Trouble (c)

63 9 0
                                    

MEMBUAT keterangan sakit sebenarnya lebih mudah dilakukan dibanding harus berhadapan dengan Mr. Wisle. Ya, seharusnya aku pura-pura sakit saja hari ini. Tapi sebagai wanita tangguh (apakah bahasa ku terdengar aneh?) aku harus menghadapi nya. Menurut quotes entrepreneur yang aku baca, masalah seharusnya dihadapi bukan di hindari, begitulah isinya.

Oh iya, sampai mana tadi? Ya, Mr.Wisle-- dia akan menanyai mu beberapa pertanyaan yang uh tidak penting. Lalu dia akan berkutbah sangat panjang, tanpa minum teh/ air mineral. Terlebih lagi, kau akan diberi hukuman yang tidak masuk akal. Seperti, kau harus membeli sereal dengan varian rasa campuran ikan untuk Wisli-- kucing bertubuh gemuk milik nya.

Atau

Lebih buruk nya adalah memandikan Wislo-- anjing bergigi tajam dan berbulu hitam. Dia merupakan jenis anjing buldog. Dia anjing penjaga sekolah ini, tentu saja.

Membayangkan nya saja sudah membuat kepala ku pusing. Aku menggeleng cepat. Lalu menampar pipi ku.

"Boby!!"

Aku berlari mengejar nya, dia sedang berjalan menuruni anak tangga, menuju lantai dasar. Aku bahkan tidak menyadari bahwa sekarang ada di lt 2. Dan dia keluar melalui pintu ruang bahasa. Memang apa yang sedang ia lakukan disana?

Dia tidak menoleh.

Aku bergerak cepat sebelum aku ketinggalan jejak.

"Bo-by? Huft.. Akh-irnya aku menemukan mu." ucap ku dengan nafas yang masih tercekat di tenggorokan. Berusaha mengatur nafas. Lalu aku menuruni satu anak tangga, agar sejajar dengan nya. Oh, tidak. Seharusnya aku tidak menuruni anak tangga, dia benar-benar tinggi. Aku hanya sejajar dengan bahu nya saja. Aku putuskan untuk mendongkak.

"Kau tau? Oh jelas, kau tidak tau. Jadi begini, Mr. Wisle akan memanggilku-- ke ruangan nya. Ya, tentu saja ini karena masalah yang kemarin. Kau ingat, kan?"

Dia menatap ku, diam tanpa balasan.

"Diam, berarti kau ingat. Ah baik kita teruskan, jadi aku benar-benar ingin kau membantu ku. Kau melihat semua kejadian itu, jadi aku meminta kau sebagai pengacara ku. Kau tahu artinya kan?"

Dia terdiam, masih sama.

Aku menepuk dahi ku pelan. Aku menghela nafas panjang.

"Kau harus me-m-be-la-ku!!" pekik ku, sambil meninggikan nada suara satu oktaf.

Dia kemudian melepaskan tangan kanan ku yang baru aku sadari mencengkram lengan nya.

Kemudian dia pergi begitu saja, dan menuruni sisa anak tangga dibawah nya, tanpa menghiraukan ku. Tanpa menghiraukan ku, catat itu.

"Aku mohon, sekali ini saja. Selamatkan aku dari--" ucap ku terhenti membayangan Wislo.

"Anjing penjaga sekolah." lanjut ku. Dia terap berlalu, tidak menoleh sedikit pun.

"Aku tahu ini salah ku, tapi kau lihat sendiri kan bagaimana keji nya bitchy itu? Dia memancing ku untuk-- menendang bokong nya. Kau--" kali ini aku tertunduk, air mata ku tiba-tiba saja mengalir. Oh ayolah, jangan lagi.

BOBY - what are you waiting for? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang