Tears in December

590 47 15
                                    

Happy Reading!

******

Sehun's POV

Xiao Lu Han...

Namanya Xiao Lu Han yang artinya rusa kecil, nama kecilnya sering di singkat menjadi Xi Luhan.

Saat ini sosok bertubuh mungil ini duduk di depanku dengan senyuman manis yang mewarnai wajah cantiknya. Kuulurkan tanganku untuk menyentuh pipi gembilnya. Kupandang wajah cantiknya yang berseri-seri ini.

Sungguh cantik sekali istriku ini.

"Ini sudah waktunya makan, ayo kita makan, sayang...'' ujarku seraya berjalan mendorong kursi roda yang dia gunakan.

Aku mendorongnya ke meja makan serta pergi sendiri ke dapur untuk membuatkan kekasih hatiku ini makanan kesukaannya.
Tak lama aku berkutat di dapur, aku kembali dengan semakuk sup tomat yang sangat ia sukai dengan beberapa makanan cina yang mungkin bisa mengingatkannya kepada kampung halamannya.

"Sayang, ayo sarapan dulu...'' ujarku sembari meletakkan makanan di meja makan.

Sudah lebih dari sebulan Luhan tidak bisa berbicara dan lumpuh, karna itulah dia harus memendam cita-citanya untuk menjadi seorang penyanyi.

Sebagai suami yang baik, tentu saja aku akan selalu menemani istriku ini kemana dan dimana saja. Aku sangat mencintanya sehingga aku tidak bisa meninggalkannya.

"Buka mulutmu, sayang...'' ujarku dan terus menyuapinya. Setelah aku selesai menyuapinya dia tersenyum.

Aku merapikan seluruh makanan yang telah tandas ini ke dapur dan mencucinya. Aku kembali ke tempat Luhan dan mendorong kursi rodanya ke kamar mandi.

"Kita bersihkan tubuhmu dahulu, sebelum kita melihat salju ya....'' ujarku.

Aku melepaskan seluruh pakaiannya. Makin hari dia semakin kurus. Kurasa dia harus makan daging, agar sedikit berlemak.

Kugendong tubuh polosnya menuju dalam kamar mandi dan meletakkanya perlahan di bathtub yang sudah berisi air hangat. Kupandang kembali wajahnya dan dia kembali tersenyum.

Kuusap tangannya dengan sabun secara lembut dan kuusap punggung serta perutnya. Tubuhnya benar-benar mungil dan kulitnya pun sangat halus. Kukecup beberapa kali tubuh mulusnya.

Dengan perlahan kubasuh tubuhnya dengan air dan kuambil handuk untuk mengeringkan tubuh mungilnya. Aku sangat menikmati memandikan tubuhnya, mungkin memandikan 'Luhan' sudah menjadi hobiku.

Kugendong kembali tubuhnya dan pergi menuju kamar yang ada di samping kamar mandi ini. Kududukkan tubuhnya di kasur king size ini.

Aku berjalan menuju lemari dan mengambil beberapa pakaian hangat yang akan Luhan kenakan.

Aku kembali berjalan menuju Luhan serta memakaikan pakaian dan tak lupa kukenakan jaket tebal, sarung tangan serta syal tebal dan ditambahkan topi rajut agar membuat tubuhnya tetap hangat.

"Baiklah, ayo kita melihat salju, sayang...'' ujarku seraya menggendongnya menuju kursi roda.

Kudorong kursi itu menuju halaman belakang rumah. Udara hari ini cukup hangat, dan itu lumayan untuk bermain salju di musim dingin ini.

"Lihat sayang, bukankah sangat indah? Semuanya berwarna putih dan bercahaya.'' Ujarku kembali.

Kurasakan Luhan ingin memanggilku, dan dengan sigap aku berjalan kedepan dan memandangnya.

"Hmm? Kau mau berjalan-jalan?'' Tanyaku dan dia tersenyum manis.

"Tidak, untuk saat ini, oke? Ini masih musim dingin.'' Ujarku dan sepertinya dia mengerti.

Tears In December [BOYXBOY] [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang