Chapter 1 Part 2

68 9 24
                                    


Sore menjelang, persiapan sudah hampir selesai. Tenda sudah dipasang, kursi-kursi kayu dari gudang desa sudah disusun, meja-meja makan beserta makanannya telah dibentangkan. Orang-orang juga telah berkumpul dengan pakaian yang rapi di depan rumah Paman Alfredo. Suatu kebahagiaan sendiri bagi Paman Alfredo karena banyak yang menyambut kedatangan anaknya. Tinggal menunggu kedatangan Jeanne yang menjadi bintang utama pesta ini.

Satu jam, dua jam, tiga jam. Lama menunggu, tapi Jeanne tak kunjung datang. Langit sudah dilukis menjadi kelabu, dengan bintang-bintang yang menghiasi di sekitarnya, keberadaan bulan malam ini juga sangat manis karena terlihat setengah bersembunyi di balik awan-awan malam. Malam yang begitu cocok untuk menyambut kedatangan kembali seseorang yang telah menyelesaikan pendidikannya di ibukota.

Waktu terus berjalan, tapi Jeanne tak juga datang. Anak-anak yang ikut menunggu juga sudah terkantuk-kantuk. Meski adapula anak-anak yang bermain dan menjatuhkan kursi untuk menghilangkan kebosanan mereka.

Angin malam tiba-tiba berembus begitu kencang, kemana perginya belaian lembut udara dingin tadi? Pikirku. Tanpa aku sadari, bulan telah sepenuhnya menutup dirinya dibalik awan yang sangat gelap, gemerlap bintang-bintang yang bergelantungan juga lenyap ditelan awan hujan itu. Kini langit bukan hanya begitu kelabu, tapi sangat gelap. Aku tidak percaya beberapa jam sebelumnya cuaca begitu cerah.

Gemuruh mulai bersahut-sahutan terdengar, sehingga anak-anak menjadi takut dan gelisah. Orang lain yang ada di bawah tenda besar ini mungkin menganggap atmosfer seperti ini adalah hal yang biasa, tapi lain halnya dengan yang dirasakan oleh peliharaan Paman Alfredo. Anjing yang telah mencetak prestasi dalam acara memburu babi tiap tahun itu mengendus dengan tidak biasa.

Tidak pernah dalam sejarah desa ini udara sekitar dilingkupi kabut tebal, tapi sekarang itu terjadi. Orang-orang bertanya-tanya tentang keanehan cuaca hari ini, tapi tidak ada yang tahu alasannya.

Akhirnya di depan sana, bayangan seseorang terlihat meski samar-samar ditutupi kabut. Bayangan itu semakin dekat, di tangannya dia menjinjing sebuah benda, mungkinkah itu tas? Tas berisi tanaman-tanaman herbal dan peralatan medis? Ah, aku lupa kalau Jeanne sekarang telah menjadi ahli herbal. Barangkali Jeanne sempat singgah ke rumah orang-orang yang sedang sakit di dalam perjalanannya, sehingga membuat perjalanan pulangnya menjadi begitu lama.

Tiba-tiba peliharaan Paman Alfredo menggonggong dengan keras. Anjing itu sedikit maju ke depan menghadang bayangan di dalam kabut tanpa henti, sementara penduduk desa telah menyunggingkan senyum mereka di bawah tenda, termasuk aku.

Paman Alfredo mengeluarkan tawa bahagia seakan telah mengetahui sesuatu, laki-laki tua itu maju beberapa langkah dan mengelus-elus bulu anjingnya yang tebal.

"Jeanne! Itu Jeanne! Putriku sudah pulang!" teriak Paman Alfredo dengan penuh suka cita.

Semua orang berpendapat sama, mereka mengukir senyum di wajahnya menyambut seorang perantau yang telah bertahun-tahun meninggalkan desa untuk menuntut ilmu di kota.

Sudah lama peliharaan Paman Alfredo tidak menggonggong seperti ini, terakhir kali anjing itu menggonggong seperti ini adalah saat melepas Jeanne pergi ke kota beberapa tahun lalu. Saat itu aku masih kecil. Anjing Paman Alfredo benar-benar dekat dengan Jeanne, perempuan itu telah menganggapnya sebagai teman pengganti ibunya yang telah meninggal.

Hanya saja, gonggongan anjing itu kini begitu aneh terdengar. Aku baru saja menyadarinya, ada banyak geraman kebencian yang muncul di sela-sela gonggongan itu.

Samar-samar bayangan yang ada di depan sudah semakin jelas, dan gonggongan anjing itu semakin aneh terdengar. Tidak jarang ia sedikit mundur ke belakang dengan geraman gigi yang terukir di wajahnya. Ada sesuatu yang tidak beres, pikirku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnugerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang