The Dinner

14 6 0
                                    


"Oh, Harry! Kau sudah selesai bersiap rupanya."
Seru Anne ketika melihat putra kesayangannya menuruni tangga hendak menghampiri mereka.

"Andrea, Taylor, perkenalkan ini putraku Harry. "
Ucap Anne yang sudah berdiri di hadapan Taylor dan ibunya dengan seorang pria yang tidak asing lagi bagi Taylor.

Taylor merutuki dirinya sendiri. Ternyata dugaannya benar. Harry adalah putra dari Mrs. Styles, sahabat baik ibunya. Sejenak Taylor berpikir 'mengapa dunia terasa sempit?'
Taylor hanya terdiam dengan ekspresi tidak percaya begitu pula dengan Harry. Anne dan Andrea saling menatap bingung melihat anak mereka.

"Kalian kenapa?"  Tanya Anne yang terlihat heran.

"She's Taylor Mom. I knew her already."  jawab Harry tanpa basa basi. Dan itu membuat Anne dan Andrea menjadi semakin bingung

-di ruang makan-

"Jadi kalian sudah saling mengenal?" tanya Anne memecah keheningan saat mereka menyantap makan malam.

"Ya, Mrs. Styles. Kami sudah saling mengenal. Pertama kali aku bertemu dengannya di cafe tempatku bekerja. Saat itu... "  belum sempat Taylor menjelaskannya, Harry sudah memotong perkataannya.

"Saat itu aku tak sengaja menabraknya Mom. Karena kufikir dia menarik jadi aku mengajaknya untuk berkenalan." jelas Harry sambil tersenyum kearah Anne.

Harry terpaksa berbohong kepada Anne. Padahal yang sebenarnya terjadi tidaklah seperti yang diceritakannya. Taylor berusaha memahami Harry karena mungkin saja Anne akan marah kalau Taylor menceritakan Harry yang saat itu sempat memarahinya. Tapi ada satu kata yang sempat Taylor tangkap dari perkataan Harry tadi.
'Menarik'. Apakah Taylor terlihat menarik bagi Harry? Taylor berusaha mengalihkan pemikirannya itu tapi ia malah bertambah canggung setiap kali Harry menatapnya.

Makan malam hari itu cukup membuat Taylor senang. Karena secara tidak sengaja ia dipertemukan kembali dengan pria tampan yang memiliki lesung pipi di wajahnya itu.

Setelah acara makan malam selesai, Harry mengajak Taylor berjalan jalan ke halaman belakang rumah keluarga Styles yang sangat luas dan dihiasi taman bunga serta ayunan untuk mereka bersantai. Mereka sengaja membiarkan ibu mereka masing masing mengobrol satu sama lain diruang tamu untuk melepas rindu karena lama tidak berjumpa.

"Bintang malam ini sangat indah." Ucap Harry memecah keheningan.

"Ya, sangat indah. Andai satu bintang jatuh, apa harapan yang paling ingin kau gapai sekarang?"  tanya Taylor sambil memandang ke arah Harry.

"Aku hanya ingin ada seseorang yang mendampingiku hari ini dan seterusnya. Sampai rambutku memutih."  jawab Harry sambil tersenyum tulus ke arah Taylor.
"Bagaimana denganmu?"  kini giliran Harry yang bertanya pada Taylor.

"Tak jauh berbeda denganmu Harry. Aku hanya ingin seseorang yang bisa melengkapiku dan bisa menerima semua kekuranganku dan menjadi yang terakhir untukku. Itu saja."  jawab Taylor sambil kembali menatap Harry.

Sempat beberapa detik mereka saling memandang. Dan pandangan mereka harus dibuyarkan oleh panggilan Andrea.

"Taylor, ayo bersiap untuk pulang."
kata Andrea dari seberang taman.

"Yes, Mom." jawab Taylor sambil berdiri untuk segera kembali kedalam rumah.
Tiba tiba Harry menahan langkah Taylor.

"Taylor tunggu. Ehm, apa besok aku bisa mengajakmu pergi ke taman yang ada di pusat kota?"  tanya Harry.
"Setelah pulang bekerja aku akan menjemputmu."  sambungnya lagi.

"Ehm, baiklah. Tapi aku selesai bekerja pukul 7 malam. Apa kau tidak keberatan?"  tanya Taylor sambil menggigit bibir bawahnya.

"Tidak masalah. Aku akan menjemputmu langsung di tempat kerja."  jawab Harry sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Haha, baiklah Mr. Styles. Tapi pastikan aku tidak lama menunggumu."  ucap Taylor dengan satu alisnya yang terangkat.

