4

66 5 0
                                    

Dengan wajah murka Arjuna keluar membanting pintu mobil yang Arjuna tumpangi dan melangkah lebar menuju mobil Cinta tanpa melirik Aldo dan anak buahnya yang menunduk ketakutan, dengan tidak sabar Arjuna membuka pintu mobil Cinta dan ia melihat kepala Cinta yang menyentuh kemudi dengan tangan menggantung ke bawah ,dengan tangan bergetar Arjuna menyentuh pundak Cinta, gemetar? Ya ia sangat gemetar bahkan berkeringat kedua telapak tangannya, sungguh Arjuna sangat takut Cinta di seutuhnya akan terluka padahal Arjuna tak melakukan apa pun,  setelah menghembuskan nafas kasar Arjuna membalikkan tubuh Cinta ke jok mobil, betapa kagetnya Arjuna setelah melihat mata sembab dan kulit pucat Cinta, lalu Arjuna menggendong Cinta menuju mobil tanpa memperdulikan Aldo, Aldo tau apa yang akan dilakunya setlah ini.

"Kerumah.",titah Arjuna sambil meletakkan kepala Cinta ke paha Arjuna, di usapnya keringat di tengkuk Cinta sambil menatap wajah wanitanya, tetap mengusap keringat dan menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangan Arjuna dan mata Arjuna tertuju pada bibir mungil Cinta yang tampak pucat bahkan menyisahkan warna pink dengan gerakan lambat ibu jari Arjuna mengusap bibir Cinta dengan hati-hati, "Kau kan menjadi milikku Cinta." kata Arjuna dengan penekanan di kata milikku.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh akhirnya mobil yang di tumpangi Arjuna telah sampai di depan rumah yang Arjuna beli sebagai hadiah pernikahan untuk Cinta, "Tolong hubungi Dokter." ujar Arjuna kepada pembantu di rumah itu, dengan masih menggendong Cinta ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar mereka yang kelak akan di huni oleh Cinta dan Arjuna.

Dengan perlahan Arjuna membaringkan tubuh mungil Cinta dengan hati-hati karna takut akan tubuhnya hancur, di usapinya peluh cinta dan memegang dahi Cinta yang terasa hangat dan Arjuna masih Setia mengamati Cinta karna kerutan yang di ciptakan oleh Cinta membuat Arjuna berfikir bahwa gadisnya sedang bermimpi buruk, kegiatan Arjuna buyar setelah mendengar ketukan di pintu dan Arjuna yakin itu adalah salah satu pembantu, dengan berat hati Arjuna mningalkan Cinta menuju pintu kamarnya, "Maaf tuan mengganggu, Dokter Abby sudah datang." dengan menunduk sang pembantu memberikan jalan untuk dokter Abby, Abby menyunggingkan senyum setelah memeriksa Cinta "Hanya kelelahan ,tak perlu khawatir.",tanpa menunggu jawaban Abby memberikan resep kepada pembantu untuk di tebus dan menepuk pundak sahabatya itu dan meninggalkan kediaman Arjuna.

Setelah hampir satu jam Arjuna masih tetap pada posisi memandangi wajah Cinta, dan pergerakan kecil yang di hasilkan oleh Cinta membuat Arjuna menegakkan badan, dan terbukalah mata Cinta dengan ringisan keluar dari mulut kecil Cinta, "Dimana ini?." tanya cinta pada dirinya sendiri, "Di rumah" jawab Arjuna dengan singkat"Tunggu di sini, jangan kemana-mana."ujar Arjuna.

Cinta mendudukan dirinya di pinggiran ranjang dengan menghembuskan nafas ia membereskan ranjang yang ia tiduri dan mengambil tas dan berjalan menuju pintu, namun hambir Cinta ingin menyentuh pintu Arjuna datang dengan membawa nampan berisi bubur dan obat untuk Cinta, "Mau ke mana?." tanya Arjuna, Cinta mengamati Arjuna dan menurut Cinta pria ini tampan dan sempurna dari mata hidung bibir badan dan bahkan dadanya sangat lebar menurut Cinta ohh astaga apa yang Cinta pikirkan setelah tersadar oleh lamunan cabulnya itu cinta menjawab "Aku ingin pulang."ujar Cinta,"Kemana?."ujar Arjuna dengan menaruh nampan di meja dekat ranjang dan berbalik berjalan menuju Cinta mendudukan Cinta di pinggir ranjang "makanlah." perintah Arjuna dan meninggalkan Cinta yang masih terdiam di posisinya dan meakan makanan yang di bawakan oleh Arjuna dan meminum obat tersebut.

"Kunci semua pintu jangan sampai dia keluar." perintah Arjuna lewat telfon kepada bawahannya.

SEGINI DULLU YAH WKWKWK
JANGAN LUPA VOTE COMEN,
MAAF TYPO..

Cinta & ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang