Sinopsis

2.6K 128 2
                                    

"Mbak, diluar ada yang cari mbak tuh." Aku memutar tubuhku mendengar panggilan dari pegawai baru di kantorku, menautkan alis aku bertanya.

"Siapa?"

Dia terlihat diam sebentar sambil mengedikkan bahunya.
"Mungkin tukang ojek." katanya membuatku mengernyitkan dahi. Tukang ojek? Sejak kapan tukang ojek mencariku? Aku kan tidak pernah memanggil tukang ojek.

"Mungkin kamu salah kali, aku ngak pernah pesen deh perasaan." Aku kembali menatapnya.

"Ngak tau deh dia tukang ojek atau bukan, yang jelas dia berpenampilan ngak rapi banget. Celana robek, jaket hitam lusuh, rambutnya gondrong diikat. Sebenarnya dia ganteng sih, tapi ya gitu." Aku menepuk dahiku, berjalan kearah jendela kantor ini. Mengintip apakah yang ada dipikiranku benar atau tidak.

"Kenapa mbak ngak pernah di jemput sama suami mbak sih?"

"Orang yang kamu bilang seperti tukang ojek itu suami saya,Bela."

"Oh gitu."

Aku diam menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"HAH?!" aku sudah menebak ekspresi inilah yang akan dia tampilkan.

Karena ini bukan pertama kalinya suamiku itu tidak mementingkan penampilannya.

Menurutnya, penampilan itu adalah hal yang tidak terlalu penting. Yang penting selalu wangi dan bersih.

"Dia suami mbak?" tanya Bela takut-takut.

"Iya bel, dia suami aku."

Hubby?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang