Chapter 19

1.2K 62 1
                                    

Prilly menatap orang itu sama seperti orang itu yang menatap sendu prilly.

"Elo. Ngapain lo disini? Belum cukup semuanya yang lo lakuin ke gue?" Ucap prilly

"Prill gue mau..." belum sempat orang itu menyelesaikan ucapannya prilly memotong

"Elo ikutin gue? Apa rencana elo sekarang Alindo Gerald Mahardika?" Teriak prilly pada orang itu, ya orang itu adalah ali yang sebenarnya tak sengaja ada di tempat itu.

Ali yang tak sengaja melewati jalan itu melihat mobil prilly, karna penasaran apa yang dilakukan oleh gadis mungil itu ia akhirnya mencari tahu apa yang sedang dilakukan prilly. Hingga ia mendapati prilly tengah terisak di depan gundukan tanah itu, ia tak berniat sedikit pun meninggalkan prilly sendiri maka akhirnya ia menunggu prilly selesai dengan aktivitasnya di tempat ini. Dan setelah itu mereka berdua berhadapan namun prilly mengira ali akan berbuat macam-macam dan merencanakan sesuatu untuknya.

"Gak Prilly, gue gak ngikutin elo dan gue disini gak sengaja lihat mobil lo dan karna gue khawatir jadi gue cari lo takut lo kenapa-napa dan gue nemuin elo disini, jadi gue nungguin elo disini. Prilly please Kasih gue kesempatan sekali lagi" ucap ali

"Udah ya Li, gue capek gue mau pulang. Gue gak ada urusan lagi sama elo. Gue harap elo ngerti, jangan ganggu gue lagi dan jangan buat gue semakin marah dan benci sama lo. Jadi gue mohon sama lo biarin gue sendiri" setelah berucap seperti itu prilly berlalu dan meninggalkan ali sendiri.

Ali hanya terdiam mematung dan menghela nafas kasar kemudian berlalu dari tempat itu.

####

Skip rumah prilly

Kini prilly telah sampai di rumahnya, ia tak berniat kembali ke apartemennya untuk saat ini karna ia tak ingin melihat bahkan bertemu dengan ali. Prilly memasuki rumah dengan gontai.

"Capek banget, badan gue rasanya mau remuk semua. Hari pertama ke kampus lagi tapi kayak gini. Buset mimpi apa gue semalem ya" ucap Prilly sembari melemparkan tas ke sembarang tempat kemudian duduk di sofa.

Bunda ria yang sedang berada di dapur mendengar Putri kecilnya sedang marah-marah akhirnya menghampiri putrinya ke ruang tamu. Bunda ria yang mendapati tas prilly berada di lantai seketika mengambilnya dan duduk di sebalah prilly.

Prilly yang merasa ada yang datang kembali membuka matanya.

"Ya ampun bie ini cara anak bunda pulang dari kampus? Kamu kayak anak sd aja sih bie" celoteh bunda ria

Prilly hanya cengengesan "maaf bund, bie lagi kesel aja jadi kebawa-bawa deh sampe rumah. Oh ya bunda lagi ngapain? Lagi masak? Ya udah yuk bie bantuin" ucap prilly kemudian langsung berdiri dan menuju di dapur yang diikuti oleh bundanya.

Saat berada di dapur bukannya langsung memasak prilly malah mengernyitkan keningnya tanda ia tak mengerti. Untuk apa bundanya akan memasak dengan bahan makanan yang begitu banyak seperti ini? Apa ada pesta atau rekan bisnis ayahnya akan makan malam bersama.

"Masya Allah bunda, kenapa banyak sekali? Bunda mau masak buat orang se RT?" Celutuk prilly pada bundanya

"Ya Allah bie bisa Gak sih sehari aja anak bunda ini ngomongnya gak usah pake suara 8 oktav? Lama-lama bunda bisa budek kalo kayak gini" omel bunda ria

"Heheehehe iya iya bunda maaf ya. Abisnya bie kaget aja gak biasanya bunda masak segini banyaknya. Emang ada apa sih bund?" Tanya prilly

"Keluarga om Adi bakal kesini sayang membawa khitbah untuk kamu. Kita harus sambut dong masa iya orang datang ngekhitbah kamu kita biarin pulang dengan perut kosong, kan gak mungkin bie"

"Haaaa secepat itu kah bund?" Prilly sedikit kaget dengan penuturan bundanya.

"Ini gak cepet bie karna rencana ini udah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Sekarang kamu ke kamar terus mandi dan siap-siap" pinta bunda ria pada prilly

"Tapi bund, bie mau bantuin bunda"

"Bantuin apa? Bantu nyicip? Ini udah selesai tinggal di tata di meja makan aja sayang. Udah sana cepet mandi dan siap-siap secantik mungkin"

"Hello bunda anak bunda ini dari orok udah cantik kali. Percaya aja tuh anak om Adi bakal klepek-klepek sama prilly latusya" ucap prilly yang membuat bundanya tertawa.

Prilly berlalu dari dapur dan menuju kamarnya. Berniat mandi dan siap-siap menyambut calon suaminya datang. Cielah calon suami belum tau dia siapa calonnya.

Sementara itu Ali telah berada di apartemennya hanya berjalan gontai menuju lift dan saat lift terbuka ia masuk. Ali telah sampai pada lantai 17 dan ia kluar dari lift berjalan dengan sangat malas sampai ia terhenti di sebuah kamar, ia hanya melihat nanar pintu itu kemudian melanjutkan jalannya ke kamar miliknya.

Ali kini memasuki apartemennya namun dikejutkan dengan Papa dan Mamanya.

"Ali kamu sudah pulang nak?" Ucap mamanya

"Masya Allah ma, bisa gak sih kagak usah ngagetin ali. Yang ada lama-lama jantung ali copot dari tempatnya"

"Gak mungkin juga bakal copot ali. Sekarang kamu ke kamar terus siap-siap" perintah mamanya

"Siap-siap? Ma ali capek mau istirahat"

"Gak ada. Ali kita akan ke rumah calon istri kamu, kita akan meminangnya malam ini untuk kamu ali" ucap mamanya lagi kemudian mendorong ali masuk ke kamarnya

Ali yang di dorong oleh mamanya hanya pasrah dan patuh kemudian masuk kedalam kamar. Membersihkan diri dan bersiap diri. Tak butuh waktu lama kini ali telah membersihkan badan dan memilah baju yang akan ia kenakan. Ia mengambil jeans hitam dan kemeja hitam miliknya. Sangat tampan kemudian ia merapikan rambut jambulnya.

Sementara itu kedua orang tuanya kini tengah berada di ruang TV menunggu dirinya. Ali keluar kamar dan bersiap ke rumah calon istrinya itu, ia berjalan gontai ke arah orang tuanya.

"Ma Pa ali siap" sahut ali yang membuat orang tuanya seketika memandangnya

"Ya Allah Pa anak mama ganteng banget ya" puji mama reni yang di balas senyum oleh papa Adi.

"Jelas dong ma. Lihat dulu dong papanya siapa" jelas papa Adi seraya tertawa

Ali memutar kedua bola mata jengah kemudian berkata "kalo gue jedotin pala gue ke dinding bakal mati gak gue? Ampun punya org tua kek gini"

Setelah itu mereka bertiga berlalu dari kamar menuju park area yg ada di apartemen ali. Hampir 2 jam perjalanan kini keluarga Marhardika telah sampai di depan rumah keluarga Latusya. Ali dan kluarga turun dari mobil dan menuju pintu utama keluarga Latusya..

Tok Tok Tok (Adi mahardika mengetuk pintu)

Ceklek pintu terbuka dan ......

————————————————————

Udah di publish nih chap 19.. baca ya dan maaf klo agak gak nyambung hehheee

Like+coment guys

Pesan Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang