Chapter 8

52 6 0
                                    

Still flashback..

Aku memasuki kelas dengan senyum diwajahku " sepertinya si manusia patung ini sedang kerasukan hantu Mertyl Merintih seperti yang ada di film Harry Potter "  ujar Niall ,aku menatapnya tajam " diam kau!! Kau tak tahu apa-apa!! " ucapku sambil mendesis tajam.

Dan aku mendengar suara tawa yang lembut dan pelan dari arah luar kelasku kutengokkan kepalaku ke arah luar dan aku melihatnya bidadariku yang cantik tengah tertawa bersama dengan Harry

Aku tak tahu lelucon apa yang dikatakan oleh Harry, membuatnya tertawa hingga wajahnya memerah seandainya saja aku yang membuatmu tertawa seperti itu Bells tetapi apalah dayaku yang hanya manusia es tak punya perasaan

Bukannya membuatmu tertawa tetapi, malah membuatmu merasa terintimidasi. Terkadang aku iri dengannya ia bisa menjadi lelaki yang hangat, penyayang, romantis, dan humoris ia lelaki idaman semua perempuan bukan aku yang hanya mempunyai tiga sifat.

Yaitu keras, kaku, dan angkuh sangat berlawanan dengannya yang bisa membuatmu betah berada disampingnya ia lebih baik dariku kau pasti sangat nyaman dengannya Bells..

Hari demi hari aku menyimpan perasaan ini ,kau tak pernah tahu karena tertutup wajahku yang kaku dan selalu datar

Hatiku bersorak ketika aku mendengar saat Mrs. Colin menyebutkan namaku satu kelompok denganmu tapi, aku tak ingin ada yang tahu jika aku senang jadi seperti biasanya aku menutup kesenanganku dengan wajah datarku tanpa ekspresi. Maafkan aku jika aku berbicara ketus padamu

Aku hanya seorang pengecut yang bersembunyi di balik topeng wajah kaku ku. Aku yang memutuskan untuk kerja kelompok dirumahku kulihat kau tengah menyembunyikan senyummu ohh kenapa kau sembunyikan Bells aku ingin sekali melihat senyuman itu tersenyum ke arahku

Tetapi...

Esoknya kau tengah berjalan berdampingan dengan seorang lelaki hatiku panas Bells sangat panas ingin sekali aku menghapus laki-laki itu dari dunia ini

Aku menatap tajam ke arahmu tapi kau tak merespon sama sekali akupun menatap tajam ke arah lelaki itu seolah-olah esok ia tak akan bernapas sadar , dan tiba-tiba aku tersadar aku tengah diperhatikan oleh Emily akhirnya aku memutuskan untuk pergi menjauh dari sana dan pergi ke taman

Aku berteriak kencang " arrghhhh!!! Kenapa selalu ada saja yang menghalangiku!! " aku menggeram marah dan terduduk dibawah pohon mapple tua...

Amarahku mulai surut akupun bergegas menuju kekelas untuk melihat bidadariku tapi, apa yang kulihat?? Ternyata lelaki ituadalah anak baru di sekolah ini dan ia menawarkan diri untuk duduk disampingmu??

Dulu aku ingin sekali duduk disitu mengobrol denganmu bercerita tentang kesukaan kita, namun sepertinya tidak akan pernah..

Akupun beranjak dari sana dan pergi menuju kantin kudengar dari pihak sekolah hari ini free class. Ketika aku tengah berjalan di koridor aku berpikir lebih baik ke ruang musik terlebih dahulu untuk menenangkan pikiranku.

Skipp

Sesampainya disana aku langsung menuju ke tempat piano. Aku duduk disana sambil mengelus pelan tutsnya " hey para tuts maukah kalian bermain satu lagu bersamaku untuk mewakili perasaanku saat ini?? " aku tersenyum geli pada diriku sendiri aku seperti orang tidak waras berbicara dengan piano

Aku menarik napas dan mulai menekan tutsnya

Everybody's laughing in my mind

Rumors spreading 'bout this other guy

UnwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang