Meet Again

47 5 0
                                    

~

~

"Tay,,  Dad ingin berbicara padamu." kata Austin  yang sedari tadi sedang sibuk dengan laptopnya.
"Ada apa Dad?" tanya Taylor seraya mengangkat satu alisnya.
"Tay, Dad ingin kau ikut dalam pembukaan Swyles Golf besok sore. Bagaimana? " tanya Scott dengan nada gembira
"Swyles?"  Tanya Taylor penuh penasaran.
"Swift-Styles eh, (?)" jawab Scott sedikit terkekeh.
"Jadi, secara tidak langsung kau ingin mengajakku bertemu dengan Mr. Des?" tanya Taylor terkejut.
"Tentu saja" jawab Scott mantap.
"Dad, kenapa kau tidak mengajak A- "
belum selesai Taylor bicara, Scott sudah memotong pembicaraan putrinya itu.
" Austin harus pergi ke kantor besok. Menurutmu siapa lagi yang akan menggantikan Dad selagi Dad tidak ada?"  tanya Scott lagi.
"Tapi Dad, kau sudah tahu kalau besok aku bekerja." jawab Taylor berusaha melarikan diri.
"Dad sudah bicara dengan Boss mu itu. Jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Ayolah Taylor, hanya satu hari saja." kali ini Scott meminta dengan nada memohon

Taylor menggigit bibir bawahnya karena gugup harus menjawab apa. Jika ia menolak pasti ayahnya akan kecewa.
"Lapangan Golf itu sangat luas Tay! Kau busa menunggang kuda dan bernyanyi sekeras-kerasnya disana." Samar-sanar suara Andrea terdengar dari kejauhan. Seketika senyuman langsung terlukis di wajahnya.
"Seriously Dad?" tanya Taylor dengan mata berbinar-binar.
"Of course Darl" jawab Scott turut tersenyum.

(keesokan harinya)

"Iya Dad, aku sudah berbicara dengan tuan Swift."  Kata Harry pada ayah kandungnya, Des lewat telepon.
"Baiklah Harry, aku hanya memastikan semuanya baik-baik saja. Kalau begitu, sampai jumpa. Dan jangan lupa kabari aku."  Balas Des.
"Tentu Dad. Sampai jumpa."

Harry tau hari ini adalah hari yang penting. Namun ia tidak bisa melupakan rasa cupcake itu. Ya benar, rasa vanilla cupcake yang ia beli di toko kue pinggir kota itu.
"Aku akan kesana dulu lalu ketempat pembukaan lapangan golf baru." gumamnya.
Harry adalah pekerja keras. Ia sangat tekun dalam mengelola pekerjaan. Itulah mengapa selama ini ia tinggal bersama ayahnya di London, sedangkan kakak perempuannya Gemma tinggal di Holmes Chapel bersama ibunya Anne Twist dan ayah tirinya, Robin.

Harry memasuki mobil Ford Mustangnya dan langsung menginjak gas menuju toko kue yang letaknya 5km dari arah apartemennya. Walau pasalnya ia tahu bahwa ada lebih dari 3 cabang toko kue itu didekat apartemennya. Namun apa boleh buat? Harry lebih memilih toko kue itu karena 2 alasan. Yang pertama karena ingin bertemu Taylor dan kedua untuk merasakan vanilla cupcakes buatannya.

Setelah berkendara ditengah padatnya kota Nashville selama 30 menit, akhirnya Harry sampai di toko kue idamannya itu. Pria yang memiliki tinggi 187cm ini melangkah memasuki toko dan langsung mengantri untuk memesan cupcakes kesukaannya, apalagi kalau bukan Vanilla.

Setelah lumayan lama mengantri, akhirnya Harry mendapat gilirannya untuk memesan dan bertemu Karlie lagi.
"

Selamat siang Tuan, apa yang bisa kami sajikan hari ini untuk anda?"
Tanya Karlie dari balik meja kasir.

"Tolong satu kotak Vanilla Cupcakes, Harry Styles. Tolong jangan sampai kau salah mengeja namaku lagi."
katanya dengan nada meyakinkan, Karlie hanya terkekeh.

