi ini. Sebuah awal yang akan mematahkan beberapa hati di kemudian hari. Sebuah awal yang membuat petaka suatu hari nanti. Dan kepada hati tersebut, bersiaplah untuk kemungkinan ini,
Bersiap untuk jatuh hati atau bersiap patah hati(?)
💖💚❤TBC..
Awal aku menulis cerita ini, karena terinspirasi dari kisah yang aku alami sendiri. Hmm yaa mungkin diantara kalian juga ada yang pernah ngalamin ini. Ini memang masih part awal *hehe* tapi aku berharap cerita ini bisa jadi pelajaran buat kita semua dan nanti bakal aku ceritakan di part-part selanjutnya yaa. Stay tune terus yaa :))
Ps: tinggalkankan vote dan komentarnya yaa😂😂.
10.05.17
💕💕
Navira520
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Like This?
Teen Fiction"Aku akan selalu mencintaimu, sampai kapanpun. Meski kau tak kan pernah mengetahuinya atau melihatku. Aku hanya berharap, mungkin suatu saat nanti takdir itu akan membawaku kepadamu!" ~Karin "Aku tahu aku adalah seseorang yang bodoh. Bodoh karena ak...