Stupid Secret

59 5 0
                                    

Setelah memasuki rumahnya, Taylor segera menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas. Kini Taylor benar-benar panik. Mau diletakkan dimana wajahnya jika Harry sampai tahu kalau Taylor menyimpan foto dirinya. Ya, Taylor diam-diam memfoto Harry saat Harry sedang duduk di pojok ruangan dan tersenyum kearah jendela tokonya. Bagaimana jika Harry mengetahui kalau Taylor menyukainya? Itulah yang dipikirkan gadis itu hari ini.

"Bodohnya kau Taylor, astaga!" Taylor berteriak kesal. Mengacak-acak rambutnya sendiri, mengobrak-abrik tempat tidurnya, menendang semua benda yang ada di hadapannya. Ia melakukan semua itu untuk melempiaskan emosinya. Taylor memang gadis yang pemberani. Tapi inilah salah satu kekurangannya. Ia tak bisa mengontrol emosi.

"Oh, Zeus.. Bagaimana kalau ia sampai menggeledah tasku dan menemukan barang bodoh itu?astaga!!"
Taylor melempar sebuah buku novelnya kearah pintu dan menimbulkan suara yang lumayan keras. Hal itu mengundang perhatian Andrea yang tengah duduk di ruang keluarga bawah.

"Taylor, kau tidak apa-apa?" tanya Andrea sedikit berteriak dari lantai bawah.

"Yes Mom! Semuanya terkendali." jawab Taylor lantang sambil mencengkram bantal tidurnya saking malunya.

"Kau yakin?" Andrea bertanya lagi. Kali ini dengan ketukan pintu. Segera Taylor beranjak dari tempat tidurnya yang berantakan itu dan melangkah menuju pintu kamarnya. Taylor pun membuka pintu kamarnya sedikit. Karena ia takut kalau Andrea akan memarahinya karena kamarnya begitu berantakan. Taylor membiarkan hanya kepalanya saja yang menengok keluar dari balik pintu untuk melihat ibunya.

"Tenanglah Mom! Aku baik baik saja." kata Taylor sambil bersusah payah mempertahankan posisinya seperti itu.

"Hei, kenapa hanya kepalamu saja yang terlihat? Kenapa pula pintunya dibuka sedikit? Mom ingin masuk. Biarkan Mom masuk Taylor."
Andrea mendorong sedikit pintu kamar Taylor, berusaha untuk masuk.

Taylor kembali panik dan berusaha juga menghalangi Andrea agar tidak masuk dengan mendorong balik pintu kamarnya.

"Astaga Taylor, Mom ingin masuk. Sebenarnya kau ini kenapa? Apa yang kau lakukan di dalam huh?" tanya Andrea penasaran pada putrinya yang bertingkah aneh itu.

"Uh, A.. Aku, ah ya. Aku baru habis mandi Mom. Ya, tadi aku sedang mandi. Sekarang aku belum pakai baju, makanya aku tidak membiarkanmu masuk."  kata Taylor dengan bohongnya

"Oh, pantas saja. Baiklah, cepatlah pakai pakaianmu. Kalau kau sudah selesai, pergilah ke kamar Mom nanti. Mom ingin berbicara padamu sebentar."

"Ya baiklah Mom."

Andrea pun pergi. Taylor bernafas lega. Ia sukses membuat Andrea tidak mengetahui kebohongannya. Taylor segera membereskan kamarnya. Setelah selesai, ia melangkah keluar kamar dan pergi menuju kamar ibunya.

Taylor pun memasuki kamar ibunya. Ia melihat Andrea sedang duduk di atas tempat tidur sambil mencat kukunya.

"Ada apa Mom?" tanya Taylor sambil mengangkat alisnya.

"Duduklah Taylor." kata Andrea sambil menepuk nepuk tempat tidurnya, agar Taylor duduk disana.

"Apa kau ada acara bersama temanmu nanti malam? Atau kau akan bepergian?" tanya Andrea.

"Kurasa tidak Mom. Aku tidak ada acara kemanapun nanti."

"Baguslah kalau begitu. Karena nanti malam Mom akan mengajakmu pergi ke rumah teman lama Mom. Mom sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Tadi ia menelepon dan mengajak Mom mengunjungi rumahnya untuk makan malam bersama." kata Andrea panjang lebar.

"Baiklah. Jam berapa?"

"Kita akan berangkat pukul 7 malam."
"Ayay Captain!"

******

Jam sudah menunjukan pukul 6 petang. Andrea telah siap dan tinggal menunggu Taylor keluar dari kamarnya di sofa ruang keluarga.
Sudah 30 menit berlalu, Taylor tak kunjung keluar kamar juga. Karena penasaran Andrea menaiki tangga, melangkah menuju kamar Taylor.

"Taylor, apa kau sudah siap?" tanya Andrea dari balik pintu

Taylor membukakan pintu kamarnya. Ia menghampiri Andrea yang sedari tadi menunggunya bersiap. Andrea berdecak kagum melihat putrinya yang terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna biru malamnya. Rambut Taylor dibiarkan terurai dan Taylor memoleskan lipstick merah di bibirnya.

"Putriku terlihat sangat cantik hari ini.." kata Andrea dengan mata yang berkaca kaca karena terharu melihat putrinya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.

"Ayolah Mom, jangan terlalu berlebihan seperti itu.. Ayo kita berangkat sekarang. Kau tidak ingin terlambat kan? " tanya Taylor sambil menarik lengan Andrea dengan manja.

"Tentu saja, sweetie. Ayo."

Mereka berdua menuruni tangga, dan melangkah keluar dari kediaman Swift. Malam ini Taylor sendiri yang akan mengendarai mobilnya karena Austin dan Scott sedang meeting di kantornya. Taylor pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Swift tanpa bertanya pada Andrea kemana arah yang akan ia tuju.

-disisi lain-

"Harry, kau sudah pulang?" kata seorang wanita paruh baya itu sambil memeluk Harry erat. Wanita itu ialah Anne Styles. Ibu Harry.

"Iya Mom. Aku sudah pulang. Pekerjaanku dikantor hari ini tidak terlalu banyak. Jadi aku bisa pulang lebih cepat dari biasanya." jawab Harry membalas pelukan Anne.

"Gemma kemana Mom?"  tanya Harry sambil melepaskan pelukan erat Anne.

"Kakakmu sedang berada di rumah Grandma untuk menemaninya. Baru 10 menit yang lalu dia pergi." kata Anne sambil menarik tangan Harry untuk duduk diatas sofa yang ada di ruang tamu rumahnya.

"Oh iya Harry, aku hampir saja lupa mengatakannya. Malam ini Mom mengundang teman lama Mom untuk makan malam bersama kita. Katanya ia juga akan mengajak putrinya. Dan aku berjanji akan mengenalkanmu pada putrinya. Kuharap kau bisa menyambut mereka dengan baik." kata Anne tersenyum sambil mengusap lembut pundak Harry.

"Tentu saja Mom." ucap Harry singkat.

"Baiklah kalau begitu, mandilah dulu. Mom sudah menyiapkan air hangat untukmu. Kau pasti lelah kan? Bersiaplah secepatnya mungkin sebentar lagi mereka akan datang.
Jangan lupa berpakaian yang sopan ya. Dengan begitu ketampananmu tidak akan berkurang." Goda Anne

"Anakmu ini memang tampan Mom.Semua orang mengetahuinya." jawab Harry dengan bangga sambil berjalan menuju kamarnya.

Anne sangat terobsesi untuk mengenalkan Harry pada anak teman lamanya itu. Mengingat kalau Harry masih saja lajang sampai sekarang.
Bukannya tidak ada yang mau dengan Harry yang mempunyai tubuh proporsional seperti model, paras wajahnya yang tampan mempesona bak Dewa Zeus itu. Hanya saja Harry maaih belum tertarik untuk menjalin suatu hubungan yang serius.

*****

Setelah mendapat arahan dari Andrea, Taylor memarkirkan mobilnya di halaman rumah mewah yang begitu besar. Setelah mereka berdua keluar dari mobil, Andrea menarik lengan Taylor dan berjalan menuju pintu rumah keluarga Styles.

Setelah Andrea menekan bel rumah keluarga Styles, pintu itu terbuka lebar dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang masih tetap cantik meski umurnya yang sudah lebih dari 35 tahun itu. Ya, Anne Styles.

"Astaga Andrea, kukira kau tidak akan datang." kata Anne sambil memeluk erat Andrea.

"Maafkan aku karena datang terlambat. Aku harus membujuk putriku ini dahulu. Tapi akhirnya dia mau ikut bersamaku." jawab Andrea

Anne tersenyum kepada Taylor, Taylor juga membalas senyuman Anne.

"Ayo masuk." kata Anne sambil menggandeng tangan Andrea dan Taylor memasuki rumahnya. Taylor berdecak kagum melihat segala perabotan mewah yang ada di dalam rumah itu.

"Duduklah dulu disini. Aku akan memanggil anakku. Mungkin dia sedang ada di-"

"Mom!"

"Oh Tuhan, suara ini lagi. Apakah dia putra dari Mrs. Styles? Tidak mungkin!" Taylor berdebat pada pikirannya sendiri, sampai akhirnya ia sadar bahwa ada seseorang yang memperhatikannya..

-----------

To be continued...

Inspiration (Haylor)Where stories live. Discover now