"Tentu saja Tuan Styles, ada lagi yang dapat kami bantu?" tanya gadis berambut brunette itu sambil menulis nama Harry Styles di kotak cupcake yang belum berisi.

"Itu saja" jawab Harry sambil tersenyum.

"Semuanya jadi $15"

Setelah Harry selesai membayar, ia segera duduk di pojok ruangan, tempat yang sama saat ia menggoda Taylor kemarin. Ia sangat berharap dapat bertemu Taylor lagi, dan berbicara dengannya.

"Aku penasaran apa lagi yang akan ia taburkan ke dalam vanilla cupcakesku." gumam Harry sambil tersenyum.

"Harry Styles, Vanilla Cupcakes"  pria berambut ikal itu mendengar namanya dipanggil. Ia bangkit dan melangkah ke kasir lalu mengambil kotak cupcakesnya. Ia melihat sekitar, ke dalam dapur berharap daoat melihat Taylor.

"Apa kau mencari sesuatu?" tanya Karlie heran melihat Harry kebingungan.

"Dimana gadis yang berambut blonde ehm, Taylor Swigs?" tanya Harry

"Dia tidak masuk hari ini." jawab Karlie santai sambil memainkan kuku-kuku jarinya.

"Tidak masuk? Kenapa?" tanya Harry semakin penasaran.

"Maaf tuan Styles, aku tidak tau. Sekarang permisi dulu tuan."
Jawab Karlie sambil memutar bola matanya dan melangkah menjauhi Harry.

Harry kembali menuju mejanya, duduk dengan perasaan tak karuan. Harry pun mencicipi cupcakes tersebut. Jujur memang cupcakes itu sangat enak, tapi ia tidak merasakan hal istimewa itu saat memakannya.

"Percuma saja aku kemari, toh aku juga tidak bertemu dengannya. Lebih baik aku ke tempat golf sekarang." dengan putus asa, Harry melangkah keluar dari toko kue itu dan memasuki mobilnya.

******

Harry memarkir mobil Ford kesayangannya itu di lapangan. Ia berjalan sebuah ruangan disana untuk menemui kliennya, Scott Swift.

"Selamat sore Tuan, ada yang bisa kami bantu?" sapa seorang pegawai yang ada di sana.

"Aku ingin bertemu klienku, Mr. Swift."  Jawab Harry

"Kau Mr. Des Styles? Kau terlihat jauh lebih muda dari umur yang tertera disini." kata pegawai itu dengan ketus karena melihat ketampanan putra Des Styles tersebut.

"Aku Harry,  putra Des Styles." jawab Harry meluruskan.

"Oh, kalau begitu sekarang silahkan duduk dan kami akan mencoba menghubungi Mr. Swift."  ujar pegawai, Harry tersenyum dan duduk dibalik kaca bening ruangan tersebut.

"Ayah, turunkan aku!"  Samar samar Harry mendengar suara dari lapangan besar di luar ruangan. Setelah ia teliti, ia melihat seorang gadis berambut blonde yang tengah berlari larian dengan seorang pria paruh baya. Harry merasa familiar dengan suar gadis itu. Tapi ia tidak yakin gadis itu siapa.

"Mr. Styles, Mr. Swift sudah menunggu anda di luar, ia sedang bersama putrinya."  Harry pun mengangguk ketika mendengar suara pegawai itu dan segera keluar untuk menghampiri Mr. Swift.

"Mr. Swift?" Harry memanggil Scott dari jarak sekitar setengah meter.

Suara itu.... Dia.. Batin Taylor. Ya Taylor ingat betul suara serak beraksen british ini yang kemarin datang ke tempat kerjanya dan sukses membuat ia beku.

"Ah, Harry apa kabar?" tanya Scott.
"Taylor, ayo berkenalan dengan putra Mr. Des."  ujar Scott kepada Taylor yang sedari tadi masih terdiam dan menghadap kebelakang.

"T.. Taylor?"

---------

To be continued..

Inspiration (Haylor)Where stories live. Discover now