Maaf yee baru gue lanjut soalnya kemarin gue off dan bru beli paketan lagi..
Happy reading guys..***
"Elo" sahut prilly dan pemuda itu bersamaan sambil menunjuk satu sama lain.
Pemuda itu menghampiri prilly dengan tatapan sulit diartikan. Entah tatapan apa itu benci ya bahkan tatapan yang sangat membenci. Prilly hanya menatap sekilas dan membuang muka tak ingin melihat pemuda itu lama-lama. Prilly bangkit dari duduknya hendak meninggalkan kantin karna tak ingin berurusan lebih panjang lagi.
"Mau kemana lo?" Sahut pemuda itu kini berada di hadapan prilly
"Kenapa? Suka-suka gue mau kemana aja, apa urusan lo? Lagian urusan kita udah selesai" jawab Prilly sekenanya
"Apa lo bilang? Udah kelar? Urusan kita akan selesai jika lo keluar dari senat bahkan jika bisa lo keluar dari kampus ini" ucap pemuda itu lagi
"Apa? Kluar dari kampus ini? Hello gue punya hak untuk kuliah di kampus milik bokap gue, dan buat elo alianda eh mksudnya aliando gerald mahardika sebaiknya elo yang mundur dari senat ato gak keluar dari kampus ini" ucap prilly menekan kata keluar
Ya pemuda yang kini beradu mulut dengan prilly adalah aliando gerald mahardika. Sebenarnya prilly telah melupakan kejadian kemarin namun sepertinya tidak dengan ali. Prilly bukan tipikal orang yang marah berlarut-larut, ia tipikal orang yang marah hanya pada saat dan kondisi tertentu saja bahkan ketika emosi tak bisa ia bendung lagi namun setelah kejadian usai ia pun melupakannya dan kembali ceria. Namun berbeda dengan Prilly, ali masih saja mengingat bahkan selalu mengungkit kejadian yang membuatnya tersulut emosi seperti kejadian saat iti bersama prilly di cafe RoseGold.
Tak lama perang batin antara prilly dan ali kini verrel dan mila pun datang dengan membawa nampan di tangan mereka masing-masing.
"Li, lo ngapain disitu? Nih makanannya udah ada. Mau makan gak lo?" Teriak verrel yang berada di meja ali tadi sebelum ia menghampiri prilly
"Iya bentar, bawel banget sih kodok" jawab ali pada verrel dan meneruskan ucapannya yang kini tertuju ke prilly "dan buat elo cebong, urusan kita belum selesai" lanjut ali namun bukan buat verrel tetapi untuk prilly
"Gue anggap urusan kita selesai. Terserah lo jika masih anggap masalah kita belum selesai" jawab prilly yang membuat mila binggung dan ali kembali ke mejanya bersama verrel
Mila yang bingung hanya bisa mengernyitkan dahinya kemudian duduk yang disusul prilly.
"Dia kenapa lagi bie?" Tanya mila penasaran
"Gak tau tuh, ya udah lah biarin aja. Ya udah makan yok. Gue udah pengen balik nih capek" ajak prilly
Mila hanya bisa membalas ucapan prilly dengan senyuman. Kemudian mereka makan dan sesekali bercanda. Tak lama kemudian mereka berdua telah usai menyantap makanan di kantin dan memutuskan untuk pulang. Sepanjang di koridor prilly trus menceritakan masa lalunya selama di singapore termasuk mantan kekasihnya, mila yang menjadi pendengar Setia hanya bisa mengangguk yang sesekali bertanya. Kini prilly dan mila telah berada di parkiran mobil sport dan prilly kemudian pamit pada mila.
"Mil, gue pulang ya. Sekali-kali main kek ke apartemen gue. Gue kesepian tau" sahut prilly kemudian cipika-cipiki pada mila
"Iye ntar malam gue ke apartemen elo. Lo bbm'in aja alamatnya ntar. Take care ya bie, see you" jawab mila dan membalas cipika-cipiki prilly.
Prilly dan mila pun terpisah dan menuju mobil mereka masing-masing. Prilly yang kini tengah menyusuri jalan Raya yang tak begitu ramai membuatnya mengemudi dengan santai namun setelah beberapa kali ia melihat ke kaca mobil miliknya seperti ada yang mengikutinya sedari tadi keluar kampus mobil sport merah itu selalu tampak berada di belakang mobilnya. Prilly pun yang sedari tadi santai kini di landa kebingungan dan rasa takut. Ia mencoba tenang namun tetap tak bisa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan Dari Hati
RomanceMenceritakan tentang seorang pemuda yang tinggal jauh dari keluarga dan tinggal di apartemen pribadi yang diberikan oleh papanya. Pemuda yang sangat dingin dan keras terhadap siapapun namun sifat dan sikapnya seketika berubah karna jatuh cinta pada...