Mereka berdua pun tertawa lepas. Harry kemudian merangkul pundak Taylor untuk masuk kembali ke rumahnya. Taylor merasakan jantungnya berdegup kencang saat pria itu menyentuh pundaknya untuk yang pertama kali.

"Terima kasih untuk makan malam hari ini Anne. Aku sangat menyukainya. Kapan kapan aku yang akan mengundangmu untuk makan malam bersama dirumahku."
Ucap Andrea sembari memeluk Anne.

"Tentu saja Andrea. Aku akan sangat senang bila berkunjung ke rumahmu nanti."
Ucap Anne sambil membalas pelukan Andrea. Taylor dan Harry hanya bisa saling memandang melihat keakraban ibu mereka.

"Sering seringlah berkunjung kemari Taylor. Kita bisa memasak atau berbelanja bersama nanti."
Kata Anne dengan bersemangat.

"Tentu Mrs. Styles. Akan ku pastikan itu."  jawab Taylor sambil tertawa yang diiringi dengan Harry dan Andrea.

Taylor dan Andrea berpamitan pulang dengan diantarkan oleh Anne dan Harry menuju tempat dimana mobil Taylor diparkirkan. Setelah mobil yang dikemudikan Taylor pelahan lahan menghilang dari pandangan Anne dan Harry, Anne tiba tiba berkata,

"Ku harap kau akan mendapatkan kekasih seperti Taylor. Aku sangat menyukainya. Dia wanita yang sangat baik dan ramah.." ucap Anne sambil tersenyum dan berjalan masuk kedalam rumah meninggalkan Harry yang masih berdiri mematung sambil berusaha mencerna perkataan ibunya tadi. Tanpa sadar, senyuman pun tersungging di bibir pria itu.

"Aku juga berharap seperti itu Mom. Karena mungkin aku juga menyukainya.."

******

Pagi ini seperti biasa Taylor memulai aktivitasnya bekerja di toko kuenya di pinggir kota itu. Dan hari ini penampilan Taylor sedikit berbeda daripada biasanya, dia terlihat sangat cantik dengan rambut yang dibiarkan terurai dan tentunya lipstick merah yang menghiasi bibirnya. Ya, alasannya tentu saja karena ia akan bertemu pria yang akhir akhir ini sering membuat perasaanya tak karuan.

"Hey Taylor, kau cantik sekali hari ini.."  ucap Karlie dengan nada yang sedikit menggoda.
"Kau mau berkencan ya.."  sambungnya lagi.

"Bukan berkencan. Lebih tepatnya menemani seseorang."  Jawab Taylor sambil tersipu malu.

"Dengan siapa kau akan pergi, eh?"
tanya Karlie sambil memicingkan matanya.

"Kau ingat pria berambut keriting waktu itu? Yang namanya kau tulis "Hairy Styles" ?"  tanya Taylor.

"Oh, pria keriting itu, ya aku mengingatnya."  jawab Karlie.

"Ehm, namanya Harry. Dia akan mengajakku pergi ke taman yang ada di pusat kota setelah selesai bekerja nanti.."  jawab Taylor sambil tersenyum lebar.

"Apa kau yakin dia pria yang baik?". tanya Karlie menyelidik.

"Tentu aku yakin. Kemarin malam aku makan malam dirumahnya, dan kurasa..."

"For God's Shake, kau serius? Kau baru saja mengenalnya dan kau sudah berani menerima ajakan makan malamnya?"  tanya Karlie tak percaya.

"Oh, c'mon, dengarkan dulu penjelasanku. Sebenarnya aku juga tak mengira akan makan malam bersamanya. Awalnya ibuku yang mengajakku untuk pergi kerumah teman lamanya. Ternyata itu adalah rumah Harry. Ibunya Harry adalah teman lama ibuku. Dan fakta lain yang lebih mengejutkanku adalah ayahnya Harry itu client baru ayahku. Rasanya kebetulan itu seperti sudah direncanakan.." Jelas Taylor panjang lebar sambil terkekeh.

"Emm baiklah Ms. Swift. Sepertinya kau terlihat senang sekali hari ini. Dan sepertinya kau... falling in love with him."  goda Karlie sambil mencubit lengan Taylor.

"Mana mungkin aku jatuh cinta padanya.."
ucap Taylor sambil menjulurkan lidahnya. Karlie hanya bisa tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.

"Aku,
Aku hanya merasa nyaman setiap ada di dekatnya.
Itu tidak berarti aku jatuh cinta padanya bukan?"
Gumam Taylor dalam hati...

-----------

To be continued..

Inspiration (Haylor)Where stories live. Discover now