For Love

315 17 3
                                    

HAPPY BIRTHDAY DEAR LULU 🎉🎉❤

❤ 520, Lu ❤

Happy Reading!

Sehun's POV

Aku merasakan tangan mungil yang mengusap pipiku secara teratur membuatku terbangun dari tidurku.

Bibir mungil itu kurasaan tengah mengecup bibirku sehingga aku membuka mataku. Hal itu membuatnya terkejut. "Sehun, kau sudah bangun?''

Aku terkekeh perlahan. Mebgeratkan pelukanku padanya. "Terima kasih untuk morning kissnya.''

Dia menunduk malu dan semakin menelususpkan wajahnya di dadaku. Aku menangkat wajahnya dan mulai mencium kembali bibir mungil yang terlihat sangat lezat itu.

Desahan itu lolos saat aku menelusupkan lidahku di dalam mulutnya. Ah, aku harus mengulanginya lagi bersama rusa kecilku ini.

Dia mendorongku untuk melepaskan ciuman ini dan yang membuatku bangga adalah dia kembali bersemu lucu. Gemas sekali melihatnya.

Luhan bangun dari tidurnya dan segera menggantungkan kakinya untuk turun dari ranjang. "Hunnie, Lulu mau mandi tapi tidak bisa turun. Pantat Lulu sakit.'' Ucapnya dengan nada yang imut serta bibir yang dimajukan beberapa senti.

Aku tertawa pelan serta iku duduk di sampingnya. "Tapi baby Lu suka dengan yang kemarin, kan?'' Tanyaku menggodanya.

Dia menundukkan wajahnya dan kulihat semburat merah yang manis di pipi gembilnya. "Iya..'' jawabnya pelan.

Aku tertawa dan dia mulai memukuli bahuku. "Hunnie jangan menggoda Lulu!'' Teriaknya seraya menyibakkan selimut yang menutupi kami dan berjalan tertatih menuju kamar mandi.

Aku terkekeh pelan melihatnya yang marah dengan postur menggemaskan seperti itu. Aku beranjak dari ranjang dan berpakaian, lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapan.

Ditengah kesibukan memasakku, aku merasakan tangan melingkar di pinggangkan serta kepala yang menyandar di punggungku.

Aku mematikan kompor dan berbalik menghadap orang itu. Mengusap pelan rambutnya dan memeluknya. "Ada apa denganmu, eoh?'' Tanyaku.

"Hunnie jangan tinggalkan Lulu.'' Ujarnya.

Aku tersenyum sendu kearahnya. Sudah lebih dari dua bulan aku tinggal dan memperlakukannya dengan baik, tapi perasaan takut ditinggalkan itu mungkin masih melekat padanya.

Aku melepaskan pelukannya dan membingkai kedua pipi gembilnya. "Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan selalu ada untukmu, Lu. Aku berjanji. Lulu juga tidak akan meninggalkan Hunnie, kan?'' Tanyaku dengan senyum lembut.

Dia tampak menundukkan kepalanya dan tubuhnya yang bergetar. "Lu? Lulu kenapa? Jangan menangis.'' Ucapku panik seraya memeluknya.

Dia menggeleng dalam pelukanku. "Maafkan Lulu, ya?''

Aku mengernyitkan alisku. Melepaskan pelukanku dan kembali memandangnya. "Apa maksudmu, Lu?''

Tak ada jawaban darinya. Hanya kedua sudut bibir yang tertarik dan menampakkan senyuman pedih. Hatiku serasa ditusuk saat memandang senyuman itu.

Tears In December [BOYXBOY] [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang