1st

1.1K 78 3
                                    

Aku balik sama satu cerita dari svt nii 😁😁
lovecircle 95 liner nya ini kekeke..
Sebenernya ini cerita udah ada didraf dari berbulan bulan yang lalu waktu svt ngluarin mv loveletter, tapi baru bisa kepublish hari ini wkwkwk..
Dan sebenernya juga ff ini itu oneshoot tapi kaya nya bakalan kepanjangan klo aku publish jadinya aku jadiin beberapa part deh😁😁
Hope u like it guys😘😘

Author POV

Matahari bersinar cerah dipertengahan musim dingin, walaupun angin yang berhembus tetap membawa hawa dingin tapi setidaknya cahaya matahari masih mampu menghangatkan.

Seseorang mengeratkan coat coklat yang ia kenakan, hawa dingin yang menyeruak di seluruh tubuhnya dapat ia rasakan sesaat setelah ia turun dari sebuah taksi yang ia tumpangi. Satu buah koper hitam besar dan satu tas ransel ia turunkan dari bagasi. Sepertinya ia baru saja pindah, atau mungkin baru saja pulang?

Namja dengan coat coklat itu menghentikan langkahnya saat berdiri tepat didepan gerbang besi sebuah rumah yang bernuansa putih, menenangkan. Senyumnya mengembang setelahnya seperti beberapa memori indah memasuki otaknya, dan yakinlah itu membuatnya semakin tampan.

Seseorang membukakan gerbang dan membantu namja tampan itu untuk membawa kopernya.

"Dimana eomma?"

"Beliau ada di taman belakang, Tuan muda"

Namja yang dipanggil tuan muda itu mengangguk dan melenggang pergi menuju taman belakang.
Terlihat siluet seorang wanita berumur lima puluhan tengah duduk disalah satu bangku taman yang menghadap berbagai macam mawar.

Dengan perlahan namja itu melangkahkan kakinya menuju wanita tersebut, ia melepas coat coklat yang ia pakai lalu menyampirkannya di punggung wanita tersebut. Dan dengan cepat kedua tangannya sudah melingkar sempurna di perut sang ibu. Namja itu memeluknya dari belakang.

Sang ibu tentu saja kaget, sejak ia berpisah dengan suaminya dan anak semata wayangnya yang harus ikut sang ayah karena suatu alasan, tak ada lagi yang memeluknya sehangat ini.

"Aku pulang eomma, anakmu pulang"

Bisikan lembut tersebut mampu membuat setetes air bening mengalir dari mata indah sang ibu, beliau berbalik dan langsung menatap sang anak. Kedua tangannya masih menelusuri wajah tampan sang buah hati yang sudah beranjak dewasa tersebut.

"Benarkah ini kau sayang? Benarkah kau kembali pada eomma?"

Suaranya bergetar, terlihat sedikit kecemasan disana.

"Iyaa eomma ini aku, Choi Seungcheol. Dan aku benar benar kembali eomma."

Tangis keduanya pecah. Sang ibu langsung membawa tubuh sang anak kedalam dekapannya, memeluknya dengan erat seolah takut sang anak akan pergi meninggalkannya untuk yang kedua kalinya.

"Seungcheol-ah nae aegi. Apa kau makan dengan baik disana? Apa kau mempunyai banyak teman disana? Apa orang orang disana baik padamu?"

"Aku baik baik saja eomma, aku makan dengan teratur, aku mempunyai banyak teman, dan banyak orang yang menyayangiku disana"

"Aigoo nae aegi. Kau tumbuh dengan sangat baik, dan lihatlah wajah mu yang sangat tampan ini. Aku bahkan hampir tak mengenalimu sayang"

Sang ibu berucap sambil menangkup kedua pipi anaknya yang sekarang bahkan sudah jauh lebih tinggi darinya. Raut kebanggaan dan kesedihan tergambar jelas pada ekspresinya. Yaa bangga karena anaknya tumbuh dengan sangat baik menjadi sosok namja dewasa yang sangat tampan tetapi tidak dipungkiri bahwa ia kecewa karena selama lima tahun terakhir ini ia tak bisa merawat bahkan menjaga anaknya itu. Dan semua pemikiran itu menyebabkan setetes air mata turun membasahi kedua pipi nya yang bahkan belum sepenuhnya kering itu.

"Yaa, appa merawatku dengan sangat baik eomma. Bahkan appa juga mengijinkanku untuk tinggal denganmu lagi. Dan aku janji tak akan meninggalkan eomma lagi, apalagi sampai membuat eomma khawathir"

Seungcheol menghapus bekas air mata dipipi sang ibu, dengan perlahan namja tampan itu menggenggam kedua tangan ibunya yang masih setia menangkup kedua pipinya lalu mengecupnya sayang dan kembali membawa tubuh sang ibu kedalam pelukan hangatnya meluapkan segala rasa rindu yang selama lima tahun terakhir ini ia tahan.

Yaa, selama lima tahun terakhir ini Seungcheol memang tinggal bersama appa nya yang telah menetap di Amerika. Karena suatu hal dia harus meninggalkan  ibunya dan tanah airnya sendiri.

"Kajja kita masuk kedalam, eomma pasti akan kedinginan jika berlama lama diluar seperti ini"

Seungcheol pun menuntun sang ibu masuk kedalam rumah mereka yang hangat. Seungcheol benar benar tidak akan rela jika melihat ibunya sakit karena kedingingan apalagi karena dirinya.

"Apa kau tak mau membersihkan dirimu dulu sebelum makan malam?"

"Eum, tentu saja aku harus mandi dulu eomma. Aku benar benar merasa risih dengan bauku sendiri. Kekeke"

"Kau bahkan tidak berkeringat sayang"

Sang ibu mengelus surai hitam sang anak. Seperti sudah lama sekali ia tak melakukan hal kecil ini.

"Baiklah kalau begitu aku ke kamar dulu eomma"

Seungcheol hendak akan menaiki tangga menuju kamarnya sebelum suara sang ibu menginterupsinya dan menghentikan langkahnya.

"Ohh yaa sayang, kemarin sahabatmu mengirimkan sebuah undangan. Eomma rasa dia akan menikah"

Seungcheol berpikir sejenak, ada rasa sesak yang menjalar di dadanya. Siapa kira kira sahabatnya yang akan menikah itu mungkinkah..

"Jeonghan? Atau Jisoo? Siapa yang akan menikah eomma?"

"Kau bisa melihatnya sendiri sayang, eomma meletakkan undangan itu di nakas samping tempat tidurmu"

Seungcheol berlari menuju kamarnya, membuka pintu kayu dengan ukiran halus itu dengan kasar. Matanya menelisik mencari benda yang ia cari. Dan benar, satu buah undangan berwarnah hitam dengan goresan tinta berwarna emas yang terkesan mewah itu berada tepat diatas nakas.

 

























 



  
 















 

 

 

 

 
 

'J&J'

 

 





 

 

 

-TBC-






Berharap ada yg bakalan tertarik sama ini cerita, wlwpun ntar ga ada yg tertarik tetep aku selesaiin kok ini cerita😁😁
#nyemangatindirisendiriceritanya

(Late) Love Letter √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang