5th

886 65 5
                                    

"Aku akan membawanya ke Amerika"

Ucapan eomma Seungcheol itu mampu membuat ketiga orang lainnya membatu. Haruskah mereka senang karena dengan begitu kemungkinan hidup Seungcheol semakin besar? Ataukah mereka harus sedih karena harus ditinggalkan oleh sahabat nya itu?

Tapi bagaimanapun juga semua ini adalah untuk kebaikan Choi Seungcheol. Agar mereka dapat kembali melihat senyumnya, lawakannya, tingkah konyolnya dan rasa sayangnya.

Dibalik ketiga hati seorang sahabat yang sedang hancur itu terdapat satu hati yang paling hancur. Seharusnya ia bisa menghabiskan waktu bersama dengan Seungcheol siang ini di taman, tapi itu hanya sebuah mimpi. Mimpi yang sekarang entah akan dapat terwujud atau tidak.

Seharusnya Seungcheol sudah bahagia saat ini karena ternyata rasa cintanya tidak hanya ia rasakan sepihak. Namun takdir berkata lain, semuanya bahkan berubah dalam sekejab.

'No one knows what God's plan'

Flashback Off



Hari ini hari yang bahagia untuk Jeonghan dan juga Jisoo. Keduanya akan mengikat janji suci sehidup semati diatas altar. Semuanya telah selesai disiapkan, bahkan kedua mempelai sudah terlihat sangat rapi. Jisoo yang terlihat sangat tampan sekaligus manis dalam waktu yang bersamaan dengan tatanan rambut berponi dan tuxedo putih beserta dasi kupu kupunya, dan juga Jeonghan yang bahkan terlihat sangat cantik dengan tuxedo warna senada. Bahkan orang orang sempat mengira jika dia adalah seorang yeoja jika tak melihat tonjolan di lehernya.

Jeonghan dan Jisoo berada di ruangan yang terpisah, itu adalah tradisi kata para tetua disini. Tapi entah kenapa Jeonghan terlihat gelisah, keringat mengucur di pelipisnya dan badannya selalu bergerak tak nyaman. Seperti ada sesuatu yang mengganjal hatinya.

Tok tok tok

Jeonghan menoleh sejenak pada pintu kayu dibelakangnya, dan betapa terkejutnya dia saat melihat sosok orang yang sangat ia rindukan kini hadir dan berdiri dihadapannya. Namja cantik itu langsung menyambar sosok itu dan memeluknya dengan erat, menumpahkan seluruh air matanya pada jas hitam namja didalam dekapannya tersebut.

"Kau kembali Seungcheol-ah, kau kembali. Maafkan aku, maaf.. aku benar benar minta maaf"

"Ssttt... tidak baik seorang pengantin menangis di hari pernikahannya"

Seungcheol melepas pelukan Jeonghan dan menghapus air mata yang mengaliri pipi namja cantik itu.

"Tapi ak-aku sudah..."

"Ssttt.. aku baik baik saja"

Jeonghan tau bahwa Seungcheol tidak sedang baik baik saja, Jeonghan tau bahwa Seungcheol terluka, bukan fisiknya tetapi hatinya.

Perlahan Jeonghan berjalan menjauhi Seungcheol menuju tempat ia menyimpan tasnya, dan mencari sesuatu didalam sana.

Seungcheol membelalakkan matanya saat melihat apa yang sedang Jeonghan genggam. Sebuah amplop berwarna biru pastel yang sudah agak lusuh dan beberapa bercak darah dipinggirnya. Surat cinta terakhir yang Seungcheol buat sebelum ia kecelakaan.

"Bagaimana kau..?"

"Maaf aku lancang, tapi polisi menemukan ini di lokasi kejadian saat kau kecelakaan lima tahun yang lalu. Dan sekarang aku kembalikan ini padamu."

Jeonghan memberikan surat itu kepada Seungcheol lalu namja tampan itu membuka surat itu hanya untuk memastikan. Dan benar suratnya masih sama.

"Apa kau membacanya?"

"Munafik bagiku untuk tidak tertarik membacanya"

"Yaa aku hafal sifatmu itu Yoon Jeonghan. Jadi... kau sudah tau semuanya?"

(Late) Love Letter √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang